bernasnews.com – Setelah terdampak oleh adanya pandemi Covid-19 yang mengakibatkan turunnya omset penjualan, dan kekinian terpukul lagi oleh harga kedelai dan minyak goreng yang melambung tinggi. Demikian di sampaikan oleh Pak Yadi Raharjo yang berprofesi sebagai penjual tahu goreng.
“Omset kembali menurun, yang tadinya perhari bisa menghabiskan tahu 10 ember per hari, kini paling banyak hanya 8 ember per harinya. Harga tahu goreng pun juga terpaksa kami naikkan dari Rp 600 perbiji menjadi Rp 700 perbiji tanpa merubah ukuran,” terang Yadi, saat ditemui di kios lapaknya, Minggu (6/3/2022).
Menurut Yadi, penurunan omset penjualan tahu goreng juga karena adanya persaingan dengan jenis makanan yang harganya lebih murah dibandingkan dengan harga tahu goreng buatannya. “Sebelum harga kedelai naik, harga tahu dari pabrik pensuplai setiap ember harganya Rp 70.000, naik menjadi Rp 85.000 per ember,” ujarnya.
Yadi Raharjo menekuni profesi sebagai penjual tahu goreng berkisar 10 tahun, dengan dibantu oleh istri dan putrinya. Kios lapaknya berada di seberang Puskesmas Srandarakan, Jalan Raya Srandakan, Kabupaten Bantul, DIY. Buka setiap hari, termasuk hari Minggu atau hari libur.
Tahu goreng buatan Yadi Raharjo rasanya gurih bumbu rempah tanpa tambahan tepung atau bahan lainnya. Konsumennya pun tidak hanya dari wilayah Srandakan, Bantul saja, namun juga dari Kulon Progo (Brosot) dan Kota Yogyakarta, serta masyarakat yang sering melintasi Jalan Raya Srandakan, Kabupaten Bantul. (ted)