bernasnews — Ternyata tidak mudah untuk memiliki hewan piaraan anjing di negara Belanda, orang harus memahami tidak hanya bagaimana memeliharanya, tapi juga harus mengetahui aturan – aturan yang berlaku, baik secara umum, dan secara khusus berlaku di setiap kotamadya atau provinsi tempat domisili anjing dan pemiliknya.
“Berawal dari anjuran agar anak anjing baru boleh dipisahkan dari induknya manakala anak anjing sudah umur 6 bulan. Tentu saja banyak anjing berpindah pemilik disaat anjing sudah umur tambah tua,” terang Yan Suryoputri, seorang warga Belanda, kepada bernasnews.
Pertama yang harus dilakukan bila anjing masih kecil, maka anjing tersebut harus dipasang chip yang ditaruh di bawah kulitnya. Nomer chip tersebut akan memudahkan mendeteksi bila anjing tersebut hilang, atau pindah domisili.
“Dari nomer chip tersebut, maka untuk anjing tersebut akan dibuatkan semacam passport anjing oleh dokter hewan yang dipilih pemiliknya,” ujar ibu dua putra asal Jogja itu, melalui pesan whatsapp (WA)
Langkah berikutnya, lanjut Yan Suryoputri menjelaskan, anjing harus divaksinasi, anti cacing, anti kutu anjing, dan bila perlu anti rabies. Vaksin tersebut bertahan untuk setahun, yang akan diulang lagi disaat kontrol tiap tahun ke dokter hewan. Semua vaksin yang diberikan, selalu didaftar di passport anjing atau selalu up to date.
Pemilik anjing harus memahami aturan dan kebiasaan yang berlaku, bahwa anjing harus selalu berada di rumah atau kebun pemilik, tidak boleh berkeliaran tanpa pengawasan pemilik. Dengan demikian, pemilik anjing selalu mengajak jalan anjingnya setiap hari agar bisa buang air besar dan kencing di luar rumah. Ini semua berawal dari latihan saat anjing masih kecil.
Ada beberapa tempat yang terlarang untuk anjing, demi menjaga kemungkinan anjing akan kencing dan BAB (buang air besar) di tempat tersebut. Biasanya lokasi di dekat sekolah dan juga taman tempat bermainnya anak – anak.
Juga beberapa tempat yang ada peringatan, bahwa pemilik diharuskan memungut kotoran anjing jika anjingnya kebetulan BAB di tempat tersebut. Oleh sebab itu, setiap pemilik anjing selalu membawa plastik dan bilamana perlu untuk memungut kotoran anjingnya.
Yan Suryoputri tidak menepis, bahwa memiliki anjing selain harus punya budget (dana) guna keperluan kesehatannya, untuk makanannya, serta pajak kepemilikan anjing yang berlaku di tiap kotamadya atau provinsi domisili anjing dan pemiliknya.
Ada wilayah yang tidak perlu bayar pajak karena kotamadya tersebut tidak menganggap perlu. Tetapi, pemilik tetap harus paham bahwa ada dinas inspeksi yang mengawasi kepemilikan anjing. Misalnya, apabila ada laporan yang menyatakan pemilik memperlakukan anjingnya secara kejam atau menelantarkannya.
“Bahkan tetangga bisa melaporkan ke polisi jika anjing tetangganya ribut menggonggong terus menerus dikarenakan seharian ditinggal kerja sehingga pemilik anjing tersebut akan diberi peringatan. Apabila hingga tiga kali dilanggar, maka anjingnya akan disita oleh dinas inspeksi tersebut,” beber Yan Suryoputri.
Sementara untuk membatasi populasi anjing agar tidak terlalu banyak, maka anjing – anjing peliharaan selalu dikebiri. Terkecuali yang sengaja diternak untuk dijual atau bisnis. Peternak tersebut ada regulasi atau aturan yang lebih ketat.
“Misalnya anjing tidak boleh dikawinkan dengan keturunan langsung untuk menghindari penyakit – penyakit bawaan. Walau begitu, ada juga yang melanggar, dengan resiko akan dikunjungi dan mendapat sanksi dari dinas inspeksi,” imbuhnya.
Kata Yan Suryoputri, jika pemilik akan berliburan ke negara lain bermobil dan akan membawa anjingnya maka pemilik harus membawa passport anjingnya yang up to date. Hal itu untuk prevensi (persiapan) jika ada pengawasan dari polisi ataupun dinas terkait, bahwa anjingnya bukanlah anjing curian, dan anjing tidak sedang sakit.
Dunia anjing peliharaan merupakan peluang bisnis besar, yaitu dari segala macam makanan baik yang murah atau yang mahal, assesoris anjing, ongkos dokter hewan, dan opsi mengasuransikan kesehatan anjing hingga biaya operasi apabila diperlukan.
“Bahwasanya, memiliki anjing piaraan di Belanda, orang harus sadar uang yang harus dikeluarkan untuk anjingnya. Untungnya, anjing adalah hewan peliharaan yang bisa menjadi teman setia dan bisa menjadi penjaga rumah,” pungkas Yan Suryoputri, yang sejak mudanya juga piara anjing saat masih tinggal di Jogja. (ted)