BERNASNEWS.COM — Wabah dari Covid-19 saat ini telah berdampak ke segala aspek kehidupan manusia bahkan hampir diseluruh pelosok dunia. Awal 2020 menjadi tahun kelam yang harus dijalani dengan ketidaksiapan publik menghadapi beragam kondisi yang membuatnya harus melek teknologi dalam kurun waktu yang sangat kilat. Semua kalangan masyarakat berlomba-lomba memilih platform media digital mana yang paling efektif digunakan sehari-harinya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dalam menjalankan setiap aktivitas yang ada.
Proses adaptasi adalah sebuah beban dan tantangan besar yang mendadak harus dilakukan dari fenomena yang terjadi sekarang ini. Berbagai transformasi telah mengubah lifestyle seseorang. Anjuran #dirumahajapun turut mewarnai bulan suci ramadhan 1441 H yang tentunya menimbulkan perbedaan dari tahun-tahun sebelumnya, Istilah “ngabuburit” menjadi sangat membosankan karena merupakan yang pertama dalam sejarah kehidupan mahluk sosial yang hanya dapat dilakukan secara virtual saja.
Jargon “bersatu kita runtuh, bercerai kita sembuh” hadir sebagai kunci kesadaran di balik angka penyebaran virus yang cukup sadis itu, sehingga dapat menyebabkan resiko kematian disetiap waktunya.
Pandemi Covid-19 telah menyita perhatian global. Media
massa nasional maupun internasional berusaha menyampaikan berita dan informasi terupdate mengenai perkembangan data yang
ada di lapangan. Mirisnya, banyak muncul sifat egois dari orang-orang yang
hanya memikirkan urusan pribadinya sendiri dibandingkan kepentingan bersama. Usut
demi usut, agar dapat bangkit dari keterpurukan tersebut, manusia yang tidak
lepas dari rasa jenuh berupaya semaksimal mungkin mengikuti standar protokoler
yang ditetapkan oleh pemerintah, salah satunya yaitu dilakukan dengan cara meningkatkan
produktivitasnya masing-masing untuk mencapai kualitas sumber daya yang unggul.
Media Alternatif Untuk Anak Muda
Keterbatasan dalam menjalin interaksi secara langsung membuat berbagai konten-konten menarik pun muncul di tengah penerapan masa social distancing sekarang ini. Konten tersebut dapat berupa kegiatan audio visual maupun tulisan yang tentunya dikemas dengan cara yang edukatif maupun interaktif. Kecanggihan teknologi cenderung banyak dimanfaatkan oleh kaum muda yang identik sebagai generasi internet. Kelompok ini hadir di setiap aktivitas daring pada sejumlah sosial media khususnya.
Melalui ide-ide yang inovatif, anak muda berusaha aware menunjukkan eksistensi diri dengan mensosialisasikan beberapa hal untuk memaksimalkan ruang digital yang sangat dinamis kehadirannya. Konten kreatif seperti : video kompilasi, sharing seassion, podcast, live instagram talkshow, virtual class, dan lain sebagainya dibagikan ke publik setiap hari sesuai dengan isu-isu tertentu dan terkini yang informatif dan terkadang bersifat menghibur sehingga warganet pun dapat antusias menguliknya.
Namun, menurut Lely Arrianie (2020), di setiap konten itu sendiri para komunikator maupun komunikannya mengalami jarak komunikasi yang tidak natural bahkan sedikit membuatnya kehilangan kehangatan salam verbal dan nonverbal, terutama pada momentum menguatkan relasi dalam bahasa tubuh yang senada dan seirama, sehingga tidak ada salam komunikasi hangat disertai gestur yang relevan dengan apa yang dikomunikasikan.
Terlepas dari hal tersebut, esensi pesan yang disampaikan pun menjadi alternatif dalam membangun energi positif pada fase yang belum jelas kapan berakhirnya ini. Konten kreatif diinterpretasikan sebagai ekspresi dalam mengisi waktu luang dengan kegiatan produktif salah satunya yaitu berselancar di dunia maya yang dapat menunjukkan bahwa perjuangan anak muda yang ada mampu menjadi pioner dengan segenap potensi yang dimilikinya. Pendekatan yang dilakukan oleh kelompok itu sendiri dapat meminimalisir tingkat penyebaran wabah covid-19 agar tidak berdampak pada kondisi fisik dan melemahnya imunitas seseorang.
Secara tidak langsung, akselerasi di era disrupsi membuat anak muda tersebut dapat mengembangkan pengetahuannya secara lebih bervariasi. Disamping kekhawatiran, ada banyak pembelajaran yang dapat dipetik dari kondisi saat ini. Ajakan lebih baik di rumah harusnya tidak seburuk yang dibayangkan, terutama pada proses mediamorfosis sebagai literasi di jaman keberlimpahan informasi.
Selain itu, kecakapan para pengguna media tersebut juga dianggap sebagai kebutuhan yang wajib dipersiapkan oleh semua elemen terkait sebagai upaya manajemen komunikasi yang sinergis dan strategis ke depannya. (Dyaloka Puspita Ningrum, SI Kom, MI Kom, Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Widya Mataram, Yogyakarta)