Opini  

Mengoptimalkan Pembelajaran Matematika dengan Metode Daring

BERNASNEWS.COM –Selama ini pembelajaran dengan tatap muka menjadi model pembelajaran yang paling efektif karena telah dilaksanakan di sekolah selama beberapa waktu dan menjadi pilihan utama hingga saat ini. Pandemi Covid-19 yang melanda berbagai belahan dunia dalam beberapa bulan ini telah mengubah kebiasaan berbagai aspek kehidupan, tidak terkecuali pembelajaran di sekolah. Metode pembelajaran klasik dengan tatap muka yang selama ini menjadi andalan di sekolah dan luar sekolah mendadak harus berubah drastis dengan model daring (online).

Di antara guru mata pelajaran di sekolah, guru mata pelajaran Matematika menghadapi kendala metode pembelajaran yang tidak mudah. Selama ini mata pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap momok bagi siswa. Dengan pembelajaran tatap muka biasa saja banyak siswa yang mengalami kesulitan, apalagi jika dilaksanakan secara daring.

Pembelajaran Matematika yang ideal harus memperhatikan perbedaan kecepatan berpikir, daya juang, gaya belajar anak, minat dan motivasi anak. Meskipun metode daring merupakan metode pembelajaran baru dan banyak kendala, namun seorang guru Matematika harus mampu membangun kreativitas agar proses pembelajaran tetap berjalan menarik dan efektif.

CL Dillon and C.N Gunawardena (1995) menyebutkan, ada tiga hal yang akan menentukan efektivitas dalam pembelajaran jarak jauh. Pertama, teknologi. Dalam hal ini guru dan siswa harus punya akses yang mudah terhadap jaringan dengan waktu seminim mungkin. Kedua, karakteristik pengajar. Guru sebagai pengajar memegang peranan penting dalam efektivitas pembelajaran secara daring. Ketiga, karakteristik siswa sendiri. Setiap siswa memiliki karateristik spesifik yang harus dipahami oleh guru.

Karakteristik yang kompleks dan membutuhkan daya abstraksi yang tinggi, mengharuskan guru Matematika memilih pendekatan yang tepat dalam menyampaikan materi. Dienes (1969) menyatakan bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran Matematika, antara lain (1) pengetahuan tidak diterima secara pasif. Pengetahuan dibentuk atau ditemukan secara aktif oleh anak. (2) Siswa mengkonstruksi pengetahuan yang baru melalui proses refleksi terhadap pengetahuan dan ketrampilan yang diperolah yang dilakukan secara fisik dan mental.

Mereka berpikir dan bernalar untuk menemukan pola, keterkaitan dan pola serta membentuk generalisasi dan abstraksi. Dalam hal ini anak harus terlibat aktif dalam refleksi, dialog atau diskusi baik dengan diri sendiri maupaun orang lain termasuk guru dan sumber-sumber yang relevan.

Pemilihan media daring harus mampu mengakomodasi semua komponen yang ada dalam pembelajaran Matematika, yaitu adanya materi yang sesuai tujuan pembelajaran, metode pembelajaran yang sesuai, adanya forum diskusi, penugasan dan penilaian.

Untuk menyematkan materi pembelajaran Matematika daring dapat menggunakan suatu web, blog, moodle atau learning managent system (LMS). Dalam hal ini dapat menggunakan media pembelajaran yang sudah ada seperti JBCLASS, Ruang Guru, Quipper, Zenius, Edmodo atau masih banyak lagi.

Presensi online dapat digunakan google form, memperhatikan peserta lewat bilik forum chat, atau bilik partisipan yang ada dalam LMS yang dipakai. Untuk pengemasan materi, hendaknya memperhatikan bentuk bahan ajar yang sesuai gaya belajar anak, yaitu berupa teks atau video pembalajaran.

Untuk tatap muka dapat digunakan media seperti Zoom, Webex, Skype, Google Meet, Hangout dan masih banyak lagi. Tatap muka secara tidak langsung dapat juga dilaksanakan dengan menayangkan bahan ajar berupa word atau powerpoint yang diisi suara dari guru yang bersangkutan. Tatap muka dalam pembelajaran Matematika dapat memanfaatkan whiteboard virtual yang disiapkan media Zoom, Webex atau powerpoint.

Untuk “spidol”nya, kita bisa menggunakan pen to tablet dari berbagai merek seperti yang digunakan Mario Teguh. Whiteboard ini dapat membantu guru Matematika dalam menjelaskan materi yang sulit. Dengan sarana ini diharapkan dapat sedikit mengobati kerinduan siswa pada gurunya.

Dalam pembelajaran Matematika juga harus menyediakan forum diskusi. Untuk forum diskusi bisa menggunakan media populer yang biasa digunakan yaitu line, whatshap, telegram, atau forum diskusi yang disiapkan LMS.

Hal yang tidak kalah penting dalam proses pembelajaran adalah penilaian. Penilaian terdiri dari penilaian pengetahuan dan ketrampilan. Penilaian dapat dilaksanakan secara langsung dalam video konferensi atau menggunakan media Quizizz, schoology, google formulir, kahoot, wordquiz, atau yang lainnya. Untuk penilaian secara onlilne dapat dilakukan dengan menugaskan peserta membuat video pembahasan soal yang diambil dari soal-soal ujian nasional atau ujian seleksi masuk perguruan tinggi negeri yang relevan.

Untuk menghemat resoursis, dapat menggunakan youtobegoogle drive, dropbox atau one drive sebagai sarana untuk mem-publish hasil karya siswa. Pembuatan video pembahasan soal ini dapat  ditempuh beberapa langkah yaitu pembimbingan dalam pemilihan soal yang sesuai, menilai kebenaran dari jawaban yang telah dibuat dan bimbingan teknis untuk mengupload bahan ke media yang disepakati. (Maria Erna Wati M.Pd, Guru Mata Pelajaran Matematika SMA Negeri 7 Yogyakarta)