News  

Profil dan Perjalanan Karir Paus Fransiskus, dari Orang Biasa hingga Takhta Kepausan

Profil dan Perjalanan Karir Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik yang telah meninggal dunia/Pixabay

bernasnews – Paus Fransiskus diumumkan telah meninggal dunia pada hari Senin pagi, 21 April 2025 di Vatikan.

Meninggalnya Paus Fransiskus dikarenakan sakit pernapasan yang dideritanya sejak beberapa waktu belakangan. Kepergian Paus Fransiskus menjadi duka mendalam bagi umat Katolik di seluruh dunia.

Paus Fransiskus dikenal sebagai pemimpin spiritual tertinggi Gereja Katolik Roma sekaligus Kepala Negara Vatikan.

Sosok yang karismatik ini merupakan Paus ke-266 dalam sejarah Gereja Katolik dan dikenal luas atas kedekatannya dengan umat serta gaya hidup yang sederhana.

Terpilih dalam Konklaf Kepausan pada 13 Maret 2013, ia menjadi Paus pertama yang berasal dari Benua Amerika, tepatnya dari Argentina.

Latar Belakang Keluarga dan Kehidupan Awal

Nama asli Paus Fransiskus adalah Jorge Mario Bergoglio. Ia lahir di ibu kota Argentina, Buenos Aires, pada tanggal 17 Desember 1936.

Ayahnya, Mario Bergoglio, adalah seorang imigran asal Italia yang bekerja sebagai akuntan di perusahaan perkeretaapian.

Sedangkan sang ibu, Regina Sivori, mendedikasikan hidupnya sebagai ibu rumah tangga yang membesarkan kelima anaknya dengan penuh kasih, termasuk Jorge kecil yang kelak akan menjadi pemimpin tertinggi umat Katolik dunia.

Pendidikan dan Awal Panggilan Imamat

Meski awalnya menempuh jalur akademik di bidang teknik kimia, Jorge Mario Bergoglio kemudian mengikuti panggilan spiritualnya.

Ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan religius di Seminari Tinggi Keuskupan Villa Devoto dan pada tanggal 11 Maret 1958 resmi bergabung dalam novisiat Serikat Yesus.

Pendidikan humaniora diselesaikannya di Chili, kemudian ia kembali ke Argentina dan berhasil meraih gelar sarjana filsafat dari Colegio de San José di San Miguel pada tahun 1963.

Sebelum ditahbiskan sebagai imam, ia sempat mengajar sastra dan psikologi di dua institusi berbeda yakni di Immaculate Conception College, Santa Fé (1964–1965), dan Colegio del Salvador, Buenos Aires (1966). Tak berhenti di situ, ia kembali mendalami teologi dari tahun 1967 hingga 1970 dan meraih gelar dari Colegio de San José.

Penahbisan Imam dan Kaul Kekal

Perjalanan imamat Jorge Mario Bergoglio ditandai dengan penahbisannya sebagai imam pada tanggal 13 Desember 1969 oleh Uskup Agung Ramón José Castellano.

Ia kemudian melanjutkan studi ke Universitas Alcala de Henares di Spanyol pada tahun 1970 hingga 1971. Di tengah pengabdiannya bersama Serikat Yesus, pada 22 April 1973, ia mengikrarkan kaul kekal sebagai anggota Jesuit.

Kiprah dalam Serikat Yesus dan Dunia Akademik

Kariernya di dalam Serikat Yesus semakin berkembang ketika pada 31 Juli 1973, ia diangkat sebagai Provinsial Serikat Yesus untuk wilayah Argentina.

Selama lebih dari satu dekade, ia memainkan peran strategis, termasuk sebagai Rektor Colegio de San José dari tahun 1980 hingga 1986. Dalam periode ini, ia juga aktif sebagai pastor paroki di wilayah San Miguel.

Demi meningkatkan kapabilitas akademis dan spiritual, ia sempat menempuh pendidikan di Jerman pada Maret 1986 untuk menyelesaikan tesis doktoralnya, memperluas wawasannya tentang Gereja dan dunia modern.

Langkah Menuju Pucuk Kepemimpinan Gereja

Tonggak penting dalam karier gerejawi Jorge Mario Bergoglio terjadi pada 20 Mei 1992. Saat itu, Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya sebagai Uskup Tituler Auca sekaligus Uskup Pembantu untuk Keuskupan Agung Buenos Aires.

Ia secara resmi menerima penahbisan pada 27 Juni 1992 dan pada tahun berikutnya diangkat sebagai Vikaris Jenderal.

Posisinya semakin menguat ketika pada 3 Juni 1997, ia resmi ditunjuk sebagai Uskup Agung Buenos Aires. Tak lama setelah kematian Kardinal Antonio Quarracino, ia menggantikan posisi tersebut sebagai Primat Argentina dan juga sebagai Ordinaris bagi umat Katolik ritus Timur yang tidak memiliki uskup tersendiri.

Penunjukan sebagai Kardinal dan Tugas Sinodal

Paus Yohanes Paulus II kembali mempercayakan tugas besar kepadanya dengan mengangkatnya sebagai Kardinal pada Konsistori 21 Februari 2001.

Gelar gerejawi yang diberikan kepadanya adalah San Roberto Bellarmino. Tak lama kemudian, ia mendapat tanggung jawab sebagai Relator Umum dalam Sidang Umum Biasa Sinode Para Uskup ke-10 pada Oktober 2001, sebuah peran strategis yang memperlihatkan wibawa dan pengaruhnya di kalangan para uskup dunia.

Konklaf 2013: Terpilihnya Paus dari Amerika

Jorge Mario Bergoglio sebelumnya turut hadir dalam Konklaf 2005 yang memilih Paus Benediktus XVI. Namun, sejarah mencatat namanya dalam Konklaf 2013, ketika ia sendiri dipilih menjadi Paus Gereja Katolik.

Momen bersejarah tersebut menjadikannya Paus ke-266 dan sekaligus Paus pertama dari Amerika Selatan, serta Paus pertama yang berasal dari Serikat Yesus (Jesuit).

Kunjungan ke Indonesia dan Pesan Perdamaian

Pada tahun 2024, di usia 87 tahun, Paus Fransiskus memulai kunjungan internasional terpanjangnya, termasuk ke Indonesia.

Pada 4 September 2024, ia disambut langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta. Kunjungan ini menjadi simbol penting dari dialog lintas agama dan budaya, serta memperkuat pesan perdamaian dan kasih dalam keberagaman.

Gaya Kepemimpinan dan Pandangan Paus Fransiskus

Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok yang rendah hati, progresif, dan sering menyuarakan isu-isu sosial seperti kemiskinan, lingkungan hidup, serta keadilan global.

Ia juga kerap mengingatkan umat tentang pentingnya keluarga, bahkan secara tegas pernah mengkritik kecenderungan masyarakat modern yang lebih memilih memelihara hewan peliharaan daripada memiliki anak.

Selamat jalan, Paus Fransiskus.

***