News  

Satu Abad GKJ Mergangsan, Awal Mula dari Rumah Pakèrèn Zaman Pemerintahan HB VII

Penampakan GKJ Mergangsat, Jalan Taman Siswa, Yogyakarta. (Foto: IG. GKJ Mergangsan)

bernasnews — Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menghadiri perayaan 100 tahun atau Satu Abad Gereja Kristen Jawa (GKJ) Mergangsan, yang berlokasi di Jalan Taman Siswa, Mergangsan, Yogyakarta, Sabtu (22/3/2025).

Wali Kota dalam sambutannya berharap perayaan ini dapat menjadi simbol keberlanjutan gereja yang terus berkembang dan berperan penting dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama.

“Semoga pada perayaan hari jadinya yang ke-100 tahun ini, Gereja akan terus mendapat berkat dan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa dalam memberikan pelayanan rohani kepada umat Kristiani maupun umat lainnya di Yogyakarta untuk selalu menjaga toleransi dan menebar cinta kasih,”kata Hasto Wardoyo, dikutip dari Portal Berita Kota Yogyakarta.

Hasto juga menekankan pentingnya gereja sebagai tempat yang dapat menciptakan sukacita damai sejahtera, terutama dalam membimbing generasi muda agar lebih aktif meramaikan GKJ Mergangsan dengan berbagai program yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Pihaknya juga mengapresiasi berbagai kegiatan rohani yang dilakukan oleh masyarakat dan umat beragama di Kota Yogyakarta, yang bertujuan untuk membawa kebahagiaan dan ketakwaan.

“Perayaan ini adalah momen penting untuk mengingatkan kita, bahwa gereja telah banyak berkontribusi terhadap masyarakat, baik dalam hal pelayanan rohani maupun pelayanan sosial. Gereja juga dapat menjadi pilar dalam memperkuat hubungan antar umat beragama,” imbuh Wali Kota Yogyakarta, yang juga seorang dokter spesialis.

Mantan Kepala BKKBN ini juga mengajak seluruh gereja dan jemaat di Yogyakarta untuk mendukung pembangunan Kota Yogyakarta ke depan. “Sesuai dengan visi ‘Membangun masyarakat Kota Yogyakarta yang adil, makmur, lestari, dan berkeadaban’,” ungkap Hasto Wardoyo.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo saat melihat pameran foto sejarah perkembangan GKJ Mergangsan. (Foto: Istimewa)

Ketua Peringatan 100 Tahun GKJ Mergangsan Yahudanawa Yanukrisna, dalam sambutannya mengungkapkan sejarah berdirinya gereja tersebut. GKJ Mergangsan yang dibangun pada awal abad XX sebagai bentuk kepedulian terhadap penderitaan sesama.

“Berawal dari inisiatif Sultan Hamengku Buwono VII yang memberikan kepercayaan kepada Dr. J.G. Scheure untuk merawat penderita lepra di Panti Miskin Tungkak,” terang dia.

Sebagian besar penghuni panti tersebut adalah orang-orang miskin, gelandangan, dan pengemis. Tempat itu kemudian dikenal dengan nama rumah miskin atau rumah ‘pakèrèn’, yang kini menjadi GKJ Mergangsan.

“Dengan 19 kegiatan yang dilaksanakan sejak Maret 2024 hingga Maret 2025, kami berharap bisa mengingatkan masyarakat tentang asal-usul GKJ Mergangsan dan mengajak warga untuk lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan sosial yang ada,” ujar Yahudanawa Yanukrisna.

Tema perayaan Satu Abad GKJ Mergangsan adalah “Biji Gandum yang Membawa Kehidupan,” yang bermakna untuk mengingatkan jemaat bahwa Tuhan Yesus adalah panutan dalam merelakan nyawa demi kehidupan umat manusia.

“Seperti biji gandum yang harus mati untuk menghasilkan kehidupan, gereja diharapkan dapat terus memberikan pelayanan bagi sesama, terutama bagi masyarakat sekitar,” pungkasnya. (ted)