Opini  

Kaum Muda Isi Kemerdekaan dengan Kegiatan Positif dan Karya

Ilustrasi pendidikan. Foto: Freepik/@storyset

bernasnews — Sudah 77 tahun Indonesia merasakan kemerdekaan, setelah 350 tahun bangsa kita dijajah oleh Belanda ditambah 3,5 tahun dijajah oleh Jepang.  Sudah selayaknya kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan kuasaNya bangsa kita diberi kemenangan dan memproklamirkan  pada tanggal 17 Agustus 1945.

Oleh karena itu,  setiap tahun bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus selalu memperingati hari kemerdekaan sebagai wujud rasa syukur dan memberikan penghargaan kepada para pahlawan kemerdekaan.  Mereka sudah berjuang dengan harta, benda dan nyawanya demi mencapai kemerdekaan negara Indonesia.

Banyak para pahlawan yang gugur di medan perjuangan dengan meninggalkan sanak dan keluarganya. Peperangan yang tidak berimbang antara pihak penjajah dengan persenjataan modern, sedangkan bangsa Indonesia dengan senjata seadanya, termasuk bambu runcing. Akan tetapi dengan semangat yang gigih dan bersatunya seluruh lapisan masyarakat Indonesia baik tentara, petani, pelajar dan rakyat jelata  ikut terjun melawan penjajah, kita akhirnya menang.

Oleh karena itu, sebagai generasi penerus bangsa sudah selayaknya ikut berjuang untuk mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif untuk mengharumkan nama bangsa dan negara.  Diantara kemeriahan peringatan kemerdekaan dengan berbagai kegiatan seperti yang dilakukan masyarakat Indonesia adalah : senam, jalan sehat, permainan-permainan (tarik tambang, memindah kelereng, nakan kerupuk, dan lain-lain), kita seharusnya membuat kegiatan yang sifatnya membangkitkan semangat nasionalisme yaitu rasa cinta tanah air.

Cara untuk menumbuhkan semangat nasionalisme tersebut membutuhkan media yang dekat hubungannnya dengan generasi muda saat ini. Media tersebut adalah :

(1) Film. Pemutaran film perjuangan seperti film Janur Kuning, Serangan Umum Satu Maret dan sebagainya, bisa jadi media untuk mengenalkan nilai perjuangan dan nasionalisme yang berhubungan dengan nilai-nilai perjuangan. Melalui film generasi muda mempunyai gambaran betapa para pahlawan dahulu berjuang habis-habisan dengan taruhan harta benda dan nyawa yang tidak sedikit. Setelah kegiatan pemutaran film tersebut penonton (pelajar atau pemuda) diajak untuk diskusi terbuka untuk membahas hal-hal yang dapat diambil manfaatnya dari kegiatan tersebut.

(2) Drama atau film pendek. Generasi muda diajak membuat hasil karya seni berupa drama atau film pendek tentang sejarah perjuangan para pahlawan. Untuk menarik hal tersebut pemerintah menyediakan anggaran yang diberikan kepada calon peserta pembuat drama atau film pendek tersebut. Terlebih dahulu peserta mengirimkan naskah drama atau film pendek tersebut kepada penyelenggara untuk diseleksi. Pentingnya seleksi ini adalah supaya naskah tersebut sesuai dengan kenyataan perjuangan secara benar. Bukan perjuangan hasil rekayasa atau dibuat-buat oleh oknum dengan tujuan tertentu.  

(3) Bedah buku. Banyak buku yang dapat direkomendasikan untuk menjadi bahan referensi untuk dibaca, dianalisa dan dipahamkan kepada generasi muda supaya nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia pada jaman dahulu dapat tersampaikan dengan benar dan menyeluruh. Sehingga generasi muda semakin mencintai negaranya sesuai dasar negara Pancasila.  Dengan narasumber yang kompeten dan memahami jiwa  anak muda  dipastikan akan menarik bagi generasi muda. Dalam kegiatan tersebut harus diadakan diskusi sehingga muncul gagasan-gagasan baru untuk mengisi kememerdekaan Indonesia dengan hal-hal positif seperti tanggung jawab, disiplin, taat peraturan, jujur, belajar dengan rajin, toleransi, saling menghormati, berbagi, kerja keras, gotong royong dan nilai positif lainnya.

Dari hal tersebut di atas, generasi muda dituntut untuk membuat rencana-rencana untuk mengisi kemerdekaan dengan mengabdikan dirinya untuk kemajuan masyarakat dimana mereka tinggal. Kegiatan tersebut antara lain :

(a) Terlibat dalam kemajuan pendidikan. Pemuda harus rajin belajar dengan banyak membaca buku yang bermanfaat. Atau belajar melalui buku-buku digital dengan memanfaatkan teknologi Handphone (HP). Pemanfaatan HP secara bijaksana akan mengurangi dampak negatif yang timbul pada saat ini. Dengan belajar akan menghasilkan ilmu, sehingga akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dibandingkan generasi yang malas belajar.

Karena tantangan pada era digital ini jauh lebih besar dibandingkan masa sebelum adanya HP. Pengabdian kepada masyarakat dengan berbagi ilmu yang dimiliki, seperti mengajarkan pelajaran atau ilmu keterampilan tangan atau kerajinan terutama menggunakan barang bekas sehingga dapat bernilai secara ekonomi. Pemanfaatan barang bekas tersebut sebagai wujud mencintai lingkungan dengan mengurangi limbah di sekitar.

(b) Generasi muda ikut kerja bakti atau gotong  royong di masyarakat sekitar. Dalam kegiatan tersebut tanpa membedakan teman dari berbagai ras, suku, agama. (Muhammad Husain Arrafi, Siswa klas XI IPS MA Ibnul Qoyyim Putra Yogyakarta, Juara II Lomba Menulis Prodi Ilmu Komunikasi STPMD “APMD” Yogyakarta dan bernasnews Digital Academy).