bernasnews — Dalam rangka memperkuat posisinya sebagai pusat kreativitas dan inovasi tekstil, Pemda DIY berkomitmen untuk mewujudkan visi besar menjadi Kota Fashion Dunia. Guna merealisasikan tujuan tersebut, Badan Pengurus Daerah Asosiasi Pertekstilan Indonesia (BPD API) DIY menetapkan tiga resolusi strategis yang akan menjadi landasan transformasi industri tekstil dan pakaian jadi pada tahun 2025.
Resolusi tersebut ditetapkan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) BPD API DIY minggu yang lalu, Kamis, 23 Januari 2025. Hadir dalam rakor antara lain Robby Kusumaharta, Penasehat; Suyatman Nainggolan, Ketua Umum; Tim Apriyanto, Sekretaris Umum; Elizabeth Sinta, Bendahara Umum, serta Y. Sri Susilo, Wakil Ketua Bidang Ekonomi, dan pengurus lainnya.
Dalam rakor tersebut, Robby Kusumaharta mengemukakan bahwa Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) di DIY berbeda dengan dengan karakteristik Industri Nasional. Menurut Robby, Industri TPT DIY mayoritas merupakan Industri Kecil dan Menengah (IKM) sedangkan untuk nasional mayoritas merupakan industry skala besar.
“Berkaitan dengan hal tersebut permasalahan Industri TPT DIY skala harus mendapat perhatian serius oleh pemangku kepentingan (stake holders) termasuk Pemda, Perbankan dan BPD DIY API,” ungkapnya.
Selanjutnya, Ketua Umum BPD API DIY Suyatman Nainggolan mengatakan seluruh pengurus diharapkan meningkatkan komunikasi dan memberikan informasi sehingga organisasi dapat merespon serta membantu memecahkan masalah yang muncul pada anggotanya.
Menurut Nainggolan, tugas pokok BPD API DIY adalah memberikan pelayanan kepada seluruh anggotanya. Tugas lainnya mendukung “Yogyakarta sebagai Kota Fashion Dunia” dan membantu menyiapkan pertemuan International Textile Manufacturer Federation (ITMF) dan International Apparel Federation (IAF) di Yogyakarta pada tahun ini.
Adapun “3 Resolusi Industri TPT DIY 2025” adalah sebagai berikut. Pertama, mempersiapkan Yogyakarta sebagai Tuan Rumah ITMF dan IAF 2025. DIY siap menyambut dunia melalui pertemuan International Textile Manufacturer Federation (ITMF) dan International Apparel Federation (IAF) pada tahun 2025 ini.
“Ajang ini akan menjadi peluang emas untuk memperkenalkan potensi Yogyakarta di sektor tekstil dan fashion global, sekaligus mengukuhkan DIY sebagai pusat pertemuan kreatif internasional,” terang Y. Sri Susilo, Humas BPD API DIY, dalam keterangan yang dikirim ke bernasnews.
Kedua, peningkatan kapasitas IKM sebagai fondasi pertekstilan Indonesia. DIY sebagai fondasi penting dalam rantai pasok industri fashion, IKM di DIY akan mendapat dukungan maksimal. Melalui program peningkatan kapasitas, adopsi teknologi, dan perluasan akses pasar, IKM diharapkan mampu menghasilkan produk fashion berkualitas tinggi yang berdaya saing global, serta mencerminkan identitas budaya lokal Yogyakarta.
Ketiga, konsolidasi dan dialog strategis pimpinan Industri TPT di DIY. Dalam upaya untuk memperkuat ekosistem industri tekstil dan fashion, DIY akan mendorong konsolidasi dan dialog strategis antara pemimpin industri, pemerintah, dan akademisi. Sinergi ini bertujuan merumuskan kebijakan yang inovatif dan berorientasi global, guna mendorong percepatan visi “Yogyakarta sebagai Kota Fashion Dunia”.
Melalui tiga resolusi ini, Yogyakarta optimis mampu menciptakan ekosistem pertekstilan dan fashion yang berkelanjutan, inovatif, dan penuh daya saing, sekaligus membawa warisan budaya lokal menjadi bagian dari tren fashion global.
“Dengan kondisi tersebut maka Industri TPT DIY dapat tetap bertahan dan terhindar dari kategori sunset industry,” ujar Y. Sri Susilo, yang juga sebagai Wakil Ketua Bidang Ekonomi BPD API DIY. (*/ ted)