bernasnews – Eross Candra yang lahir di Yogyakarta, 3 Juli 1979 adalah gitaris utama dan pendiri grup musik Sheila on 7. Sejak usia dini, dia telah menunjukkan minat yang mendalam terhadap musik, terutama gitar. Ia tumbuh dalam keluarga yang mencintai music. Ibunya seorang penyanyi, kakeknya seorang pemain saksofon, dan pamannya mahir bermain gitar. Pengaruh keluarga ini menumbuhkan kecintaannya pada musik sejak kecil. Ayahnya, yang merupakan seorang pembalap, memberinya nama “Eross” karena terinspirasi dari kata “cross”. Meski berasal dari dunia balap, sang ayah tetap mendukung minatnya di bidang musik.
Kecintaannya terhadap gitar dimulai ketika ia menonton video klip God Bless yang berjudul “Kehidupan”. Saat itu, ia lebih tertarik pada sosok Ian Antono, gitaris dalam band tersebut.
“Seorang gitaris tidak selalu harus ada di depan, bisa jadi dia adalah sosok misterius, tapi nanti ada bagian di mana dia harus bermain lead (melodi). Dari dulu saya lebih menyukai peran itu. Karena saya memang bukan orang yang memiliki tipikal seorang frontman,” kata Eross.
Pada usia 13 tahun, Eross menerima gitar pertamanya sebagai hadiah ulang tahun dari ayahnya. Gitar tersebut adalah sebuah gitar klasik dengan senar nylon bermerk Kawasaki, yang saat itu dibeli seharga sekitar Rp. 30.000. “Kawasaki, tapi nggak pakai oli samping, bukan 2-tak juga,” sambungnya sambil bercanda.
Sementara, gitar elektrik pertamanya adalah merk Teisco, yang merupakan warisan dari eyangnya. Ia belajar teknik dasar gitar klasik dari mendiang pamannya, meski akhirnya ia mengaku gagal dalam membaca not balok. “Saya gagal belajar membaca not balok. Tetapi saya percaya bahwa seseorang yang sudah terbiasa mendengarkan musik tidak akan mengalami banyak kesulitan ketika belajar memainkan instrumen. Karena secara intuisinya sudah jalan,” tambahnya.
Awal belajar gitar, Eross justru lebih memperhatikan gaya bermain gitaris idolanya. “Tidak seperti orang-orang, awal saya belajar gitar, saya malah belajar gimana gayanya duluan,” kenangnya, seraya menambahklan, lagu pertama yang ia mainkan adalah “I’ll Remember You” dari Skid Row, karena menurutnya lagu itu sederhana dan tidak banyak bagian yang sulit.
Selain dikenal sebagai musisi berbakat, Eross juga merupakan sosok yang hidup sederhana. Ia tidak pernah terlena dengan popularitas yang diraihnya, tetap rendah hati, dan ramah kepada siapa pun yang ia temui. Sikapnya yang hangat dan mudah bergaul membuatnya dihormati oleh banyak orang di dalam maupun di luar industri musik. Tak hanya itu, Eross juga dikenal sebagai pribadi yang rajin beribadah, selalu mengutamakan spiritualitas dalam kehidupannya.
Eross adalah pecinta gitar vintage (antik), terutama dari merek Fender dan Gibson. Salah satu gitar favorit yang sering dia gunakan adalah Fender Telecaster, yang ia pilih sebagai senjata andalannya karena memiliki karakter suara yang khas, jernih, dan tajam, sangat cocok untuk permainan gitar rythm dan melodi yang dia terapkan dalam lagu-lagu Sheila on 7.
“Gitar saya ibaratkan seperti gift dari Tuhan, perpanjangan dari anggota tubuh saya untuk menjadikan saya manusia yang lebih baik,” ungkapnya ketika ditanya arti gitar baginya.
Selain gitar, pria berusia 46 tahun ini juga dikenal sebagai pecinta Vespa. Ia menyukai skuter klasik ini karena desainnya yang ikonik serta nyaman dikendarai. Kecintaannya terhadap “montor lawas” ini juga mencerminkan kepribadiannya yang menyukai hal-hal bernilai klasik dan timeless.
Saat duduk di bangku kelas 1 SMA, dia bergabung dengan Dizzy Band bersama Icha dan Adhit dari Jikustik. “Saya mulai merasakan bermain musik dibayar itu ketika SMA, bersama band Dizzy,” kenangnya.
Melalui pertemanan dengan Sakti dan Anton, ia kemudian berkenalan dengan Adam dan Duta. Pada 6 Mei 1996, mereka membentuk band bernama Sheila Gank, yang kemudian berganti nama menjadi Sheila on 7 setelah menandatangani kontrak dengan Sony Music Entertainment Indonesia pada tahun 1998. Nama “Sheila” diambil dari bahasa Celtic yang berarti musikal, dan “on 7” merujuk pada tujuh tangga nada dalam musik.
Sebagai gitaris dan pencipta lagu utama, Eross berperan penting dalam kesuksesan Sheila on 7. Lagu-lagu ciptaannya seperti “Dan”, “Sephia”, “Pejantan Tangguh” dan “Melompat Lebih Tinggi” menjadi hits besar dan dicintai oleh banyak orang. Beberapa karya lagunya untuk artis lain, seperti Memes, Rio Febrian, dan Tasya, lagu “Bendera” yang dipopulerkan oleh grup band Cokelat, serta menggarap soundtrack film seperti “30 Hari Mencari Cinta” dan “Gie”. Ia juga berperan dalam penulisan lagu “Menghapus Jejakmu” yang dipopulerkan oleh Peterpan (sekarang NOAH).
“Dari dulu saya nggak pernah membayangkan yang berat-berat tentang musik, apalagi kalau ditanya tentang filosofi musik. Pokoknya saya jalani, saya suka, ya udah, saya lakuin ajalah. Itu, seperti itu. Saya menyenanginya, saya mencintainya, bahkan di titik itu mungkin tidak menghasilkan saya akan tetap bermain musik,” ungkap Eross.
Baginya, musik adalah kebutuhan yang tak tergantikan. “Saya bermusik karena musik itu adalah kebutuhan saya sebagai manusia. Entah itu menciptakan atau hanya sekedar mendengarkan” imbuhnya ketika ditanya tentang filosofi musik.
Gaya permainan gitarnya yang khas dan kemampuannya dalam menulis lagu telah menjadikannya panutan bagi banyak gitaris di Indonesia. Ia dikenal dengan permainan gitar yang emosional dan teknik yang mumpuni, serta kemampuannya dalam merangkai kata-kata menjadi lirik yang menyentuh hati.
Dalam dunia gitar, ia mengidolakan Ritchie Sambora dari Bon Jovi, baik dari segi permainan maupun sound-nya. Juga Stevie Ray Vaughan yang telah banyak menginspirasinya. “Kalau untuk gitaris dalam negeri sih jelas Mas Ian Antono dan Pay Burman, karena saya suka God Bless dan Slank dari dulu. Dewa Budjana dari band Gigi saya juga suka,” tambahnya.
Melalui perjalanan kariernya, pria berzodiak Cancer ini telah membuktikan bahwa dengan passion dan dedikasi, seseorang dapat memberikan dampak yang besar dalam industri musik dan menginspirasi generasi berikutnya.
Di balik kesuksesannya dalam blantika musik bersama Sheila on 7, ia adalah sosok suami dan ayah yang sangat mencintai keluarganya. Pernikahannya dengan Sarah Diorita sejak tahun 2009 jauh dari gosip dan sorotan media. Mereka menjalani kehidupan nan harmonis, membangun keluarga dengan prinsip kesederhanaan dan kasih sayang.
Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai seorang putra bernama El Pitu Candra, yang lahir pada 10 Februari 2011. El dikenal sebagai anak yang cerdas, pendiam, dan memiliki sikap yang santun. Pasangan suami istri ini memilih untuk mendidik anak semata wayangnya melalui home schooling, memberikan kebebasan belajar yang lebih fleksibel dan sesuai dengan nilai-nilai keluarga mereka.
Sebagai seorang ayah, Eross sangat dekat dengan El. Meski sibuk dengan jadwal pentas di dunia musik, ia selalu menyempatkan waktu untuk bermain dan menghabiskan waktu bersama keluarganya. Dalam berbagai kesempatan, Eross sering terlihat menikmati momen kebersamaan dengan El, baik itu di rumah, saat berlibur, atau sekadar berbagi hobi bersama.
Salah satu kunci keharmonisan keluarga Eross adalah kesederhanaan dan komunikasi yang baik. Meskipun ia seorang musisi terkenal dengan banyak pencapaian, kehidupan pribadinya tetap bersahaja. Ia lebih memilih menghabiskan waktu di rumah bersama istri dan anaknya dibandingkan dengan kehidupan gemerlap selebriti.
Sarah, sebagai istri, juga memainkan peran besar dalam menjaga keseimbangan keluarga. Ia adalah sosok yang tenang dan penuh pengertian, selalu mendukung suaminya dalam perjalanan kariernya. Kehangatan dan ketulusan Sarah membuat rumah tangga mereka tetap harmonis dan jauh dari konflik dan isu miring.
Selain itu, nilai-nilai spiritual juga menjadi pegangan utama dalam keluarga ini. Eross dikenal sebagai pribadi yang rajin beribadah, dan ia menanamkan nilai-nilai tersebut dalam keluarga kecilnya. Meski tidak sering membagikan kehidupan pribadinya di media sosial, keharmonisan keluarganya dapat terlihat dari bagaimana ia menjalani hidup yang penuh keseimbangan antara karier, keluarga, dan hobinya seperti mengoleksi gitar vintage dan Vespa.
Keluarga kecil Eross Candra adalah contoh nyata bahwa kebahagiaan tidak selalu diukur dari popularitas atau materi, tetapi dari ketulusan, kebersamaan, dan cinta yang tulus.
Kunjungan kami ke kediamannya di kawasan Bulusan, Jalan Kaliurang, Sleman, Yogyakarta, pekan kedua Februari 2025 bertepatan dengan hari ulang tahun El yang ke 14. Selamat ulang tahun, El! Semoga di usianya yang semakin bertambah, ia tumbuh menjadi pribadi yang sukses, berakhlak mulia, serta memberikan manfaat bagi keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Sebagai anak dari seorang musisi besar, akankah El mengikuti jejak sang ayah di dunia musik? Hanya waktu yang dapat menjawab. Yang pasti, dengan karakter dan etos belajar yang tinggi, masa depan cerah menantinya.
Sukses dan sehat selalu untuk Eross Candra dan keluarga besar Sheila on 7. (mar/Elias Eke, HELENA MENULIS Bantul, Yogyakarta)