BERNASNEWS.COM — Bangsa Indonesia patut bersyukur karena memiliki ideologi Pancasila yang mampu mempesatukan dan sebagai pengikat keberagaman suku, agama, ras, budaya. Sehingga Indonesia dengan penduduk 260 juta lebih dengan latar belakang yang beragam bisa hidup rukun dan damai karena diikat oleh satu ideologi yakni Pancasila.
Karena itu, segala bentuk upaya untuk menggantikan Pancasila dengan ideologi lain harus dilawan. Demikian pula pandangan keagamaan yang bersifat radikal, harus dilawan. “Di negara yang berdasarkan Pancasila ini, semua pemeluk agama sama di depan negara. Kalau kita membiarkan ideologi lain berkembang dan menggantikan Pancasila maka negara ini bisa hancur,” kata Prof Dr Mahfud MD, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, saat berbicara pada Pertemuan Relawan Jokowi, KAPT-Seknas Jokowi se-Jateng dan DIY, di Joglo Rumah Dinas Bupati Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (5/9/2019).
Pertemuan yang dihadiri ratusan relawan pendukung dan pemenangan Jokowi-Amin pada Pemilu 2019 yang dibuka oleh Bupati Boyolali Seno Sambudra itu, berlangsung dua hari, 5-6 September 2019. Selain Mahfud MD, tampil sebagai pembicara Bupati Boyolali Seno Samudro, tokoh masyarakat Boyolali yang juga kakak kandung Bupati Boyolali, Seno Kusumoarjo, Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Eko Sulistyo dan Warsito.
Menurut Mahfud MD, keutuhan ideologi Pancasila sedang terancam karena adanya ide untuk memunculkan ideologi lain, seperti khilafah. Ini ancaman terhadap intergritas ideologi Pancasila. Dan yang harus melawan adalah seluruh rakyat Indonesia, termasuk umat Islam.
Mahfud MD melihat ada upaya yang meracuni pikiran anak-anak bahwa mereka yang ikut ideologi Pancasila itu haram. Bahkan anak-anak kecil diberi pemahaman yang sesat dan menyesatkan. “Anak-anak diajar ekstrim, gak boleh salaman dengan lawan jenis dan duduk harus pisah karena haram duduk bersama pria dan wanita. Ini cara-cara yang menyesatkan pikiran anak-anak, merusak ideologi. Orang-orang politik harus waspada,” kata Mahfud MD dengan nada serius.
Dikatakan, Indonesia bisa merdeka karena rakyatnya yang beragam latar belakang suku, agama, daerah, budaya dan keyakinan, bersatu. Kalau rakyat itu tidak bersatu, mungkin Indonesia tak bisa merdeka. “Negara sebesar Indonesia bisa bersatu meski rakyatnya berlatar belakang yang beragam, hebat sekali. Itu yang harus kita jaga sampai kapan pun. Dan ini sebagai kebanggaan kita. Bangsa Indonesia dengan penduduk 260 juta, pemeluk agama beragam, ratusan lebih keyakinan bisa bersatu karena Pancasila. Ini merupakan kebanggaan bagi bangsa ini,” kata Mahfud MD.
Karena itu, menurut Mahfud MD, semua upaya yang merusak persatuan dan kesatuan, seperti munculnya terorisme dan paham radikal maupun pandangan keagamaan yang bersifat radikal harus dilawan. Karena di negara berdasarkan Pancasila, semua pemeluk agama sama di depan negara.
“Salah kalau Anda merasa benar sendiri dalam beragama. Adu kuat dan yang banyak mendominasi itu tidak boleh. Karena itu, tantangan kita ke depan adalah bagaimana menjaga keutuhan ideologi yaitu kebersatuan. Berjuang boleh di alam demokrasi, tapi tetap dalam koridor liberte (kebebasan), egalite (kebersamaan) dan fraternite (kepentingan bersama/kekeluargaan). Jangan merasa benar sendiri, merasa menang sendiri,” kata Mahfud MD seraya meminta para pemimpin agar dalam membuat kebijakan apa pun harus menjamin integritas ideologi dan teritori. (lip)