Kedelite Bukan Sekadar Camilan Biasa, Snack Bar dengan 4 Nutrisi dalam 1 Gigitan

Kedelite produk inovasi kuliner mahasiswa UNY, berbahan kulit kedelai dan biji nangka. (Foto: Istimewa)

bernasnews — Kulit kedelai (Glycine max L) dan biji nangka (Artocarpus heterophyllus) atau orang Jogja menyebutnya ‘beton’, di tangan kreatif dari sekelompok mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dua bahan tersebut dapat dijadikan snack bar. Camilan pendunda lapar berbentuk batangan.

Inovasi dalam dunia kuliner karya mahasiswa UNY ini diberi nama atau brand Kedelite. Sebagai camilan sehat yang kaya akan protein, serat pangan, lemak, zat besi, dan kalsium, menjadikannya pilihan tepat bagi mereka yang ingin menjaga pola makan seimbang.

Produk ini merupakan bagian dari program Pekan Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) dan dikembangkan oleh Indah Aulia, Telaga Zia, Mufidah Nur, Adinda Putri, dan Aghna Jadarah, dengan bimbingan dari Dita Puji R., M.Pd. sebagai dosen pembimbing lapangan.

Kulit kedelai yang digunakan berasal dari limbah produksi tempe dan tahu, sedangkan biji nangka memberikan tekstur renyah yang unik pada snack bar ini. “Kami ingin menciptakan camilan yang tidak hanya lezat, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan dan membantu mengurangi limbah pangan,” terang Indah Aulia sebagai Ketua Tim PKM Kedelite.

Menurut Indah, kulit kedelai yang sering terbuang ternyata masih kaya akan nutrisi, sehingga pihaknya berusaha mengolahnya menjadi produk bernilai jual.

Kedelite sendiri dikemas dalam aluminium foil berukuran 20 gram, dengan desain modern yang mencantumkan nama produk, varian rasa, dan slogan “4 Nutrisi dalam 1 Gigitan”. Produk ini hadir dalam tiga varian rasa yaitu original, matcha, dan jagung. “Pemilihan rasa ini karena ketiga rasa itu masih jarang ditemukan di pasaran, sehingga memberikan pengalaman baru bagi para konsumennya,” imbuh Telaga Zia, Anggota Tim PKM Kedelite.

Sementara proses pembuatan Kedelite dilakukan dengan beberapa tahapan yang ketat untuk memastikan kualitas terbaik. Tahap pertama adalah persiapan, di mana bahan baku seperti kulit kedelai dan biji nangka disortir dan alat-alat produksi disiapkan. Selanjutnya, pada tahap pembuatan, kulit kedelai dan biji nangka dibersihkan, dikeringkan, dan dihaluskan agar teksturnya lebih mudah dicampur dengan bahan lain.

Kemudian dilakukan uji rasa dan kualitas guna memastikan cita rasa yang seimbang dan kandungan nutrisinya tetap terjaga. “Terakhir, produk dikemas dengan higienis dalam kemasan aluminium foil agar tetap awet dan praktis dibawa ke mana saja,” ujar Aghna Jadarah, anggota tim.

Kedepannya, tim PKM Kedelite berharap produk ini dapat diperkenalkan ke pasar yang lebih luas. “Kami ingin Kedelite ini bisa jadi camilan alternatif yang mudah ditemukan, terutama bagi mereka yang peduli dengan kesehatan dan keberlanjutan lingkungan. Semoga inovasi ini bisa terus berkembang dan membawa manfaat lebih luas,” pungkas Indah Aulia.

Dengan konsep yang inovatif dan manfaat yang tinggi, Kedelite bukan hanya sekadar camilan biasa. Produk ini menjadi bukti bahwa limbah pangan bisa diolah menjadi sesuatu yang bernilai dan bermanfaat bagi banyak orang. (*/ ted)