BERNASNEWS.COM – Momentum ulang tahun bagi sebuah lembaga pendidikan memiliki arti penting bagi warga sekolah bersangkutan. Momentum ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana bersyukur, refleksi dan siap melangkah maju ke depan. Sebagai salah satu ungkap syukur, siswa dan guru SMA Negeri 4 Yogyakarta akan memberi kado buku untuk HUT ke-72 sekolah tersebut pada tanggal 16 Januari 2022.
Hal tersebut mengemuka saat Wakil Kepala Humas SMA Negeri 4 Yogyakarta Dra Syaripah MPd menerima kunjungan Pegiat Literasi YB Margantoro di sekolah setempat, Jalan Magelang, Karangwaru Lor, Kemantren Tegalrejo, Yogyakarta, Rabu (5/1/2022). Syaripah didampingi guru Bahasa Indonesia Dra C Endang Purwantiningsih, guru sosiologi Dra Retno SR MPd dan guru matematika Riani Widiastuti SPd MPd.
“Budaya literasi di sekolah kami akan terus digerakkan dan ditumbuhkan agar memberikan manfaat bagi warga sekolah. Para siswa yang tergabung dalam Tim Jurnalistik De Journey sangat semangat belajar dan berkarya literasi. Menjelang peringatan Hari Guru Nasional pada 25 November 2021 yang lalu, mereka telah mengikuti workshop literasi dan kemudian menghasilkan buku bertajuk Tulus Mengabdi Tiada Henti. Buku karya siswa inilah yang akan dikadokan untuk HUT ke-72 sekolah. Untuk karya guru dalam proses. Kami harus semangat karena para siswa saja dapat berkarya buku, maka bapak ibu gurunya juga tidak boleh ketinggalan,” kata Endang Purwantiningsih.
Syaripah sebagai seorang guru senior pengampu mata pelajaran geografi memberikan kesaksian bahwa di masa lalu karena berkarya tulis buku dapat membantu memperlancar proses kenaikan pangkatnya. Dia berharap, para guru senior dan apalagi guru yunior agar terus belajar dan berkarya literasi.
“Ya kalau kita sebagai pendidik memang harus memberikan keteladanan kepada para siswa. Kalau kita berkarya itu selain bermanfaat bagi diri sendiri, juga sekaligus memberikan contoh nyata kepada siswa,” kata Wakasek Humas itu.
Pegiat literasi YB Margantoro mengapresiasi sekolah yang memiliki komitmen dan konsisten dalam belajar dan berkarya literasi. Gerakan literasi sekolah terutama memang harus didukung oleh warga sekolah setempat, namun juga dapat dibantu pihak luar yang memiliki kepedulian terhadap literasi.
Tentara pelajar
C Endang Purwantiningsih menambahkan, SMA Negeri 4 Yogyakarta awal berdirinya bernama SMA Perjoeangan. Hal ini sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 16 Januari 1950, Nomor 551/B.
Pada mulanya, sekolah ini didirikan untuk para pelajar yang telah menunaikan kewajibannya bertempur melawan penjajah dan berbakti kepada Negara sebagai Tentara Pelajar Anggota Brigade 17.
Pada tahun 1952, dengan SK Menteri Pengajaran dan Kebudayaan Nomor 3418/B tanggal 8 Agustus 1952, SMA Perjoangan Yogyakarta berubah menjadi SMA Bagian B Nomor II atau terkenal dengan nama SMA B Negeri. Pada perkembangan selanjutnya terjadi perubahan nama menjadi SMA 4 B, dan berubah lagi menjadi SMA Negeri IV. Baru pada tahun 1997 SMA Negeri IV Yogyakarta berubah nama menjadi SMA Negeri 4 Yogyakarta.
“Pada berdirinya SMA Perjoeangan tanggal 16 Januari 1950 diperingati sebagai hari ulang tahun SMA Negeri 4 Yogyakarta,” kata C Endang Purwantiningsih. (*/lip)