bernasnews – Isu reshuffle Kabinet Merah Putih semakin memanas usai libur panjang Hari Raya Idulfitri 2025.
Sorotan tajam terhadap beberapa menteri semakin menguat, baik dari pengamat politik, masyarakat sipil, hingga partai-partai politik.
Berikut ini daftar nama-nama menteri yang disebut-sebut berada dalam posisi rawan diganti oleh Presiden Prabowo Subianto:
1. Sri Mulyani Indrawati – Menteri Keuangan
Meski belum ada pernyataan resmi, kabar rencana mundurnya Sri Mulyani dari kabinet Prabowo telah beredar luas.
Senyum tanpa komentar saat ditanya wartawan menambah spekulasi bahwa ada tekanan atau ketidakcocokan arah kebijakan fiskal.
Ia menjadi menteri yang diisukan akan keluar dari kabinet, baik secara sukarela maupun melalui keputusan presiden.
2. Bahlil Lahadalia – Menteri Investasi
Bahlil menjadi salah satu menteri yang paling banyak disebut oleh pengamat sebagai kandidat kuat reshuffle.
Dituding terlalu dekat dengan pemerintahan sebelumnya, serta beberapa kebijakan investasi yang dinilai tidak transparan, membuat posisinya cukup terancam.
Nama Bahlil menjadi sorotan tajam dalam wacana pembentukan kabinet yang lebih sesuai dengan arah kebijakan Prabowo.
3. Raja Juli Antoni – Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang
Raja Juli juga masuk dalam daftar menteri yang diisukan akan diganti. Sebagai salah satu sosok yang erat dengan lingkaran kekuasaan lama, keberadaannya di kabinet Prabowo menjadi perdebatan.
Selain itu, publik mempertanyakan efektivitas kinerjanya dalam penyelesaian konflik agraria dan tata kelola lahan yang hingga kini masih menjadi persoalan besar.
4. Yandri Susanto – Menteri Agama
Yandri Susanto kerap menuai kritik atas pernyataan dan kebijakan-kebijakannya yang dinilai kontroversial.
Kinerjanya dianggap belum mampu menciptakan iklim harmonis di tengah keberagaman umat beragama.
Di tengah meningkatnya tekanan politik dan harapan akan kepemimpinan keagamaan yang lebih netral dan moderat, posisinya menjadi salah satu yang paling rentan.
5. Hasan Nasbi – Kepala Komunikasi Kepresidenan (PCO)
Nama Hasan Nasbi muncul dalam daftar tokoh non-menteri yang turut diusulkan untuk diganti. Kritikan keras muncul setelah tanggapannya terhadap aksi teror terhadap kantor media dinilai tidak pantas.
Banyak pihak menganggap pernyataannya menormalisasi kekerasan terhadap jurnalis, dan ini mencederai nilai demokrasi dan kebebasan pers.
6. Rosan Roeslani – Menteri Investasi dan Hilirisasi
Rangkap jabatan Rosan sebagai menteri sekaligus CEO Danantara menuai kontroversi. Banyak pihak mempertanyakan profesionalisme dan potensi konflik kepentingan dari posisi ganda tersebut.
Istilah “pemain bola sekaligus wasit” mencuat sebagai gambaran situasi membingungkan yang bisa mengganggu kepercayaan investor terhadap iklim bisnis nasional.
7. Pejabat di Bidang Ekonomi Lainnya
Sejumlah menteri ekonomi lainnya turut menjadi bahan evaluasi akibat memburuknya indikator ekonomi dalam beberapa bulan terakhir.
Meskipun belum disebutkan secara langsung, tekanan terhadap tim ekonomi Prabowo semakin kuat, terutama dalam konteks menjaga stabilitas fiskal, penyerapan APBN, dan daya beli masyarakat.
Meskipun reshuffle kabinet merupakan hak prerogatif presiden, tekanan publik yang begitu besar, dikombinasikan dengan performa beberapa menteri yang dipertanyakan, menjadikan isu ini semakin tidak terbendung.
Presiden Prabowo Subianto kini berada di persimpangan penting—antara mempertahankan loyalitas dan mempertajam arah kebijakan sesuai visi kepemimpinannya.
Langkah reshuffle pasca Lebaran dapat menjadi jawaban bagi publik yang menginginkan wajah baru di kursi kementerian dan sinyal kuat bahwa Prabowo siap lepas dari bayang-bayang pemerintahan sebelumnya.
Pertanyaannya kini tinggal satu: beranikah Prabowo mengambil langkah besar?***