Opini  

Puasa Tidak Saja Menahan Lapar dan Minum, Namun Juga Mampu Mengurangi Aktifitas Bermedia Sosial

Z. Bambang Darmadi, Penulis Buku dan Pemerhati Sosial. (Foto: Dok. Pribadi)

bernasnews — Bulan Ramadan atau bulan puasa baru saja kita lalui, dan saat ini masih dalam suasana Idul Fitri di bulan Syawal. Untuk menjalankan ibadah puasa sebagai mana yang disyariatkan oleh agama tentu tidaklah mudah. Aktifitas seharian harus tetap berjalan dan waktu yang harus terisi pun dengan penuh amalan dan kebaikan.

Kondisi ini sangat terasa sangat dalam, yang semula sebelum bulan Ramadan tiba, berita, info dari yang ringan-ringan  yang di kirim melalui media sosial whatsapp (WA) dengan ucapan selamat pagi, selamat siang, selamat sore, selamat malam, salam sehat, apa kabar dan sejenisnya menghiasi dan berseliweran di setiap WAG (whatsapp group) yang ada.

Akan tetapi saat bulan puasa tiba, menjadi sangat sedikit frekuensi kiriman berita-berita tersebut masuk ke dalam WAG. Hal ini berarti sebagian besar orang yang sedang menjalankan ibadah puasa mampu memilih prioritas yang harus dijalankan di saat Ramadan, dengan mengisi hal- hal yang positif daripada waktu hanya dibuang dengan pegang HP (handphone) guna kegiatan yang kurang bermanfaat/unfaedah.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa saat H-1 Idul Fitri media sosial mulai ramai lagi dengan munculnya ucapan-ucapan Idul Fitri yang disertai foto diri, foto keluarga, brand instiusi – perusahaan, berlatar belakang (background) gambar kupat, masjid, bedhug dan sebagainya. Dengan berbagai narasi, ada yang dengan bahasa Arab, bahasa Indonesia, bahasa Jawa, atau bahkan bahasa asing telah terkirim ke berbagai WAG, bertujuan untuk kenalan, sahabat- teman, keluarga, saudara, relasi, atau bahkan untuk orang tua.

Berita yang dikirim melalui WAG terasa lagi berkurang saat hari Idul Fitri tiba, hingga H+ 3 ini relatif masih sepi. Menurut hemat penulis, hal ini karena sebagian besar masih sibuk melakukan kunjungan silaturahmi  di tempat saudara, tempat pak dhe, bu dhe, tante, sahabat dan atau ke tempat lain. Berhalal bi halal, kumpul trah, bahkan sebagian juga masih melakukan perjalanan ke berbagai obyek wisata, mal, dan sejenisnya sehingga saat lebaran ini masih terkonsentrasi dengan kumpul bersama keluarga masing-masing.

Juga telah menjadi kebiasaan usai liburan sekolah dan anak-anak mulai beraktifitas masuk sekolah, mahasiswa mulai masuk kuliah tentu kegiatan ber-WA menjadi ramai kembali. Inilah senyatanya yang terjadi, saat bulan puasa juga mampu menahan tidak ber-WA-nan secara berlebihan. Oleh karena itu marilah kita bermedia sosial dengan baik dan benar. Kirimkan pesan yang baik, mendidik dan akurat, terukur dan valid informasinya serta bisa dipertanggung jawabkan. (Z. Bambang Darmadi, Pemerhati Sosial)