bernasnews – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengadakan sosialisasi kegiatan evaluasi Program Kampung Iklim (PROKLIM) untuk warga Padukuhan Krasaan yang akan mengikuti evaluasi Proklim Tahun 2025 di pendopo Mariyem Krasaan RT 06 RW 19, Jogotirto, Berbah, Sleman, Kamis (20/2/2025).
Proklim merupakan kegiatan warga dalam upaya mengurangi risiko adanya perubahan iklim yang terjadi. Kegiatan itu berupa adaptasi dan mitigasi. Adaptasi adalah kemampuan masyarakat menyesuaikan terhadap perubahan iklim yang terjadi. Sedangkan mitigasi merupakan perilaku kegiatan masyarakat dalam upaya mengurangi risiko akibat perbuhan iklim yang terjadi.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pengendalian Lingkungan Hidup DLH Kabupaten Sleman Dra. Eni Yuliani, MSi. Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa perubahan iklim yang terjadi saat ini berupa kemarau berkepanjangan, pola hujan yang berubah ubah. Kemudian naiknya suhu udara, banjir, angin puting beliung dan bencana alam yang lain, serta munculnya berbagai penyakit baru. Perubahan iklim tersebut dipengaruhi oleh berbagai hal akibat perilaku manusia.
Banyak kegiatan masyarakat yang tidak disadari menyumbang perubahan iklim. Seperti misalnya, kegiatan industri, transportasi, pemakaian pupuk dan pestisida berlebihan pada pertanian, kotoran ternak yang tidak terkelola, sistem pengelolaan sampah yang tidak maksimal itu semua bisa mempengaruhi perubahan iklim. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melakukan proklim.
“Dalam rangkaian proklim adalah mitigasi yakni pengurangan dampak perubahan iklim diantara penghijauan, konservasi mata air, penangan air hujan serta pengelolaan sampah yang baik. Mitigasi perubahan iklim menjadi penting untuk mengurangi risiko bencana yang terjadi. Juga kesadaran masyarakat untuk peduli lingkungan menjaga hak yang utama,” tegas Eni Yuliani.
Ahli Muda Pengendali Dampak Lingkungan DLH Kabupaten Sleman Dewi Setyowati menambahkan, perubahan iklim yang di dunia menjadi problem bersama. Indonesia juga berperan aktif dalam upaya mengurangi dampak perubahan iklim. Kementerian Lingkungan Hidup melalui Proklim berusaha untuk ikut serta mengurangi perubahan iklim yang terjadi di dunia.
Proklim merupakan program Nasional yang memberikan pengakuan kepada masyarakat yang telah melakukan adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim yang terintegrasi sehingga mampu mendukung target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK). “Evaluasi Proklim adalah merupakan perilaku masyarakat dalam upaya pengurangan resiko akibat perubahan iklim” ucap Dewi.
Evaluasi Proklim Tahun 2025 diikuti 10 kapanewon yang akan dilaksanakan diantara bulan Mei Juni 2025. Target pemerintah membentuk 20 ribu kampung Proklim namun baru bisa terbentuk 11 ribu kampung Proklim.
Pelaksana kampung Proklim menjadi penting karena perkiraan seratus tahun yang akan ada 75 persen makluk hidup terdampak akibat perubahan iklim dunia. Salah satu upaya untuk mengurangi risiko bencana adalah pelaksanaan proklim di masyarakat secara masif dan terintegrasi.
“Pelaksanaan evaluasi Proklim berjenjang dari lingkup RW di bawah kalurahan sampai Nasional, juga sampai tahapan Proklim Lestari. Tahap ini merupakan penghargaan tingkat Nasional untuk kelompok Proklim yang bisa membina 10 kampung Proklim yang lain. Untuk DIY belum ada, Sleman mau berencana mengajukan Sangurejo untuk maju evaluasi Proklim Lestari,” pungkas Dewi.
Panewu Berbah Tri Akhmeriyadi SP, MSi. megemukakan, evaluasi Proklim bukan tujuan utama tetapi menjadi kegiatan antara. Kalaupun nanti mendapatkan reward, itu adalah bonus. Yang penting adalah perubahan perilaku masyarakat untuk melakukan mitigasi perubahan iklim.
“Salah satu cara untuk melakukan mitigasi adalah pengelolaan sampah. Sedangkan pengelolaan sampah yang paling utama adalah pemilihan dan pemilahan sampah dari sumbernya. Sampah selesai dari sumbernya,” kata dia.
Menurut Tri, kegiatan evaluasi Proklim janganlah menjadikan beban masyarakat. Malah sebaiknya menjadi pemicu untuk melaksanakan pengelolaan lingkungan agar menjadi lebih baik. Tetap semangat untuk menjaga lingkungan. Jangan lupa mengurangi penggunaan sampah plastik
Lurah Jogotirto Mitha Mayasari menyambut baik rencana evaluasi Proklim untuk padukuhan Krasaan. Dalam evaluasi Proklim kali ini padukuhan Krasaan ditunjuk untuk mewakili Kapanewon Berbah. Kerja sama masyarakat dan bantuan dari DLH Sleman dengan sarana prasarana diharapkan menjadikan masyarakat Krasaan lebih semangat untuk melakukan kegiatan ini. (nun/Kusnadi Berbah)