bernasnews – Koperasi Jasa Seniman dan Budayawan Yogyakarta atau KOSETA akan menyelenggarakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2024 di Ndalem Pujokusuman Yogyakarta, Sabtu (22/2/2025). Pada kesempatan ini akan disampaikan pidato kebudayaan oleh Guru Besar UGM dan Budayawan Prof. Dr. M. Baiquni, MA., selain laporan pertanggungjawaban pengurus periode tahun 2019 – 2024 dan program kerja tahun 2025.
“Selain itu, akan dilaksanakan pula pengukuhan dan sumpah jabatan pengurus KOSETA periode tahun 2025 – 2030. Dengan keberadaan KOSETA ini, kami berkomitmen Kota Seni Kita untuk Jogja Istimewa,” kata Ketua KOSETA Sigit Sugito kepada bernasnews di Yogyakarta, Jumat (21/2).
Menurut Sigit, dalam musyawarah anggota luar biasa di Gallery Saptohoedojo Yogyakarta, tanggal 20 Desember 2024 disepakati KOSETA dilahirkan kembali. Mandat kesepakatan ini adalah : tertib administrasi, membuka kembali keanggotaan, keanggotaan yang lama dikontak ulang, segala hal yang bersifat keuangan diselesaikan dengan cermat dan diputihkan, adendum AD/ART mengubah Simpanan Pokok dari Rp 1 juta menjadi Rp 100 ribu, sekretariat yang baru di Gallery Saptohoedojo Jalan Solo km 8 Yogyakarta, ada perubahan logo dan stempel, menyesuaikan jenis usaha sesuai KBLI, untuk mengurus pendaftaran AHU ke Kemenkumham dan mengurus NIB, serta melakukan RAT Tahun Buku 2024 di bulan Februari 2025.
Sebelumnya, dalam dekade periode tahun 1998 – 2017 KOSETA mampu melahirkan ide, gagasan dan arti kolaboratif yang posisitf dalam membangun atmosfir seni dan budaya di Yogyakarta. Kemudian pada periode tahun 2017 – 2024 setelah terdaftar dalam Akta Pendirian Koperasi Nomor 1 Tanggal 19 Januari 2017 lewat Notaris Haryani Prastiwi, SH., KOSETA masih bergerak dalam langgam yang sama yakni terus berkarya dalam kolaboratif tetapi mengabaikan yang bersifat administratif. Tidak pernah ada transaksi sebagaimana seharusnya koperasi, namun hanya ada semangat ngumpul-ngumpul dan ngopi-ngopi.
Sigit kemudian mengemukakan sejarah singkat Koperasi Seniman Yogyakarta ini. Bahwa ketika krisis politik ekonomi sosial budaya dan keamanan tahun 1998, sejumlah seniman bertemu di Jalan Gayam 16 Yogyakarta (di samping Radio Geronimo), dilanjutkan di kantor LKIs Gambiran, dilanjutkan di berbagai tempat maka sepakatlah didirikan koperasi seniman yang diinisiasi oleh : Fajar Suharno (tokoh teater/Bengkel Teater), Sapto Raharjo (Geronimo, Ketua FKY), Iman Budhi Santoso, Mustofa W Hasyim (penyair), Jadul Maula (aktivis pesantren), Sigit Sugito (aktivis Paguyuban Teater Bantul), Wess Ibn Sayy (pendongeng), Lephen Purwaraharja (ISI Yogyakarta), Mustiko Rahayu (jurnalis), Japhens Wisnujati (seniman), Udiek Supriyanto (Teater Alam), Nur Iswantara (ISI Yogyakarta), Sumpeno (ISI Yogyakarta), Hery Asmara (seni rupa), dan lain-lain.
Tahun 2000 komunitas ini meyelenggarakan Kemah Budaya 2000 bersama Emha Ainun Nadjib dan Ki Enthus Susmono serta Kongres Cerpen bersama Joni Ariadinata di Parangkusumo Parangtritis. Selanjutnya menyelenggarakan Festival Musik Puisi tahun 2003 – 2006, dan selama tiga tahun berturut- turut ikut menginisiasi YGF (Yogya Gamelan Festival), serta Lomba Penulisan Fiksi Sosial.
KOSETA sebagai sebuah paguyuban mengalami dinamika pasang surut. Dalam hal ini. sebagai sebuah organisasi seniman biasa mengalami pasang surut yakni koperasi yang tanpa Badan Hukum dari berdirinya sampai tahun 2016. Pada tahun 2017, atas dorongan Hari Dendi, Robby Kusumaharta, Syahbenol Hasibuan, KOSETA ditata sebagaimana lembaga yang formal. Akhirnya pada tahun itu, Badan Hukum Koperasi Jasa Seniman dan Budayawan Yogyakarta terbitlah dari Kemenkop, meski belum ada AHU Kemenhukam.
Dari sinilah, dinamika baru dimulai. Ketua silih berganti dari Sigit Sugito ke Budi Wiryawan, lalu ke Hazwan Iskandar Jaya, sampai ke transisi oleh Risang Yuwono Timotius Apriyanto menjadi cerita sejarah KOSETA. Tetapi komunitas ini hidup dengan aktivitas kegiatan luar biasa yang mengapresiasi dan mengeksekusi gagasan tentang seni dan budaya. Namun soal tertib administrasi, penguatan kelembagaan, pengkaderan SDM tetap menjadi prioritas nomor belakang.
“Sejauh perjalanan KOSETA akhirnya menyadari komunitas ini perlu dioperasi, diperbaiki, diperbarui dengan jsemangat lahir kembali. Untuk mereview kembali AD/ART, mengurus AHU, membuka pendaftaran anggota baru, menyusun program yang terukur dan tertib administrasi. Akhirnya diselenggarakan musyawarah anggota luar biasa di Gallery Saptohoedojo Yogyakarta, tanggal 20 Desember 2024. Di sini ada gairah baru, dengan SDM baru yang mumpuni didukung seluruh stakeholder melahirkan struktur baru,” kata Sigit Sugito. (mar)