News  

Profil Ignatius Kardinal Suharyo, Uskup Agung Jakarta yang Disebut Akan Ikuti Konklave di Vatikan

Profil Ignatius Kardinal Suharyo, Uskup Agung Jakarta yang Disebut Akan Ikuti Konklave di Vatikan/Wikipedia

bernasnews – Kabar wafatnya Paus Fransiskus pada Senin, 21 April 2025, mengguncang umat Katolik di seluruh dunia.

Meninggalnya pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma ini secara otomatis membuka jalan bagi penyelenggaraan Konklaf, yaitu pemilihan Paus baru.

Dalam proses penting dan sakral ini, satu nama asal Indonesia mencuat sebagai kandidat potensial: Ignatius Kardinal Suharyo.

Perjalanan Panjang Ignatius Suharyo di Jalur Gereja

Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo bukanlah sosok baru dalam lingkaran gerejawi. Ia lahir di Sedayu, Bantul, Yogyakarta, pada tanggal 9 Juli 1950 dari pasangan Florentinus Amir Hardjodisastra dan Theodora Murni Hardjadisastra.

Ayahnya dikenal sebagai pegawai di Dinas Pengairan Daerah Istimewa Yogyakarta, sementara keluarganya dikenal sebagai keluarga yang aktif dalam pelayanan gereja. Beberapa saudaranya bahkan memilih jalan hidup sebagai biarawan dan biarawati.

Perjalanan pendidikan Ignatius Suharyo menunjukkan dedikasinya yang mendalam terhadap ilmu dan spiritualitas. Ia meraih gelar Sarjana Muda di bidang Filsafat dan Teologi, kemudian melanjutkan hingga meraih gelar Sarjana Filsafat/Teologi penuh pada tahun 1976.

Berkat penugasan dari Julius Kardinal Darmojuwono, Suharyo melanjutkan pendidikan doktoralnya di Universitas Urbaniana, Roma, Italia, dan berhasil menyelesaikan program doktor dalam bidang Teologi Biblis pada tahun 1981.

Karier Gerejawi yang Mengakar dan Mendalam

Rekam jejak Ignatius Suharyo dalam hierarki Gereja Katolik sangat mengesankan. Ia memulai kiprah sebagai Uskup Agung Semarang pada tahun 1997 dan menjalani jabatan tersebut hingga 2009.

Setelah itu, ia diangkat sebagai Uskup Koajutor Jakarta, sebelum akhirnya menjabat sebagai Uskup Agung Jakarta sejak 29 Juni 2010.

Tidak berhenti di situ, ia juga pernah dipercaya sebagai Administrator Apostolik Keuskupan Bandung pada periode 2011–2014. Kepemimpinan dan kiprahnya yang konsisten menjadikannya tokoh penting dalam perkembangan Gereja Katolik Indonesia.

Puncaknya, pada tahun 2019, Ignatius Suharyo diangkat sebagai Kardinal oleh Paus Fransiskus. Pengangkatan tersebut menjadikannya salah satu tokoh Katolik Indonesia yang punya hak suara dan hak untuk dipilih dalam Konklaf, yaitu sidang rahasia para Kardinal untuk memilih Paus baru.

Apa Itu Konklaf?

Konklaf adalah proses pemilihan Uskup Roma atau Paus yang diselenggarakan secara tertutup oleh Dewan Kardinal.

Pemilihan ini diadakan setelah Paus sebelumnya meninggal dunia atau menyatakan pengunduran dirinya. Biasanya, Konklaf dimulai 15 hingga 20 hari setelah kabar wafatnya Paus diumumkan kepada publik.

Tradisi ini berakar sejak Abad Pertengahan, di mana waktu tersebut diperlukan bagi para Kardinal dari seluruh dunia untuk melakukan perjalanan menuju Vatikan.

Meskipun transportasi modern sudah jauh lebih cepat, aturan ini tetap dipertahankan agar para Kardinal memiliki waktu cukup untuk refleksi dan diskusi sebelum memilih pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia.

Berpeluang Jadi Paus, Benarkah?

Nama Ignatius Suharyo memang disebut-sebut sebagai salah satu kandidat kuat dalam Konklaf kali ini. Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC, menyampaikan bahwa Kardinal Suharyo, yang kini berusia 74 tahun, termasuk dalam daftar para Kardinal yang memenuhi syarat baik sebagai pemilih maupun sebagai calon terpilih.

Rencana keberangkatan ke Roma pun sedang disusun, meski belum ada konfirmasi resmi apakah Kardinal Suharyo akan menghadiri Konklaf secara langsung.

Namun, spekulasi tentang keikutsertaannya dalam pemilihan Paus terus menjadi perbincangan hangat, baik di kalangan umat Katolik Indonesia maupun di ranah internasional.

Harapan Umat Katolik Indonesia

Jika Ignatius Suharyo benar-benar mengikuti Konklaf dan bahkan terpilih sebagai Paus, maka ia akan menjadi Paus pertama yang berasal dari Indonesia.

Hal ini tentunya akan menjadi tonggak sejarah luar biasa bagi bangsa Indonesia dan juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi umat Katolik di tanah air.

Kiprah dan dedikasi Ignatius Suharyo selama puluhan tahun telah memberikan kontribusi besar dalam pengembangan spiritual dan sosial masyarakat Katolik Indonesia.

Tak heran jika banyak pihak berharap agar beliau bisa membawa suara Asia, khususnya Indonesia, dalam skala global.

Meski belum dapat dipastikan apakah Ignatius Suharyo akan benar-benar melangkah sebagai pengganti Paus Fransiskus, satu hal yang pasti: peran dan dedikasinya selama ini telah membawa warna tersendiri bagi perkembangan Gereja Katolik, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia.

Dengan pengalaman panjang dan integritasnya yang tak diragukan lagi, Ignatius Kardinal Suharyo adalah simbol harapan dan kekuatan spiritual yang patut diperhitungkan dalam Konklaf mendatang.***