News  

Peran Swasta melalui CSR: Kunci Pembangunan Sanitasi Berkelanjutan di DIY

Para narasumber dan moderator dalam diskusi dengan topik “Mengarusutamakan Pembangunan Sanitasi: Peran Pemangku Kepentingan Swasta di DIY”. (Foto: Kiriman Y. Sri Susilo)

bernasnews — KADIN DIY bersama Pemda DIY, Pijar Foundation, Tahir Foundation, Global Water & Sanition Center (GWSC). Gates Foundation, Asian Institute of Technology (AIT) Thailand dan SMAN 1 Teladan Yogyakarta menyelenggarakan diskusi dengan topik “Mengarusutamakan Pembangunan Sanitasi: Peran Pemangku Kepentingan Swasta di DIY”.

Kegiatan yang juga dihadiri guru dan puluhan siswa SMAN 1 Teladan Yogyakarta dilaksanakan bertempat di Aula sekolah setempat, Jalan HOS Cokroaminoto, Wirobrajan, Yogyakarta, Jumat (31/1/2025).

“Dalam diskusi hadir selaku narasumber: Prof. Thammarat Kootattep, Rahardi Saptata Abra, Wawan Harmawan, dan Prof. Bakti Setiawan. Adapun selaku moderator dan sekaligus penerjemah Hendra Gupta,” terang Y. Sri Susilo selaku  Ketua Komtap Organisasi dan Keanggotaan KADIN DIY, kepada bernasnews, usai kegiatan.

Dikatakan, Ketua Umum KADIN DIY GKR Mangkubumi hadir dalam acara ini, dengan didampingi sejumlah Wakil Ketua KADIN DIY, antara lain Robby Kusumaharta, Rahadi Saptata Abra, dan Arif Effendi.

Juga hadir dari perwakilan dari Asian Institute of Technology (AIT) Thailand, yaitu Prof. Thammarat Kootattep dan Hendra Gupta, serta perwakilan dari Pijar Foundation, yakni Ageng Sajiwo selaku Direktur Edukasi dan Gede Janaka Narayana, Manajer Program.

Sementara itu hadir dari kalangan akademisi yakni Prof. Bakti Setiawan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Ngadiya, selaku Kepala SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta. Selain itu, sejumlah fungsionaris KADIN DIY juga turut hadir, di antaranya Dian Ariani, Tim Apriyanto, Fransisca Diwati, Fajar Ahmad, dan Y. Sri Susilo.

“Acara ini juga dihadiri oleh Wawan Harmawan, Wakil Walikota Kota Yogyakarta terpilih, yang hadir sebagai salah satu narasumber dalam diskusi,” imbuh Susilo.

Ketua Umum KADIN DIY GKR Mangkubumi saat memberikan sambutan. (Foto: Kiriman Y. Sri Susilo)

GKR Mangkubumi dalam sambutannya mengemukakan, bahwa sanitasi merupakan aspek mendasar dalam pembangunan daerah. Tidak hanya terkait dengan kesehatan masyarakat, tetapi juga erat kaitannya dengan produktivitas, pertumbuhan ekonomi, dan daya saing suatu wilayah.

Menurut Gusti Mangku sapaan akrab GKR Mangkubumi, kota yang memiliki sanitasi yang baik akan lebih menarik bagi investasi, sektor pariwisata, dan meningkatkan kualitas hidup warganya. Oleh karena itu, pembangunan sanitasi yang berkelanjutan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan keterlibatan aktif dari sektor swasta, akademisi, serta mitra internasional.

Prof. Thammarat Kootattep dari AIT Thailand menambahkan, bahwa masalah sanitasi di perkotaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah urbanisasi. Selain itu, pertumbuhan ekonomi di perkotaan juga menuntut ketersediaan infrastruktur yang memadai, termasuk fasilitas sanitasi yang baik dan layak.

“Pembangunan sanitasi yang berkualitas dapat mendorong terciptanya kota atau wilayah yang lebih sehat dan berkelanjutan,” ungkap Prof. Thammarat.

Hasil diskusi terkait penyediaan fasilitas sanitasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyimpulkan, bahwa penyediaan sanitasi yang baik bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan juga melibatkan peran aktif dari berbagai pihak, termasuk dunia usaha, perguruan tinggi, masyarakat, dan media massa.

Kolaborasi dan sinergi antar pemangku kepentingan (pentahelix) tersebut dinilai penting guna mewujudkan sanitasi yang layak dan berkelanjutan. Salah satu peran strategis yang dapat dilakukan oleh sektor swasta adalah melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).

Selain itu, inovasi dalam penyediaan sanitasi dapat dilakukan dengan mereplikasi teknologi dan alat-alat yang berhasil diterapkan di beberapa lokasi di Kota Yogyakarta. Saat ini, telah terdapat lima lokasi sanitasi cerdas yang telah selesai dibangun,1) SMA Negeri 1 Yogyakarta, 2) Rusunawa Bener, 3) Kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi DIY, 4) Taman Pintar Yogyakarta, dan 5) Teras Malioboro.

Keberhasilan pembangunan sanitasi cerdas di lokasi-lokasi tersebut diharapkan dapat menjadi model bagi pengembangan fasilitas serupa di wilayah lain. Dengan kolaborasi yang kuat antar semua pihak, diharapkan kualitas sanitasi di DIY dapat terus ditingkatkan, mendukung terciptanya lingkungan yang sehat dan berkelanjutan. (*/ ted)