UWM Ajak Masyarakat untuk Teruskan Spirit dan Hikmah Ramadhan dalam Bekerja

Civitas Akademika Universitas Widya Mataram saat mengikuti syawalan, Selasa (11/6/2019). Foto: Istimewa

BERNASNEWS.COM – Walaupun Bulan Ramadhan telah usai, tentu ada Hikmah dan spiritnya untuk diteruskan setelah ramadhan oleh siapa saja. Demikian disampaikan Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec, Rektor Universitas Widya Mataram (UWM), dalam acara Syawalan Keluarga Besar UWM Selasa (11/6/2019) di Pendopo Agung nDalem Mangkubumen.

Ucapan selamat Idul Fitri juga disampaikan Rektor UWM kepada seluruh yang hadir dalam acara. Ia juga menanggapi ikrar syawalan yang telah disampaikan Wahyu Tri Widodo, S.Sos, mewakili dosen dan karyawan UWM.

“Saya mengajak civitas akdemika untuk berperan mewujudkan cita cita UWM menjadi kampus yang unggul, spirit ramadhan itu harus diteruskan dan  diterapkan dalam bekerja”, kata anggota Parampara Praja tersebut.

Menurut Edy, fastabiqul khairat harus dilakukan dengan melakukan penguatan akademik di fakultas dan unit masing-masing di lingkungan UWM. Spirit ramadhan diteruskan meningkatkan kualitas civitas sehingga cita-cita (Alm) Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Sultan Hamengku Buwono X  dapat diwujudkan. Hal tersebut diaktualisasikan dengan mengoptimalkan penjaminan mutu, perbaikan proses belajar mengajar dan meningkatkan stimulus pendidikan dosen.

“Syawalan merupakan produk budaya Islam Indonesia. Dari syawalan ini mari kita tingkatkan bagaimana supaya UWM bertambah maju melalui perluasan jaringan”, ajak Mahfud MD, yang turut hadir dalam acara Syawalan Keluarga Besar UWM.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu, menjelaskan dalam agama Islam ada ajaran silaturahim atau networking sebagaimana pada zaman nabi. Ajaran itulah yang kemudian tersirat dalam syawalan tersebut. Melalui saling memaafkan yang dilakukan dalam momentum syawalan akan semakin menyempurnakan ibadah ramadhan.

Sementara itu, Prof. Amin Abdullah, pengisi tausiyah mengatakan agama itu adalah hati yang harus diperbaiki. Hal itu juga berkenaan dengan sikap kita dalam menghadapi dentuman media sosial yang sangat berpotensi memecah belah. Momentum syawalan menjadi budaya jawa untuk merangkul kembali perbedaan.

“Apa hubungannya Lailatul Qodar dengan silaturahim syawalan?”, ungkap Amin sembari menjelaskan bahwa dalam ayat perintah berpuasa diharapkan menjadi orang bertakwa.

Menurut Amin, Lailatul Qodar  dapat dikaitkan dengan tujuan puasa yakni untuk menjadi orang bertakwa yang memiliki ciri-ciri diantaranya mau menginfakkan sesuatu baik dalam kondisi lapang maupun sempit (The etics of altruism), mampu mengendalikan amarah (The Etics of self restricting) dan suka memberi maaf kepada orang lain (The etics of forgiveness). (adh)