BERNASNEWS.COM – Tol Khayangan di Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah mendadak populer. Sejak Agustus 2021, hampir setiap hari, terutama hari Sabtu dan Minggu maupun hari-hari libur lainnya, ribuan orang datang berkunjung ke tempat itu.
Salah satu daya tarik dari obyek wisata itu adalah pemandangannya yang indah berupa lanskap lahan pertanian di lereng-lereng bukit ditambah udaranya yang dingin dan sesekali diselimuti kabut tebal. Tempat itu kini populer dengan nama tol khayangan karena ruas jalan desa dengan konstruksi beton yang memanjang membelah perbukitan sejauh mata memandang mirip jalan tol. Sementara disebut khayangan karena sering diselimuti kabut tebal mirip negeri di atas awan seperti tempat para dewa-dewi yang digambarkan dalam dunia pewayangan.

“Baru sekitar 4 minggu tempat ini mendadak ramai. Tentu kami sangat kaget dan belum siap menerima kunjungan wisatawan yang begitu banyak terutama pada hari Sabtu dan Minggu maupun pada hari-hari libur. Tempat parkir ratusan mobil dan sepeda motor belum ada sehingga kami mengorbankan sebagian lahan pertanian untuk tempat parkir,” kata David, warga setempat, saat ditemui Bernasnews.com di Tol Khayangan Sawangan, Minggu (10/10/2021) petang.
(Baca juga: Pesona Alam Tol Khayangan, Wisata Baru Di Lereng Gunung Merbabu)
Kedatangan ribuan pengunjung ini pun membawa berkah bagi warga setempat. Meski belum ada penarikan retribusi untuk masuk ke tempat tersebut, namun warga mendapat pemasukan dari jasa parkir dan warung-warung makan dan minuman ikut laris manis serta jasa kamar mandi bagi beberapa warga yang menyediakan kamar mandi/WC untuk umum.
Menurut David, saat ini obyek wisata tersebut dikelola pemerintah desa. Untuk sementara pemasukan hanya dari jasa parkir kendaraan pengunjung. Mungkin setelah tempat tersebut secara resmi ditetapkan sebagai obyek wisata baru dikenakan retribusi bagi pengunjung tentu dengan tarif yang murah.
Sementara Paidi, warga Tol Khayangan lainnya, mengaku sangat merasakan berkah dari kunjungan wisatawan yang mulai ramai dalam beberapa minggu terakhir setelah tempat tersebut viral di media sosial. Salah satu berkah yang mereka rasakan adalah larisnya makanan kecil dan minuman di warung-warung yang dibuka warga di tepi jalan.
“Puji Tuhan, warung-warung dipenuhi pengunjung untuk menikmati makanan dan minuman sambil melihat pemandangan indah di sekelilingnya,” kata Paidi yang mengaku warga setempat begitu semangat dan gembira menyambut wisatawan setelah lama terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Seperti diberitakan Bernasnews.com sebelumnya (4 Oktober 2021), daya tarik obyek wisata alam Tol Khayangan Merbabu di Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah adalah keindahan lanskap pertanian khas dataran tinggi lereng Gunung Merbabu berhiaskan jalan desa yang membelah perbukitan sepanjang sekitar 5 kilometer. Jalan desa dengan konstruksi beton yang baru dibangun hasil kerja gotong-royong warga yang dibiayai dana desa itu mirip jalan tol karena bisa terlihat sejauh mata memandang.
Pada Minggu (10/10/2021) pagi, puluhan mobil wisatawan yang berkunjung sempat ditolak masuk karena sudah penuh sehingga dikhawatirkan menimbulkan masalah baru berupa penularan Covid-19 yang bisa merugikan masyarakat.
“Tadi pagi banyak mobil pengunjung diminta putar balik oleh Satgas Covid-19 desa karena sudah penuh. Baru mulai siang hingga sore dibuka lagi,” kata Paidi.
Untuk menuju obyek wisata alam Tol Khayangan Merbabu cukup mudah, dari Muntilan jalan ke arah obyek wisata Ketep Pass, sampai di simpang tiga di bawah Ketep Pass ambil jalan ke arah Selo, Boyolali lebih kurang 8 kilometer sampai simpang tiga gapura desa Desa Wonoleo, masuk kiri dan ikuti jalan desa bagian dari ruas jalan Tol Khayangan.
Bagi wisatawan disarankan untuk menggunakan kendaraan seperti mobil atau motor yang dalam kondisi prima, sebab selain jalan menanjak juga medan di kiri kanan bertebing curam. Kondisi jalan pun sempit sehingga ketika mobil berpapasan maka salah satunya harus mengalah untuk berhenti guna memberi kesempatan mobil dari arah berlawanan untuk tetap jalan. Sambil jalan, wisatawan bisa memotret atau menvideokan pemandangan yang indah di kiri kanan jalan. (lip)