bernasnews — Kegiatan ronda atau siskamling (sistem keamanan lingkungan) baik yang dilakukan di wilayah kampung dari tingkat RT, RW, Pedukuhan ataupun di wilayah perkotaan sampai saat ini masih berlangsung keberadaannya.
Kegiatan ronda utamanya adalah demi menjaga keamanan bersama dari masing- masing kampungnya baik di tingkat RT, RW, Pedukuhan dan biasanya kegiatan ronda dilakukan oleh bapak-bapak, remaja dan pemuda. Meskipun kekinian kegiatan yang mulia ini juga menyesuaikan kondisi zaman.
Masing-masing kampung tentu beragam jumlah petugas rondanya, ada yang perkelompok terdiri dari 8 sampai 10 orang, tergantung jumlah warganya di masing-masing RT dan kegiatannya biasanya berlangsung setiap hari, dari hari Senin sampai hari Minggu, serta waktu mulai jam rondapun berbeda-beda.
Ada waktu ronda yang dimulai pukul 21:00 WIB sampai pukul 24:00 WIB, ada yang rondanya dimulai pukul 22:00 WIB hingga pukul 02:00 WIB dan seterusnya. Bahkan jenis kegiatan saat rondapun berbeda- beda, ada yang melakukan jimpitan uang (dahulu jimpitan berupa beras) dari masing-masing rumah warga.
Setelah usai jimpitan keliling kemudian ngobrol di pos ronda (Jawa: cakruk) sambil menghitung hasil uang jimpitan, mengabsen anggota ronda yang hadir. Juga ada yang melanjutkan dengan main kartu, main catur, main karambol, bahkan ada arisan perkelompok ronda sambil makan snack (Jawa:pacitan) minum teh, kopi sajian dari yang dibawa oleh anggota peserta ronda secara bergiliran.
Namun ada juga kelompok ronda yang anggotanya diajak makan bareng terllebih dulu di kedai, angkringan atau warung bakmi setempat. Hal ini seperti yang dilakukan oleh kelompok ronda malam Sabtu (kelompok ronda Jumat malam) dari Kampung Kronggahan RT. 4, RW.2 Kalurahan Trihanggo, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman, DIY. pada Jumat malam (21/2/2025)
Menurut Maryono Gareng, salah satu anggota ronda yang bertugas sebagai Linmas (Satuan Tugas Perlindungan Masyarakat) Kalurahan Trihanggo mengungkapkan bahwa kegiatan makan bareng ala kadarnya sebelum atau sesudah ronda semacam ini sering dilakukan oleh kelompok ronda malam Sabtu di tempat warung yang berbeda-beda.
“Masing-masing anggota ronda iuran sebesar Rp.10.000. Kegiatan makan bareng ini merupakan wujud untuk merawat supaya anggota ronda semakin ada kekompakan, kerukunan, keakraban, serta kebersamaan,” terang Maryono, kepada bernasnews, di warung bakmi mBah Bejo, Jalan Kabupaten Sleman, Jumat malam (21/2/2025)
“Bagi yang kebetulah ada anggota ronda yang diberi rejeki lebih, dengan kegiatan makan bareng seperti ini bisa juga sebagai wujud sedekah dan berbagi rejeki dengan yang lain, yang penting semua anggota kompak, rukun dan saling mendukung agar kampungnya tetap aman,” pungkasnya. (Z. Bambang Darmadi, Pemerhati Sosial dan Budaya)