bernasnews — Ini adalah kisah nyata sekitar 5-6 tahun lalu tentang fenomena problematika yang dihadapi oleh sebagian besar Mahasiswa strata 1 (S-1) yang akan menulis skripsi. Bagi banyak mahasiswa yang sudah pada tahapan akhir pembelajaran di kampus, alias akan menempuh Sidang Sarjana, penulisan skripsi sering kali menjadi halangan utama.
Skripsi seolah menjadi batu ganjalan yang menjadi momok menakutkan yang harus dihadapi seorang mahasiswa. Ini adalah etape tersulit yang dirasakan oleh sebagian besar mahasiswa, karena dalam penulisan skripsi terdapat sejumlah faktor yang menentukan seperti kesulitan mencari tema penelitian, memperoleh data yang dibutuhkan, kejenuhan dalam tema tertentu yang sudah dipilih oleh mahasiswa lainnya, bahkan beragamnya ide dan kemauan dosen atas topik tertentu.
Pada ranah ilmu ekonomi misalnya, kebingungan memilih tema skripsi yang baru yang berbeda dengan tema sebelumnya yang sudah diteliti oleh mahasiswa lain, umumnya menjadi persoalan pertama yang dihadapi mahasiswa. Mengapa demikian ? Jawabannya adalah sudah terlalu banyak tema skripsi di ranah ilmu ekonomi yang menulis tentang manajemen pemasaran, manajemen keuangan, manajemen operasi dengan berbagai permasalahannya, termasuk permasalahan sumber daya manusianya.
“Bingung memilih tema skripsi yang beda dengan yang sudah ada, sudah banyak skripsi bidang manajemen menulis permasalahan pemasaran, sumber daya manusia, keuangan, dan manajemen operasi. Ini Dosen Pembimbing malah mengarahkan kita untuk ambil tema baru tentang perbankan dan inklusi keuangan,” ungkap sekelompok mahasiswa tingkat akhir sebuah perguruan tinggi di Kota Pelajar, sesaat keluar dari ruang Dosen.
Tampak kegalauan mendalam yang tergambar dari raut wajah mereka. Kegundahan menyeruak di alam pikiran mereka, apakah mereka mampu menulis skripsi dengan tema seperti itu? Di mana mereka dapat memperoleh data dan informasi yang memadai?
Itulah realita problematika di kampus tempat saya mendedikasikan diri sebagai seorang pengajar. Tak terhitung, sudah begitu banyaknya tema tentang manajemen yang sudah menjadi topik bahasan pada skripsi mahasiswa, sehingga banyak mahasiswa yang akan menulis skripsi seolah tidak mendapat celah untuk mengulik permasalahan baru.
Di tengah pergolakan hati yang terus menerpa, Allah SWT memberi jalan keluar. Proposal permohonan bantuan program sosial (CSR) kampus tempat kami mengajar untuk lebih meningkatkan kualitas perpustakaan mendapat lampu hijau dari Bank Indonesia (BI) melalui program BI Corner. Program sosial BI untuk mendukung dunia pendidikan di tanah air. Gusti Allah memang mboten sare.
Keberadaan BI Corner di kampus kami sungguh menjadi solusi dari kebuntuan pemilihan tema skripsi untuk para mahasiswa yang akan memilih tema skripsi. Dengan desain ruang yang nyaman untuk para milenial, ditambah koleksi buku-buku dan literatur bertema finansial, perbankan, enterpreuneur dan kisah inspiratif, dilengkapi adanya fasilitas pendukung seperti sofa modern, komputer dan televisi.
Juga berhasil membangun spirit gemar membaca di kalangan mahasiswa yang ingin memperluas wawasan keilmuannya, selain untuk keperluan mencari tema skripsi. Spirit yang terasa mulai terkikis di kalangan mahasiswa. Hal menarik yang membuat BI Corner menjadi tempat visit favorit mahasiswa adalah adanya updating data dan kiriman buku-buku terbaru dari BI yang berkesinambungan, serta adanya layanan iBI Library bagi para mahasiswa yang dapat diunduh melalui aplikasi playstore di smartphone.
“Keberadaan BI Corner sangat mendukung Tridarma Perguruan Tinggi, terutama dalam penelitian, skripsi, dan pengabdian tidak hanya kepada civitas akademika kampus, tetapi juga bagi siswa SMA/SMK serta guru-guru mereka yang sedang berkunjung ke kampus. Selain itu, juga bermanfaat mendukung terpenuhinya sertifikasi kompetensi perbankan dan penguatan mata kuliah bank, lembaga keuangan, dan kebijakan moneter di mata kuliah yang ada,”gumam saya dalam hati.
Memang keberadaan BI Corner banyak manfaatnya bagi kampus tempat saya mengajar, bahkan saat ini mulai dirasakan manfaatnya bagi mahasiswa di luar kampus kami, yang akan melakukan penelitian, menulis skripsi, serta membutuhkan informasi terkait dengan fungsi kebanksentralan dan data yang terkait.
Saya berharap, semoga banyak lembaga-lembaga lain di Indonesia yang memiliki atensi yang sama, membangun generasi penerus bangsa yang berkualitas dan berdedikasi tinggi untuk terus membangun negeri Indonesia tercinta. (Dr. Suparmono, M.Si, Ketua STIM YKPN Yogyakarta/ Pengurus ISEI Cabang Yogyakarta/ Peneliti Senior Sinergi Visi Utama Consulting)