Opini  

Integrasi Sistem Informasi Rumah Sakit Gunakan AI: Optimalkan Efisiensi dan Akurasi

Frisa Novriansyah, Mahasiswa Magister Manajemen Administrasi Rumah Sakit, UMY. (Foto: Dok. Pribadi)

bernasnews — Kemajuan teknologi yang semakin pesat terbukti memudahkan pekerjaan manusia di berbagai bidang. Tidak terkecuali penggunaan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di industri kesehatan rumah sakit. Bahkan, sekarang peran AI dalam sistem rumah sakit menjadi semakin penting. Teknologi AI sudah pada tahapan dapat membantu tenaga kesehatan untuk mendeteksi dan memberikan treatment pengobatan pada pasien. Sebelum itu, kita tentunya harus tahu apa itu teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence.

 Apa itu Artficial Intelligence?

Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) adalah konsep otomasi simulasi kecerdasaan yang meniru kecerdasaan manusia berdasarkan data yang besar dan algoritma yang disesuaikan dengan kebutuhan tertentu semisal kesehatan. Konsep ini dikenal dengan istilah machine learning yang memungkinkan teknologi AI digunakan pada banyak lini, mulai dari ekonomi, eksplorasi minyak bumi, hingga layanan kesehatan khususnya rumah sakit, yang sekarang di integrasikan dengan sistem informasi rumah sakit.

Berikut ini beberapa implemetasi AI dalam mendiagnosa penyakit dengan akurasi tinggi sehingga penanganan paisen oleh tenaga medis professional semakin akurat dan optimal.

Teknologi AI dapat Meningkatkan Akurasi Diagnosis

Bukan hanya mempercepat proses tetapi juga meningkatkan akurasi diagnosis. Saat kasus COVID-19, penelitian menunjukkan bahwa AI dapat mencapai akurasi di atas 80% dalam menganalisis hasil CT scan paru-paru pasien. Ini adalah contoh bagaimana AI dapat membantu secara cepat penanganan dalam kasus kedaruratan pandemi.

Selain itu, AI dapat membantu dalam menganalisis data dari berbagai sumber. Dengan kemampuan membaca data yang besar teknologi AI dapat menggabungkan data dari gambar medis dengan informasi demografis, perilaku kesehatan dan dan rekam medis pasien.

AI juga dapat memberikan analisis yang lebih komprehensif. Hal ini memungkinkan dokter untuk membuat keputusan yang lebih baik terkait diagnosis dan pengobatan. Berikut ini implementasi teknologi AI dalam mendiagnosa penyakit:

Membantu deteksi dini kanker payudara

Kanker payudara merupakan penyakit yang ditakutkan para wanita di seluruh dunia. Dokter biasanya dalam menganalisa kanker payudara setelah adanya gejala awal, dengan adanya teknologi AI yang dibuat oleh perusahaan Google para peneliti dari Amerika Serikat dan Inggris menyatakan, bahwa kecerdasan buatan Google ini mampu mendeteksi potensi kanker payudara melalui metode skrining mammogram dengan tingkat akurasi yang tinggi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika serikat dan Inggris terbukti dapat mengurangi kasus positif palsu dan kesalahan screening sehingga ahli radiologi di Inggris dan Amerika Serikat mengakuai, bahwa sistem AI dalam sistem rumah sakit secara obyektif meningkatkan keakuratan deteksi dini kanker payudara dibandingkan pemeriksaan dengan metode manual.

Manajemen komplikasi penyakit diabetes

Penyakit diabetes adalah penyumbang kematian tertinggi no 3 di Indonesia menurut data  Institude for Health Metrics and Evaluation pada tahun 2019. Masyarakat juga kurang aware dengan gejala awal dari penyakit ini. Dan   para ahli sering mengalami kesulitan untuk menentukan perawatan yang tepat pada pasien diabetes karena terdapat cukup banyak hambatan dalam membaca data dan gejala pasien diabetes.

Dengan adanya permasalahan tersebut maka diciptakannya Machine Learning. Alat tersebut dapat mengumpulkan catatan medis dan pola gula darah penderita diabetes dan menyusunnya menggunakan algoritma yang sedemikian rupa. Sistemnya memonitoring dan membaca pola   gula darah pasien, yang kemudian menghasilkan rekomendasi perawatan kesehatan yang telah dipersonalisasikan sesuai dengan gejala yang dialami pasien.

Memberikan gambaran detail penyakit kardiovaskular

Walaupun dengan kemajuan ilmu kesehatan saat ini, kardiovaskular masih menjadi ancaman kematian paling besar di dunia. Pada penderita kardiovaskular deteksi dini menjadi kunci penting dalam mengurangi resiko kematian. Maka diperlukan teknologi AI yang mampu membantu para ahli untuk melakukan deteksi dini gejala kardiovaskular serta memberikan prognosis (prediksi kesehatan) bagi pasien.

AI membantu para ahli dalam mengumpulkan data catatan medis pasien, menganalisis, dan menemukan pola gejala yang timbul dari penderita kardiovaskular. Hal ini memungkinkan mereka untuk menemukan disfungsi organ subklinis sedini mungkin. agar para dokter dapat melakukan tindakan medis sebagai pencegahan agar tidak muncul gejala yang lebih parah.

Teknologi AI membantu proses operasi

Dengan teknologi robotik yang menggunakan Artificial intelligence (AI) bisa dimanfaatkan dalam mendukung tindakan operasi. Sebagai contoh AI dapat membantu operasi yang membutuhkan presisi tinggi seperti operasi mata.

Selain itu, AI juga dapat membantu menganalisis data yang diperoleh dari alat-alat medis selama proses operasi, sehingga dokter dapat membuat keputusan yang lebih tepat sesuai dengan kondisi pasien.

Melihat fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwa AI memiliki peran yang cukup penting dalam bidang kesehatan rumah sakit, terutama dalam mempercepat diagnosa suatu penyakit dan tindakan apa yang harus dilakukan serta perawatan yang tepat untuk menangani pasien sekaligus juga untuk meningkatkan efisiensi pelayanan di rumah sakit.

Teknologi AI bisa dibilang sebagai ‘asisten dokter yang cerdas’. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan AI harus dilakukan dengan bijak dan tidak boleh menggantikan peran tenaga medis secara total. (Frisa Novriansyah,  Mahasiswa Magister Manajemen Administrasi Rumah Sakit, UMY)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *