Opini  

Ramadhan dalam Pandemi

BERNASNEWS.COM – Sudahkah kita bersyukur hari ini? Kita patut mengucapkan rasa syukur atas nikmat-Nya yang telah mempertemukan kita kembali di bulan Ramadhan yang penuh keberkahan, rahmat dan ampunan. Bulan Ramadhan adalah momentum yang tepat bagi kita untuk melatih, mengolah dan meningkatkan rasa syukur atas nikmatNya yang luar biasa ini.

Di saat inilah ibadah merupakan sarana terbaik untuk kita mengungkapan rasa syukur dimana setiap amal ibadah yang kita jalankan Insya Allah akan dilipatgandakan ganjaran pahalanya.

Bulan Ramadhan adalah momen dimana manusia dapat meningkatkan kualitas kehidupan dalam berbagai aspek, tidak hanya aspek ibadah namun juga aspek-aspek sosial. Setiap kita mempunyai cara yang berbeda-beda dalam memaknai bulan suci Ramadhan, apalagi melihat kondisi yang tengah kita hadapi saat ini dengan rasa keprihatinan dan kewaspadaan akan paparan virus corona baru SARS-Cov-2.

Namun meski suasana pandemi belum berhenti, saya melihat masyarakat tetap berusaha hikmat menjalankan aktivitas ibadah di bulan suci ini. Kehikmatan ini diwujudkan meskipun ibadah tersentralisasi di rumah masing-masing, sehingga ibadah terasa lebih personal.

Di sinilah sebenarnya kita diuji bagaimana dapat mengolah hati dalam menjalankan segala kewajiban dengan rasa syukur dan hati yang ikhlas. Dalam buku hasil kolaborasi dengan “Komunitas Kolaborasi Tridharma PT” dengan judul “Mutiara Ramadhan” yang akan terbit dalam waktu dekat ini, saya mencoba untuk menuangkan tulisan dengan judul Optimalisasi Rasa Syukur di Bulan Ramadhan yang akan saya ulas sedikit di sini.

Ramadhan kali ini tetap spesial, semua adalah tergantung pada bagaimana kita mensyukuri setiap apa pun yang telah ditetapkan olehNya. Jika rasa syukur di hati kita terpelihara dengan baik, maka ini dapat mengantar manusia untuk menerima setiap anugerah dengan penuh keikhlasan tanpa menggerutu dan keberatan sekecil apapun nikmat itu.

Menyadari betapa pentingnya kewajiban kita untuk bersyukur atas setiap nikmat dari Allah SWT, maka setidaknya kita punya cara untuk bersyukur itu sendiri serta mengoptimalkannya di momen Ramadhan ini.

Di tengah pandemi saat ini, kondisi kita tidak lagi sama seperti sediakala, banyak ujian yang harus dilalui dengan pikiran dan hati yang tenang. Ketika mampu mengolah rasa, disanalah kita akan merasakan hikmah dan nikmat di balik apa yang sudah ditetapkanNya.

Lantas persoalan yang terjadi saat ini akan memperlihatkan secara tidak langsung hati mana yang senantiasa masih bersyukur ketika ditimpa masalah apapun, seumpama air di relung lautan yang sangat dalam, tidak tergoyahkan oleh apapun. Tidak ada putus asa, tidak ada keluh kesah yang berkepanjangan karena kebahagiaan bukanlah apa yang terjadi pada kita melainkan bagaimana kita menilai apa yang terjadi pada kita kemudian memaknainya.

Mengingat kondisi dunia yang tengah berjuang dalam memerangi wabah saat ini, tanpa disadari masing-masing kita diberikan ruang untuk saling berbagi anugerah dan kenikmatan itu satu sama lain. Rasa kemanusiaan semakin meningkat, semua saling bahu membahu, mendukung dan memberikan kekuatan satu sama lain.

Namun, semangat berbagi dan tolong-menolong haruslah ditumbuhkembangkan oleh kita sebagai masyarakat dalam setiap keadaan, tidak hanya ketika terjadi musibah. Di samping itu, patutlah kita bersyukur ketika diberikan kesempatan untuk sejenak beristirahat, berkumpul dengan keluarga dan bermuhasabah di rumah.

Bersyukur ketika kita diberikan kesempatan untuk menimba pahala di luar rumah lewat uluran tangan kita kepada orang-orang yang membutuhkan tenaga kita. Allah menciptakan dua bola mata agar kita dapat membuka pandangan dari berbagai sisi sehingga menjadikan kita manusia yang senantiasa bersyukur.

Saya melihat kondisi yang tengah kita hadapi saat ini adalah bentuk kesempatan yang diberikan Allah SWT untuk mengambil hikmah manis atas kejadian yang telah ditetapkanNya. Ujian-ujian yang Allah SWT berikan kepada kita sebagai hambaNya adalah untuk meningkatkan kualitas dan kekuatan keimanan kita. Kita juga belajar untuk bersabar dan ikhlas dalam menghadapi segala sesuatu, percaya bahwa Allah akan selalu bersama hambaNya dalam keadaan apapun.

Dalam hal wabah Covid-19 juga membuat kita lebih memperhatikan kesehatan, kebersihan dan mensyukuri kebaikan yang ada dalam tubuh kitai. Kita harus bisa menjaga satu sama lain karena itulah yang membuat kita bertahan hidup untuk melawan segala rintangan.

Kita lebih sadar dan bersyukur atas rantai saling ketergantungan dari produksi, pasokan, pemeliharaan dan perawatan yang tanpa adanya uluran tangan dari orang lain kita tidak mampu melewatinya sendiri.

Di saat inilah juga kita diberi kesempatan untuk refleksi diri atas apa saja yang sudah kita lakukan sebagai khalifah di bumiNya ini. Saatnya kita mengambil jeda dari kerja keras dan produktivitas berlebih yang selama ini membuat kita egois dan lupa akan hal lain yang lebih berharga dari itu semua.

Kita mulai memikirkan orang-orang yang biasanya ada di sekitar kita, teman, keluarga, rekan kerja. Kita belajar betapa pentingnya untuk tetap menjadi terhubung dengan mereka dan memastikan bahwa mereka dan kita baik-baik saja. Saya pun melihat bahwa masa-masa sulit ini telah membawa kita lebih dekat.

Semoga keadaan ini segera berlalu tanpa menyisakan luka yang mendalam bagi kita semua. Denyut kehidupan masyarakat pun bisa kembali berjalan normal dan Insya Allah kita bisa menjadi hamba yang selalu bersabar menghadapi musibah dan bersyukur atas segala nikmat-Nya. (Shulbi Muthi Sabila SSP,M.I.Kom, Dosen Universitas Widya Mataram Yogyakarta)