Opini  

Pertumbuhan Ekonomi Jateng 7 Persen

BERNASNEWS.COM –Meskipun kecenderungan perekonomian global yang tumbuh melambat, khususnya mitra dagang utama Jawa Tengah selama kuartal III 2019, seperti Amerika Serikat yang tumbuh hanya 2,1 persen dan Republik Rakyat China yang tumbuh 6,0 persen-laju terlemah selama tiga periode-serta Jepang tumbuh 0,2 persen, namun Jawa Tengah masih memiliki kemampuan dalam mempertahankan laju inflasi rendah sepanjang tahun 2019 yang berkisar antara 0,01 hingga 0,45 persen. Sehingga dampaknya sangat signifikan dalam memicu pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah, yang tercatat 5,42 persen.

Apalagi jika laju inflasi ini bisa dipertahankan rendah sepanjang tahun 2020 hingga 2023, maka berimplikasi pada menguatnya kamampuan daya beli masyarakat. Dan jika tidak ada gangguan perekonomian Jawa Tengah yang berarti maka dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi pada tahun 2020 hingga 2023.

Hal tersebut juga didukung fakta bahwa sumber pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah selama triwulan III 2019 terutama berasal dari Sektor Pengeluaran Rumah Tangga (PRT). Hal ini tercermin dari sumber PRT yang tumbuh 2,44 persen dari Pertumbuhan Ekonomi sebesar 5,66 persen.

Trend Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah tahun 2017 hingga 2019 yang tumbuh dari 5,17 persen hingga 5,66 persen memberikan bukti bahwa Ekonomi Jawa Tengah terus tumbuh positif dan menguat. Di samping itu, kekuatan sektor riil baru, seperti Sektor Pariwisata dan Subsektor Ekonomi Kreatif yang terus meningkat pertumbuhannya dengan kontribusi meskipun masih relatif rendah (1,6 persen), tetapi pertumbuhannya sangat tinggi (9,66 persen) sepanjang triwulan III 2019 menjadikan daya dukung yang bisa diandalkan dalam mencapai keniscayaan Pertumbuhan Ekonomi 7 persen pada tahun 2023, seperti yang dicanangkan oleh pemerintah pusat.

Memang beberapa kendala bisa saja menghambat Pertumbuhan Ekonomi 7 persen bagi Jawa Tengah di masa mendatang terutama dihadapkan pada melemahnya Sektor Industri Pengolahan (Manufaktur) yang menjadi andalan seperti Subsektor Industri Rokok Kretek, Subsektor Industri Tekstil dan Subsektor Industri Pengolahan Kayu (Furniture). Akan tetapi hal ini bisa tertutupi dengan adanya kepindahan sejumlah Pabrik dari Wilayah Jawa Barat ke Jawa Tengah, dewasa ini. Selain itu, kekuatan sektor pertanian yang masih bisa tumbuh lebih tinggi lagi pada saat ini dan masa mendatang memperkuat argumen pencapaian Pertumbuhan Ekonomi 7 persen pada tahun 2023.

Berbagai langkah dan strategi telah dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mencapai target 7 persen Pertumbuhan Ekonomi tahun 2023. Salah satunya mengenjot investasi sebagai sektor utama untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. (www.beritasatu.com, ”Melawan Pesimisme Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen.”).

Selama triwulan I-III tahun 2019 ini, Provinsi Jateng telah mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp 47,24 triliun. Ini memicu tumbuhnya ekonomi Jawa Tengah tahun 2020 hingga tahun 2023 (www.antaranews.com,13 Januari 2020).

Realisasi belanja APBN Jawa Tengah semester I 2019 sebesar Rp 16,029 triliun atau 39,57 persen dari target Rp 40,506 triliun lebih baik dibanding tahun lalu yang hanya 33,54 persen. Kecenderungan posiitif ini jika dapat dipertahankan pada tahun 2020 dan terus ditingkatkan hingga tahun 2023, maka dapat memicu pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang lebih tinggi dari keadaan tahun 2019, yang tercatat sebesar 5,66 persen.

Solusi Masalah

Permasalahan pencapaian pertumbuhan ekonomi 7 persen bagi Jawa Tengah memang tidak mudah dan perlu kerja keras dan kerja cerdas dengan mengupayakan berbaga hal, di antaranya: (1) menggenjot investasi; (2) mempertahankan laju inflasi rendah; (3) meningkatkan realisasi belanja pemerintah untuk sektor riil yang mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi seperti Sektor pariwisata dan Subsektor Ekonomi Kreatif, maka keniscayaan Pertumbuhan Ekonomi 7 persen akan tercapai Jawa Tengah di tahun 2023. Semoga. (Ir Laeli Sugiyono MSi, Statistisi Madya pada BPS Provinsi Jawa Tengah)