bernasnews – Pada Lebaran 2025 tentu saja ada sampah organik untuk persiapan Hari Raya Idul Fitri. Mengapa perlu mengolah sampah organik sisa makanan Lebaran?
Lebaran adalah momen spesial yang identik dengan berbagai hidangan lezat. Namun, di balik kebahagiaan berkumpul bersama keluarga dan menyantap makanan khas Lebaran, seringkali kita menghadapi masalah sampah organik yang menumpuk.
Jika tidak dikelola dengan baik, sisa makanan ini bisa menjadi sumber pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui cara mengolah sampah organik agar lebih bermanfaat dan tidak mubazir.
Sampah organik dari makanan Lebaran bisa berasal dari berbagai sumber, seperti:
- Sisa makanan yang tidak habis dimakan (nasi, sayur, lauk-pauk)
- Kulit buah dan sayur
- Tulang ayam, sapi, atau ikan
- Ampas teh dan kopi
- Cangkang telur
Daripada membuangnya begitu saja, kita bisa mengolahnya kembali agar lebih bermanfaat.
Kelola Sampah Organik Sisa Makanan Lebaran
1. Membuat Pupuk Kompos
Sampah organik bisa diolah menjadi pupuk kompos yang bermanfaat bagi tanaman. Berikut langkah-langkahnya:
- Pilih sisa makanan yang tidak mengandung minyak berlebih dan bahan kimia.
- Campurkan dengan dedaunan kering atau serbuk kayu untuk mempercepat proses pembusukan.
- Simpan dalam wadah khusus dengan ventilasi udara.
- Aduk secara berkala agar proses fermentasi berjalan optimal.
- Setelah beberapa minggu, pupuk kompos siap digunakan untuk menyuburkan tanaman.
2. Memanfaatkan Lubang Biopori
Biopori adalah metode ramah lingkungan untuk mengelola sampah organik dengan cara menguburnya di dalam tanah. Cara ini sangat efektif untuk meningkatkan resapan air tanah sekaligus mengurangi limbah organik. Langkah-langkahnya:
- Buat lubang sedalam 100 cm dengan diameter sekitar 10-30 cm.
- Masukkan sampah organik secara bertahap.
- Tutup lubang dengan tanah setelah penuh.
- Biarkan sampah terurai secara alami dan menyuburkan tanah.
3. Membuat Ekoenzim
Ekoenzim adalah cairan fermentasi dari sisa organik yang bisa digunakan sebagai pupuk cair, pembersih alami, hingga pengusir hama. Cara membuatnya:
- Siapkan wadah tertutup.
- Campurkan 1 bagian gula merah, 3 bagian sisa buah dan sayur, serta 10 bagian air.
- Biarkan terfermentasi selama 3 bulan.
- Setelah jadi, ekoenzim bisa digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga.
4. Mengolah Tulang Jadi Kaldu
Tulang ayam, sapi, atau ikan masih bisa dimanfaatkan untuk membuat kaldu alami yang kaya nutrisi. Caranya:
- Rebus tulang dengan air hingga mendidih.
- Tambahkan rempah-rempah seperti bawang, jahe, dan daun salam.
- Masak dengan api kecil selama beberapa jam hingga sari-sarinya keluar.
- Saring kaldu dan gunakan sebagai bahan dasar sup atau masakan lainnya.
5. Menggunakan Ampas Teh dan Kopi untuk Tanaman
Ampas teh dan kopi mengandung nutrisi yang baik untuk tanaman. Cukup keringkan ampas dan taburkan di sekitar tanaman sebagai pupuk alami.
Mengelola sampah organik sisa makanan Lebaran bukan hanya membantu mengurangi limbah rumah tangga, tetapi juga memberikan manfaat bagi lingkungan.
Dengan menerapkan metode seperti kompos, biopori, ekoenzim, dan pemanfaatan sisa makanan, kita bisa menjadikan sisa makanan lebih berguna.
Mari mulai kebiasaan bijak dalam mengelola sampah agar lebih bermanfaat dan tak mubazir!
***