News  

High Level Meeting, Persiapan TPID Sleman Menyambut Idulfitri 1446 H

Suasana High Level Meeting bersama para pemangku kepentingan dan Dinas/ OPD terkait yang digelar oleh TPID Kabupaten Sleman. (Nuning Harginingsih/ bernasnews)

bernasnew — Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Sleman menggelar High Level Meeting bersama  para pemangku kepentingan dan Dinas/ OPD terkait, dalam rangka persiapan menyambut Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) menjelang Idulfitri 1446H, bertempat di Ruang Sembada Pemkab Sleman, Rabu (5/2/2025).

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa, Asisten Sekda Bidang Perekonomian, Ketua TPID Kabupaten Sleman R. Haris Martapa, Asisten Direktur Bank Indonesia Arya Jadi Listyo, Kepala BPS Sleman, Perum BULOG diwakili Manager Keuangan Joko Prasetyo Afrizal, Kepala BIN Korwil Sleman Adhi Riyan, Kasdim Kodim 0732/Sleman, dan  Instansi Terkait lainnya.

Wakil Bupati Sleman dalam kesempatan High Level Meeting tersebut mengatakan, tingkat inflasi tahunan di Daerah Istimewa Yogyakarta diukur dari pergerakan harga di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Gunungkidul, yang saat ini dibawah target inflasi tahunan nasional atau 2,5+/-1%.

Tingkat inflasi tahunan DIY pada bulan februari 2025 menyentuh angka terendah sejak tahun 2024, yaitu diangka -0,30% (year on year). Sedangkan untuk tingkat inflasi bulanan, DIY mengalami inflasi sebesar -0,80% (month to month) pada bulan februari 2025, angka tersebut menunjukan bahwa sedang terjadi deflasi di lingkup Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Kabupaten Sleman merupakan Kabupaten Non-Index Harga Konsumen (Non-IHK) atau tidak ditetapkan sebagai kabupaten pantauan inflasi oleh Badan Pusat Statistik, sehingga untuk menghitung tingkat inflasi menggunakan perhitungan Index Perubahan Harga (IPH) oleh Badan Statistik Nasional,” ujar Danang Maharsa.

Index Perubahan Harga (IPH) mampu dijadikan acuan pengaruh kebijakan daerah terhadap komoditas-komoditas penyumbang nilai inflasi khususnya pangan. Pada minggu terakhir bulan februari 2025 , Inflasi berada di angka -3,07%, penurunan ini disebabkan oleh beras 0,080%, cabai rawit 0,79%, bawang merah -0,56%.

Sementara itu untuk stok/ pasokan bahan pokok di Kabupaten Sleman sampai bulan September 2024 silam, stabil dan surplus. Juga ketersediaan  komoditas pangan pokok dan penting saat ini kondisinya aman. “Masyarakat diimbau untuk melakukan belanja dengan bijak dan tidak melakukan penimbunan,” tegas Wakil Bupati Sleman.

Sementara itu, Ketua  TPID Kabupaten Sleman, R. Haris Martapa menyampaikan langkah-langkah strategis yang akan dilaksanakan  jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri 1446 H, tahun 2025.

Menurut Haris, TPID Kabupaten Sleman membuat strategi Inovasi 5K yaitu, keterjangkauan harga, ketersediaan stok /pasokan, kelancaran distribusi, komunikasi yang efektif dan kesejahteraan masyarakat.

Kegiatan High Level Meeting TPID Kabupaten Sleman sebagai bentuk sinergi bersama antar stakeholder terkait persiapan masing-masing dalam pengendalian inflasi daerah. Hal ini dilakukan untuk menghadapi tingginya permintaan kebutuhan menjelang Idulfitri 1446 H.

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Sleman akan menyelenggaraan pasar murah selama bulan Maret 2025 dengan inovasi baru. Kegiatan akan dilaksanakan dekat dengan masyarakat, yang sebelumnya dilaksanakan di tingkat Kapanewon, kini dilaksanakan di tingkat Kalurahan seKabupaten Sleman.

“Pelaksanaan pasar murah ini bekerjasama dengan Bank Indonesia dalam pemberian reduksi biaya distribusi, didukung  para mitra terkait diantaranya  Perum BULOG, Pinsar Petelur Nasional (PPN) Sleman, Gapoktan Sleman, PT. Saliman Riyanto Raharjo. Kegiatan pasar murah untuk komoditas beras premium, beras medium, minyak goreng, gula pasir, telur ayam, daging ayam,” beber Haris.

Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Sleman menjelaskan, bahwa terkait pasokan LPG, PT Pertamina Patra Niaga telah menambah kouta fakultatif sebesar 40.880 tabung pada bulan Januari 2025 dan bulan Februari 107.940 tabung. Jadi kuota LPG 3 kg,  pada tahun 2024 sebanyak 41.884 MT atau 13.961.331 tabung.

“Sementara untuk tahun 2025 sebanyak 47.675 MT atau 15.891.667 tabung, dengan demikian maka ketersediaan relatif tercukupi,” pungkas Haris Martapa. (nun)