Kartini Masa Kini, Kiprah AKBP Novita Eka Sari: Srikandi Ketiga di Pucuk Pimpinan Polres Bantul

AKBP Novita Eka Sari menjadi Kapolres Bantul ketiga dari kalangan perempuan. (Dok. Polres Bantul)
AKBP Novita Eka Sari menjadi Kapolres Bantul ketiga dari kalangan perempuan. (Dok. Polres Bantul)

bernasnews — Semangat perjuangan R.A. Kartini dalam memperjuangkan emansipasi perempuan tak pernah padam. Di tengah derap zaman yang kian maju, nilai-nilai itu terus menyala dalam sosok-sosok perempuan tangguh.

Salah satunya AKBP Novita Eka Sari, Kapolres Bantul yang kini menjadi Srikandi ketiga yang pernah memimpin institusi kepolisian di wilayah tersebut.

Wanita asal Bengkulu kelahiran 1983 ini merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 2005. Ketegasan, kecerdasan, dan empatinya membawanya menapaki karier sebagai perwira menengah Polri, hingga kini dipercaya menakhodai Polres Bantul di bawah naungan Polda DIY.

“Peringatan Hari Kartini adalah momentum penting untuk mengubah stigma dan pandangan masyarakat terhadap peran perempuan. Ini memberikan inspirasi dan arahan bagi semua perempuan agar aktif dalam mempromosikan kesetaraan gender,” ujar Novita pada Minggu, 20 April 2025.

Kepemimpinan, Emansipasi, dan Peran Ganda Seorang Kartini Masa Kini

Ia menekankan bahwa perempuan masa kini harus mampu keluar dari kungkungan stigma lama: kasur, dapur, dan sumur. Di era teknologi dan perubahan sosial yang cepat ini, perempuan harus berani tampil, belajar, dan berkontribusi di segala lini kehidupan.

Namun, Novita juga mengingatkan bahwa emansipasi tidak berarti melupakan kodrat perempuan. “Perempuan tetap memiliki peran utama sebagai istri, ibu, dan penjaga keluarga. Keseimbangan antara peran publik dan domestik adalah tantangan tersendiri,” tegasnya.

Menjabat sebagai Kapolres bukan perkara mudah. Menurut Novita, memimpin di lingkungan maskulin seperti kepolisian membutuhkan lebih dari sekadar ketegasan.

Ia berupaya membuktikan bahwa perempuan juga mampu memberi kontribusi nyata melalui kinerja terbaik. Dalam kepemimpinannya, Novita turut melibatkan Polwan dalam berbagai kegiatan, mulai dari patroli bermotor hingga pengamanan unjuk rasa.

“Peluang sudah diberikan. Tinggal bagaimana kita, para perempuan, menangkap kesempatan itu dan membuktikan bahwa kita juga mampu,” ujarnya lugas.

Tantangan lainnya datang dari kehidupan pribadi. Menjadi istri sekaligus ibu dari seorang putra membuat Novita harus pintar membagi waktu. Di tengah padatnya tugas, ia tetap berupaya hadir untuk keluarganya.

“Sesibuk apa pun, saya tetap sempatkan menelepon anak-anak. Karena saya bukan hanya polisi, tapi juga ibu dan istri,” ungkapnya dengan mata berkaca.

Bagi Novita, menjadi Kartini masa kini berarti hadir dan memberi manfaat nyata di manapun berada — di rumah, tempat kerja, maupun di tengah masyarakat.

“Jadilah Kartini masa kini yang tidak hanya hebat secara pribadi, tapi juga bermanfaat bagi orang lain,” tutupnya dengan senyum mantap.***