bernasnews – Berikut ini kumpulan puisi Jumat Agung yang penuh makna. Bisa menjadi inspirasi dan refleksi mengenang wafat Yesus di salib dan pengorbanan yang begitu besar.
Umat Kristiani di seluruh dunia akan memperingati Jumat Agung pada 18 April 2025 sebagai hari suci yang mengenang wafatnya Yesus Kristus di kayu salib.
Jumat Agung merupakan momentum penting dalam rangkaian Pekan Suci, yang kemudian disusul dengan Hari Sabtu Sunyi dan berpuncak pada perayaan Paskah.
Momen Jumat Agung bukan hanya seremoni keagamaan, tetapi juga saat untuk merenung, merefleksikan kasih dan pengorbanan Yesus, serta memperdalam iman.
Dalam keheningan hari Jumat Agung, banyak umat menyalurkan perasaannya melalui puisi dan doa, sebagai bentuk kedekatan pribadi dengan Sang Penebus.
Berikut ini adalah 7 puisi bertema Jumat Agung yang sarat makna. Puisi ini bisa dibacakan dalam ibadah Jumat Agung, dibagikan sebagai bentuk refleksi di media sosial, atau dibaca secara pribadi untuk memperdalam penghayatan akan cinta kasih Tuhan.
1. Di Kaki Salib
Di kaki salib, aku bersimpuh
Menatap darah-Mu yang jatuh
Duri dan paku melukai tubuh
Namun kasih-Mu tak pernah surut.
Dalam diam-Mu, kutemukan suara
Dalam penderitaan-Mu, hidup bersuara
Di kayu kasar itu, dosa ditebus
Hidupku Kau bayar dengan tubuh yang luruh.
2. Jumat yang Sunyi
Sunyi menyelimuti bukit Golgota
Angin pun seakan menahan nafasnya
Tiga salib berdiri di bawah langit kelabu
Tapi satu salib penuh makna paling syahdu.
Darah-Mu mengalir bersama ampun
Bibir-Mu berseru meski tubuh remuk
“Ampuni mereka,” itu seruan kasih
Jumat yang sunyi, namun penuh arti.
3. Luka untuk Cinta
Luka-Mu bukan karena kebencian
Tapi karena cinta yang tak berbatas
Paku dan cambuk tak buat-Mu menyerah
Demi manusia, Engkau rela kalah.
Siapakah aku hingga Kau tebus?
Hanya debu dalam sejarah semesta
Namun Engkau memelukku di salib
Menjadikanku milik Surga.
4. Tetap di Salib
Engkau bisa turun jika mau
Tapi Engkau tetap di salib
Tak karena lemah, tapi karena cinta
Tak karena kalah, tapi demi kita.
Salib itu bukan kehinaan
Tapi lambang kasih yang tak berkesudahan
Jumat ini jadi kudus bukan karena duka
Tapi karena pengharapan yang nyata.
5. Tetesan Terakhir
Tetesan darah terakhir-Mu
Menyatu dengan tanah dan waktu
Langit gelap, bumi pun retak
Tapi surga terbuka lebar.
Engkau mati untuk kami hidup
Engkau diam agar kami berseru
Tak ada cinta yang lebih besar
Dari salib-Mu yang membawa terang.
6. Anak Domba Terkorbankan
Anak Domba yang tak bercela
Dibawa ke bukit tak bersuara
Dunia menertawakan-Mu
Namun surga menangis pilu.
Di Jumat ini kami mengenang
Tubuh-Mu yang tergantung tanpa dendam
Engkau mati bukan karena lemah
Tapi karena cinta kepada dunia.
7. Refleksi Jumat Agung
Saat dunia gelap dan harap seakan sirna
Salib berdiri sebagai cahaya
Di tengah derita, Engkau hadir
Membawa damai yang tak terkira.
Jumat Agung bukan sekadar peristiwa
Tapi titik balik seluruh semesta
Di saat Engkau berseru, “Sudah selesai”
Kami temukan hidup yang sejati.
Makna Puisi Jumat Agung untuk Umat Kristiani
Puisi-puisi di atas bisa menjadi bahan perenungan rohani pada Jumat Agung 18 April 2025. Umat Kristiani dapat merenungkan pengorbanan Yesus bukan hanya sebagai sejarah, tetapi sebagai pengalaman iman yang personal dan menyelamatkan.
Melalui setiap bait puisi, kita diajak untuk masuk dalam keheningan Jumat Agung, merasakan cinta Allah yang begitu besar, dan mempersiapkan hati menyambut kebangkitan Kristus pada Hari Paskah.
Jumat Agung adalah momen yang mengajarkan bahwa dalam penderitaan, ada penebusan. Dalam kematian, ada harapan. Dalam salib, ada kasih yang tak terbatas.
Semoga 7 puisi Jumat Agung ini bisa menjadi refleksi yang bermakna bagi semua umat Kristiani. Kiranya puisi-puisi ini tidak hanya dibaca, tetapi juga dihayati sebagai bentuk syukur dan pengingatan akan kasih Yesus Kristus yang telah wafat demi penebusan dosa umat manusia.
Selamat merenung, dan semoga Jumat Agung ini membawa damai serta pengharapan baru dalam hidup kita semua.
***