BERNASNEWS. COM — Kaum muda menghadapi tiga tantangan besar yang harus disadari dan disikapi secara cepat dan tepat. Pertama, momen bonus demografi yang dapat berlalu dengan menyisakan kesenjangan tinggi. Kedua, kondisi pandemi yang berimbas pada penyusutan pasar kerja dan tingginya angka PHK. Ketiga, dampak digitalisasi pada pasar kerja dan juga terhadap ketergantungan teknologi informasi, sehingga proses berpikir menjadi dangkal.
Kedangkalan tersebut harus dilawan dan bahkan diberantas dengan pemberdayaan kaum muda. Hal ini penting dilakukan agar momen bonus demografi, peluang usaha di masa pandemi, serta digitalisasi, dapat dimanfaatkan secara optimal dan tidak menyisakan dampak negatif. Upaya yang dapat dilakukan untuk pemberdayaan kaum muda adalah dengan penyetaraan pendidikan. Data statistik menunjukkan bahwa masyarakat kelas bawah menamatkan pendidikan hingga SMP/sederajat saja (BPS, 2021). Jika kondisi ini dibiarkan maka kesenjangan pada momen bonus demografi akan menjadi keniscayaan.
Pemerintah sebaiknya mengeluarkan regulasi tegas mengenai kewajiban anak muda menamatkan pendidikan sampai tingkat sekolah menengah atas atau sederajat. Regulasi tersebut sebaiknya diimbangi dengan solusi berupa penyediaan sekolah secara gratis. Kurikulumnya perlu dirancang khusus untuk meningkatkan keterampilan dalam berwirausaha. Maka, kaum muda akan memiliki kepekaan dalam menjawab peluang usaha yang muncul. Pemerintah perlu menggandeng praktisi yang relevan untuk ikut memberikan pelatihan dalam program sekolah pemberdayaan ini, agar para murid memiliki jejaring dan wawasan yang kontekstual.
Implementasi Kampus Merdeka juga dapat menjadi sarana dalam upaya pemberdayaan kaum muda. Meski di Indonesia jumlah pemuda yang mengenyam bangku kuliah masih relatif rendah, yaitu hanya sebesar 25,56 persen (BPS, 2021), namun tetap akan berbuah maksimal. Para mahasiswa harus diberdayakan secara tepat melalui program humanisasi yang sistematis. Pemberdayaan melalui program ini, akan memunculkan semangat youth support youth atau kaum muda mendukung kaum muda. Dengan demikian, yang dimunculkan adalah semangat berbagi dari pemuda yang memiliki privilege untuk berkuliah terhadap pemuda yang belum memiliki kesempatan yang sama.
Berikut beberapa program dalam Kampus Merdeka yang relevan untuk pemberdayaan kaum muda, yaitu program “Membangun Desa”, melalui program ini mahasiswa diajak turun langsung ke lapangan, dan bekerja sama dengan organisasi kepemudaan yang ada untuk memaksimalkan potensi desanya atau memunculkan potensi baru bagi pengembangan desanya. Selanjutnya, Proyek Kemanusiaan, dapat dilakukan dengan melihat fenomena banyaknya anak muda yang berkeliaran di jalanan, kemudian melakukan aksi nyata yang relevan dan berdampak bagi pemuda di jalanan tersebut melalui program-program pemberdayaan yang diinisiasi oleh kaum muda.
Program lainnyaa adalah Wirausaha, dengan mengembangkan usaha di bawah bimbingan profesional berlandaskan semangat gotong royong serta melalui gerakan akar rumput. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan banyak pihak terutama kaum muda dari kelas bawah untuk memiliki penghasilan dan membuat mereka lebih berdaya. Ketiga program tersebut, tentu membutuhkan semangat kerendahan hati dari diri mahasiswa untuk mau terjun langsung dan melihat secara lebih dekat berbagai fenomena dan isu sosial yang terjadi, secara khusus yang menimpa individu lain sepantaran dengan mereka.
Kampus perlu menindaklanjuti, diawali dengan program pendampingan bagi mahasiswa untuk menumbuhkan kesadaran dan meningkatkan keterampilan. Dengan demikian kedangkalan berpikir yang menghantui mahasiswa dewasa ini juga dapat dikikis secara sistematis, karena sejatinya pemberdayaan kaum muda sangat dibutuhkan untuk berbagai level status sosial. Kolaborasi dan sinergi dari pemerintah dan kampus yang melibatkan praktisi seperti yang telah dijelaskan di atas, diharapkan mampu menjawab kebutuhan dasar untuk menyongsong masa depan Indonesia yang lebih berdaya, yakni dengan mempersiapkan sumber daya manusianya.
Upaya pemberdayaan yang ditawarkan dalam tulisan ini masih sangat perlu diperdalam dan dipikirkan secara matang. Selain itu, harapannya ide dari tulisan ini dapat mematik ide-ide lain yang relevan dengan kondisi faktual di lapangan yang sedang kita hadapi bersama. Salam Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh. (Januari Ayu Fridayani, Dosen Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta)