BERNASNEWS.COM – Seperti yang telah dicanangkan oleh pemerintah Republik Indonesia, bahwa memasuki era milenial kehidupan perekonomian di negeri ini diharapkan semakin bertumbuh dan berkembang sedemikian rupa, sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia, terutama mereka yang berada pada posisi bawah.
Dengan demikian dapat mengurangi atau meminimalisir kemiskinan yang sementara ini masih dialami oleh sekelompok warga negara, meskipun disadari semakin hari jumlahnya semakin berkurang.
Slogan pemerintah SDM Unggul, Indonesia Maju tentu menuntut setiap warga negara wajib mewujudkannya, agar bangsa ini benar-benar menjadi bangsa yang semakin diakui oleh dunia internasional dan semakin bermantabat.
Kita lupakan sejenak beberapa kasus yang melanda negeri ini, seperti kasus Jiwasraya, Asabri dan mungkin masih akan muncul yang lain lagi. Bagi DIY, sesuai apa yang diinginkan pemerintah pusat, DIY diharapkan dapat dikembangkan menjadi daerah dengan konsep yang dikenal Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), karena DIY dianggap mempunyai potensi yang sangat mendukung, terutama dari perkembangan kulinernya, serta kehidupan UMKM-nya.
Disadari bahwa kedua hal itu sangat berkibar di DIY, mengingat DIY merupakan kota pelajar/ mahasiswa, sehingga kuliner sangat diperlukan guna menopang hidup masyarakatnya. Di samping itu bertumbuh kembangnya pelaku UMKM di sektor lain, di luar kuliner.
Karena itu, tidak mengherankan bila pada awalnya pemerintah lewat Kementrian Koordinator Perekonomian Republik Indonesia menerbitkan keputusan nomor : Kep 40/M Ekon/08/2010 tentang pembentukan Tim Pelaksana Dewan Nasional yang diserahi tugas untuk menangani Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), yang selanjutnya mengarah ke wilayah DIY sebagai daerah KEK dengan fokus ke hal seperti disebutkan di atas. Apalagi DIY terbukti menunjukkan perkembangan yang pesat di bidang tersebut, terutama sektor UMKM.
Inilah yang kemudian membuktikan bahwa DIY sangat cocok bagi kehidupan UMKM, apa pun bentuk UMKM yang akan dijalankan. Bahkan keterkaitan dengan dunia pendidikan bagi DIY, hampir setiap perguruan tinggi yang berada di DIY, baik negeri maupun swasta, selalu ditemukan adanya mata kuliah terkait dengan kewirausahaan, dimana setiap perguruan tinggi mampu membentuk atau mencetak wirausahawan muda, yang dapat diandalkan di masa mendatang guna mengisi kemerdekaan.
Dengan cara ini diharapkan setiap lulusannya tidak akan menjadi dan menambah jumlah pengangguran, namun justru mampu menciptakan lapangan kerja. Itu sebabnya, bila para lulusan mampu mencipta lapangan kerja di sektor usaha, maka hal itu sudah sesuai dengan yang diharapkan. Mereka bergerak di sektor usaha, yang berkecimpung dalam kehidupan UMKM.
Inilah yang menjadi salah satu pertimbangan mengapa DIY dijadikan KEK di masa mendatang. Dari data statistik tahun 2015 menunjukkan bahwa tahun 2015 terdapat 220 ribu pelaku UMKM di DIY dan pada tahun 2018 menjadi 250 ribu pelaku. Artinya, hanya dalam waktu 3 tahun jumlah pelaku UMKM bertambah 30 ribuan UMKM, yang artinya tiap tahun rata-rata bertambah 10 ribu pelaku UMKM.
Hal ini cukup menggembirakan kehidupan UMKM di DIY sekaligus membuktikan adanya harapan baru bila seseorang kemudian memilih bergerak di sektor usaha semacam itu alias menjadi pelaku UMKM.
Yang menjadi masalah sekaligus tantangan yang dihadapi adalah bagaimana agar mereka tetap dapat mempertahankan hidupnya sebagai pelaku UMKM, terutama terkait dengan upaya pemasaran produk. Karena kebanyakan masalah ini, terutama pemasaran, muncul ke permukaan.
Kalau terkait masalah permodalan, telah banyak lembaga keuangan bank dan sejenisnya yang bersedia mengucurkan bantuan dana dengan bunga yang relatif murah dan dengan jangka waktu pengembalian yang relatif panjang juga. Sementara di sisi lain pemerintah sudah sepakat untukn mendorong bertumbuhkembangnya UMKM di Indonesia, sehingga bagi pelaku UMKM maslah modal bukan merupakan kendala yang berarti.
Salah satu strategi yang dapat ditempuh pelaku UMKM dalam pemasaran adalah membuat jejaring yang baik dengan para pelaku lainnya. Jangan menganggap pelaku lain sebagai pesaing yang harus disingkirkan, namun jadikan mereka sebagai mitra usaha yang saling menguntungkan satu sama lain.
Jejaring perlu dilakukan, apalagi di masa sekarang ada tuntutan tentang teknologi canggih yang dapat membantu dalam memasarkan produk.Dengan teknologi ini mereka akan lebih mudah melakukan promosi agar produk yang dibuat mudah dikenal oleh masyarakat lokal, regional, nasional dan bahkan internasional.
Inilah yang diharapkan dilakukan oleh pelaku UMKM-UMKM yang baru agar meramaikan kehidupan pasar, sehingga kehidupannya semakin menggeliat (dalam arti baik) dan semakin menjanjikan untuk meraih keuntungan di masa yang akan datang.
Apakah Anda siap meretas asa memasuki dunia UMKM, terutama warga yang menamakan dirinya masyarakat DIY? Seperti pepatah lama yang menyebutkan, terutama bagi para pelaku UMKM yang baru, masih banyak jalan menuju Roma, artinya bila ikut berkecimpung di dunia usaha, hal itu sangat memungkinkan. Tetapi jangan lupa pula, bekali diri Anda dengan konsep sebagai wirausahawan yang handal. Semoga bermanfaat. (Drs Djati Julitriarsa, MM, Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN YOgyakarta)