Teks Renungan Jumat Agung 2025: Kasih Yesus Begitu Besar, Teladan Hidup

Ilustrasi renungan Jumat Agung 18 April 2025. (Pixabay.com)

bernasnews – Panduan teks renungan Jumat Agung 2025 yang jatuh pada 18 April. Jumat Agung adalah salah satu momen paling mengharukan dalam kalender liturgi umat Katolik.

Pada hari ini, seluruh umat diajak untuk merenungkan pengorbanan Yesus Kristus yang wafat di kayu salib demi menebus dosa manusia.

Renungan

Kasih Yesus begitu besar, melampaui batas logika manusia. Ia tidak hanya mengajar tentang kasih, tetapi juga menjadi wujud kasih itu sendiri. Dalam renungan Jumat Agung 2025 ini, kita diundang untuk merenungi betapa dalamnya cinta Tuhan dan bagaimana kita bisa menjadikannya sebagai teladan hidup.

Peristiwa Jumat Agung bukan sekadar sebuah tragedi. Sebaliknya, ia merupakan kemenangan atas dosa dan kematian.

Di dalam penderitaan-Nya, Yesus menunjukkan ketaatan sempurna kepada kehendak Bapa. Ia rela dihina, disiksa, dan akhirnya wafat di salib agar manusia memperoleh keselamatan. Ini bukan sekadar cerita lama, tetapi pesan yang hidup dan relevan sampai sekarang.

Renungan ini diawali dengan Firman Tuhan dari Injil Lukas 23:44-46:

“Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga, sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir Bait Suci terbelah dua. Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: ‘Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.’ Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.”

Ayat ini menunjukkan momen krusial saat Yesus menyerahkan nyawa-Nya. Kegelapan yang meliputi bumi bukan hanya fenomena alam, tapi lambang dari dosa manusia. Namun, ketika Yesus berseru dan menyerahkan nyawa-Nya, itu adalah tindakan kasih yang terbesar.

Kasih seperti ini tidak bersyarat. Yesus tidak mati hanya untuk mereka yang saleh atau benar, melainkan untuk semua orang berdosa.

Ini menjadi panggilan bagi setiap umat Katolik untuk hidup bukan hanya secara ritual, tetapi juga secara spiritual dan sosial. Menjadi Katolik bukan hanya soal rajin ke gereja, tetapi juga menjadi saksi kasih Kristus dalam keseharian.

Pengorbanan Yesus menantang kita untuk mengampuni, mengasihi musuh, dan melayani sesama tanpa pamrih. Saat dunia semakin keras, penuh egoisme dan ketidakpedulian, teladan Yesus menjadi kompas moral yang memandu kita tetap berjalan dalam terang kasih Allah.

Jumat Agung juga menjadi pengingat bahwa Allah mau dan mampu mengampuni. Tidak ada dosa yang terlalu besar jika kita bertobat dan datang kepada-Nya dengan hati yang tulus. Dari salib, Yesus justru memberi harapan: bahwa di balik penderitaan ada kemuliaan, di balik air mata ada sukacita, dan di balik kematian ada kebangkitan.

Kesimpulan:

Teks renungan Jumat Agung 2025 ini mengajak kita untuk kembali melihat inti iman Kristen—kasih Allah yang tidak terbatas.

Mari jadikan momen ini sebagai refleksi untuk memperbaiki hidup, memperdalam relasi dengan Tuhan, dan menjadi pribadi yang lebih mengasihi sesama. Karena kasih Yesus begitu besar, maka hidup kita pun seharusnya menjadi cerminan dari kasih itu sendiri.

***