bernasnews – Pemerintah Kota Yogyakarta bersama Perumda BPR Bank Jogja meluncurkan sejumlah program inovatif dalam rangka memperluas literasi dan inklusi keuangan masyarakat.
Namun demikian, Direktur Utama Perumda BPR Bank Jogja, Kosim Junaedi, mengungkapkan bahwa pemanfaatan produk Bank Jogja oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Yogyakarta masih tergolong rendah.
“Dari sekitar 7.000 ASN di Pemkot Yogyakarta, baru 30 persen yang menggunakan layanan kredit dari Bank Jogja. Artinya, masih sangat banyak potensi yang belum tergarap,” jelas Kosim.
Sosialisasi dan Launching Program
Ia menyampaikan hal tersebut saat acara Sosialisasi Kredit Program AMARTO dan Launching SIPINTAR dan MASJOKO, Jumat (8/5) di Grha Pandawa Balai Kota Yogyakarta.
Kosim memperkenalkan Program AMARTO sebagai salah satu Quick Win Bank Jogja yang ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan kredit.
Ia berharap program ini bisa menarik minat lebih banyak ASN dan pelaku UMKM untuk memanfaatkan layanan keuangan yang tersedia secara lebih produktif.
Selain AMARTO, Bank Jogja juga meluncurkan Program SIPINTAR (Siap Ambil dan Antar) untuk mendukung gerakan Simpanan Pelajar (SIMPEL).
Dalam peresmian program ini, Bank Jogja menyerahkan saldo awal sebesar Rp10.000 secara simbolis kepada 100 pelajar, sedangkan 1.000 pelajar lainnya akan menerima melalui sekolah masing-masing.
Penyerahan Tabungan
Dalam kesempatan yang sama, Bank Jogja menyerahkan tabungan program MASJOKO (Masyarakat Jogja Kota) kepada para penggerobak sampah. Hal ini adalah bentuk kepedulian terhadap kebersihan kota.
Penyerahan simbolis dilakukan langsung oleh Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo, didampingi Kosim Junaedi.
“Sebanyak 616 penggerobak sampah menerima stimulus tabungan senilai Rp 50.000. Kami berharap ini menjadi langkah awal untuk menumbuhkan kebiasaan menabung di kalangan transporter kebersihan,” ujar Hasto.
Hasto menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif dan inovasi Bank Jogja dalam menghadirkan program yang mendukung penguatan ekonomi lokal. Ia menekankan pentingnya penggunaan pinjaman secara produktif, khususnya bagi ASN Pemkot.
“Saya berharap pegawai Pemkot Yogyakarta bisa memiliki penghasilan pasif di masa pensiun. Pinjaman harus digunakan untuk hal produktif seperti usaha, bukan konsumtif,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa program-program seperti AMARTO, MASJOKO, dan SIPINTAR sangat potensial untuk mendorong pertumbuhan UMKM dan menanamkan literasi keuangan sejak dini.
“Melalui SIPINTAR, kita tumbuhkan budaya menabung di kalangan pelajar. Ini penting agar mereka terbiasa mengelola keuangan sejak usia dini, sekaligus menyiapkan generasi yang melek finansial,” pungkasnya. (ef linangkung)