bernasnews — Jogja sebutan popular untuk Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan daerah yang dihuni oleh orang yang berasal dari seluruh pelosok negeri bahkan manca negara. Jogja daerah istimewa dengan segudang tempat wisata yang unik untuk di nikmati di pagi hari, siang ari, sore hari bahkan malam hari (noctourism).
Noctourism merupakan trend wisata yang berfokus pada perjalanan malam. Meskipun terdengar tidak biasa, jenis wisata ini sangat diminati, dan semakin banyak orang yang tertarik untuk mencobanya. Noctourism merupakan paket wisata yang menawarkan pengalaman berwisata di malam hari, mulai dari pemandangan alam (suasana malam hari), melihat benda langit bahkan pemandangan kota di malam hari.
Noctourisme muncul dan menjadi trend bukan karena tiba-tiba, tetapi disebabkan oleh berberapa factor antara lain: Pertama, Perubahan Iklim, Perubahan iklim dapat mempengaruhi pola cuaca dan siklus aktivitas masyarakat dalam beberapa situasi tertentu. Misalnya, cuaca ekstrem atau ketidakpastian cuaca dapat menyebabkan perilaku berubah karena orang lebih suka keluar di malam hari untuk menghindari panas atau hujan di siang hari.
Kedua, Kualitas Penerangan, kualitas penerangan, baik dari cahaya buatan maupun alami, dapat menciptakan suasana yang menarik untuk beraktivitas. Tempat-tempat yang memiliki pencahayaan yang baik dan atraksi yang indah cenderung lebih menarik bagi pengunjung. Ketiga, Acara Budaya dan Tradisi, Beberapa budaya memasukkan kegiatan malam sebagai bagian dari tradisi dan perayaan, yang sering diadakan di bawah cahaya bulan atau bintang, membuat suasana malam lebih menarik dan berwarna.
Jogja menjadi salah satu tujuan wisata noctourism, bukan tanpa alasan, beberapa faktor yang menjadi alasan mengapa Jogja menjadi salah satu tujuan noctourism adalah: Pertama, Lokasi Jogja Strategis dan Unik, Jogja menawarkan atraksi dengan kombinasi, agama, budaya dan modernitas yang khas (dulu ada sekatenan, acara menggabungkan, agama, tradisi dan buadaya dengan modernitas).
Kedua, Kuliner malam, Jogja memiliki segudang kuliner yang dapat dinikmati dimalam hari Gudeg, angkringan dan lesehan di sepanjang jalan Malioboro. Ketiga, Keberagaman tempat wisata, Jogja memiliki tempat yang tepat untuk semua jenis pengunjung, mulai dari yang muda sampai yang tua, dari yang ingin bersantai sampai yang mencari pengalaman baru.
Dalam perjalanannya Jogja noctourism telah berkembang, menunjukkan bahwa Jogja ini telah menjadi pilihan utama bagi orang-orang yang mencari pengalaman luar kota di malam hari. Namun jika dilihat dari banyaknya atraksi malam hari, Jogja noctourism sepertinya belum optimal. Hal ini dapat dilihat di beberapa tempat yang mestinya jumlah dan frekuensi kunjungannya meningkat belum dapat dipotimalkan, karena para wisatawan masih kebingungan mencari pertunjukan pasti di malam hari kecuali hanya sekedar menikmati pemandangan alam atau suasananya saja.
Jogja noctourism dapat didesain selain sekedar menikmati suasana alami malam hari, tetapi dapat didesain dengan pertunjukan budaya yang rutin. Oleh karena itu dalam rangka optimalisasi Jogja noctourism, tempat- tempat atraksi noctourism tertentu perlu calender pertunjukan, sehinga para wisatawan yang datang dapat menikmati noctourism di Jogja dengan pasti, bahkan wisatawan yang akan datang ke Jogja dapat merencanakan kunjungan untuk noctourism jauh-jauh hari.
Noctourism di Jogja yang masih perlu di optimlakan misalnya Candi Prambanan dengan penambahan frekuensi pentas Ramayana, Kraton dengan pagelaran tarian dan wayang, Malioboro dengan optimalkan pertunjukan seni dari komunitas seniman Jogja, Gunung Merapi dengan pertunjukan budaya, Pasar Seni Gabusan dengan pentas budaya, Bukit Suroloyo, Bukit Bintang, Gunung Api Purba dan Tebing Breksi dll, dapat didesain pertunjukan dengan jadwal, bulanan, mingguan, bahkan pertunjukan harian. (Dr. Jumadi, SE, MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Widya Mataram & Pengurus ISEI Yogyakarta)