bernasnews — Pengurus Pusat Ikatan Dosen Katolik Indonesia (PP IKDKI) menyelenggarakan Sarasehan dan Seminar Nasional, dengan topik “Kasih yang Menyatukan, Mumpuni, dan Melayani”. Kegiatan tersebut diselenggarakan secara hybrid di Executive Lounge Gedung Utama Lt. 5, Kampus I Universitas Tarumanagara Jakarta (Untar) Jakarta, Sabtu (15/2/2025).
Acara ini selain dihadiri oleh Pengurus Pusat, juga dihadiri oleh perwakilan Pengurus Cabang antara lain Yogyakarta, Jakarta, Purwokerto, Lampung, Ambon dan Surabaya.
Tampak hadir Hadir dalam acara tersebut antara lain Prof. Dr. Ir. Agustinus Purna Irawan, MT. MM, IPU., ASEAN., Eng, Ketua Umum PP IKDKI/Direktur Program Pascasarjana Untar; Ferry Doringin, Ph.D, Sekretaris Jenderal PP IKDKI; Bondan Wicaksono, SE., ME, Ketua Panitia dan Stefanus Poto Elu, SS., M.I.Kom, Sekretaris Panitia.
Sarasehan menghadirkan narasumber Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., MBA., M.Phil., MA, Dewan Pakar IKDKI/Rektor Universitas Pradipta; Prof. Dr. drg., Tri Budi W Rahardjo, Dewan Pakar IKDKI/Guru Besar UI dan URINDO; Mayjen TNI A. Purboyo, S.IP., M.Tr (Han), Sahli Tk. III Kasad Bidang Intekmil dan Siber, dan Dr. Ir. Dedy Rochimat, M.M, Pengusaha, Founder & CEO VIVERE Group. Moderator sarasehan adalah Agustinus Purna Irawan yang akrab dipanggil Api.
Sementara untuk seminar menghadirkan delapan panelis. Panelis yang hadir secara luring (offline) adalah Prof. Dr. Chatarina Niken, Romanus Edy Prabowo, Ph.D.; Dr. Finsensius Yuli Purnama; Dr. Yulius Denny Prabowo, S.T., M.T.I.; Dr. Y. Sri Susilo, M.Si.
“Adapun tiga panelis yang hadir secara daring (online) adalah Prof. Eusabinus Bunau, S.Pd., M.Si., Ph.D; Dr. Ir. Norbertus Tri Suswanto Saptadi, S.Kom., M.T., M.M., IPM., dan Amin Silalahi, BA., MBA., DMS,” terang Dr. Y. Sri Susilo, SE., M.Si selaku Pengurus IKDKI Yogyakarta, dalam rilisnya kepada bernasnews, Senin (17/2/2025).
“Mumpuni identik dengan mutu atau kualitas,” dikemukakan Prof. Richardus Eko Indrajit. Selanjutnya Eko menegaskan, bahwa dosen Katolik yang mumpuni dan melayani berarti kesediaan untuk meningkatkan kualitas diri dan terlibat dalam aksi atau pelayanan nyata.
“Jika Anda mempelajari sesuatu, pelajarilah hal itu sampai mentok. Itulah salah satu bukti nyata dari menjadi dosen Katolik yang berkualitas,” ujar Prof. Eko Indrajid yang merupakan guru besar dan pakar Teknologi Informasi (TI).
“Setiap dosen Katolik harus bisa mengembangkan dirinya untuk mencapai kualitas terbaik,” harap Prof. Tri Budi yang guru besar di bidang Gerontologi (Ilmu tentang Kelanjutusiaan). Ibu Prof. Tri Budi juga merupakan pendiri Center of Ageing Studies di UI.
Selanjutnya Prof. Tri Budi juga berharap, dosen Katolik untuk meningkatkan kepekaan pada lingkungan sekitar dan tetap bersedia terus belajar.
Para panelis mempresentasikan hasil riset dengan topik atau isu terbaru. Finsensius Yuli Purnama, Dosen UK Widya Mandala Surabaya mempresentasikan hasil risetnya yang membandingkan pola komunikasi politik antara mantan Presiden RI Ke-7 Joko Widodo dan Presiden RI Ke-8 Prabowo Subianto.
Berikutnya Yulius Denny Prabowo, Dosen Universitas Binus menjelaskan dengan bahasa-bahasa daerah yang ada di Indonesia dan saat ini terancam punah. Dari hasil riset tersebut, saat ini terdapat 652 bahasa daerah di seluruh Indonesia.
Menurut Denny, dari jumlah tersebut 200 bahasa daerah terancam punah dan 11 sudah punah. “Punah dalam arti sudah tidak ada penuturnya lagi,” ucap Denny.
Dalam cara sarasehan dan seminar nasional IKDKI tersebut, juga diluncurkan koperasi yang diberi nama Koperasi IKDKI “Maju Sejahtera” (Kopisera). Koperasi ini nantinya beranggotakan para dosen dan tenaga kependidikan Katolik.
“IKDKI terus berinovasi dengan mengupayakan berbagai cara untuk mendukung kolaborasi antardosen Katolik,”jelas Agustinus Purna Irawan. Menurut Api, keuntungan dari koperasi ini nantinya 50 persen dikembalikan kepada anggota berupa Sisa Hasil Usaha (SHU), 25 persen untuk menghidupi organisasi IKDKI, dan 25 persennya lagi untuk operasional koperasi.
“Koperasi ini adalah langkah awal IKDKI untuk terus mengepakkan sayap menjadi organisasi profesional guna mendukung kualitas dan kinerja para dosen Katolik,”harap Ketua Umum IKDKI.
Selanjutnya Api juga berharap semboyan “Mumpuni dan Melayani’ tidak hanya semboyan semata namun benar-benar berdampak dan dapat dirasakan manfaatnya kepada para dosen Katolik di Indonesia.
Sarasehan dan seminar tersebut diakhiri dengan perayaan Ekaristi yang digelar secara konselebrasi, dengan Selebran Utama Mgr Ewaldus Martinus Sedu, Uskup Keuskupan Maumere.
Dalam homili, Mgr. Sedu mengharapkan IKDI tidak hanya menjadi sebatas organisasi intelektual, namun mesti menjadi organisasi yang terlibat dalam realitas sosial pendidikan Katolik di Indonesia.
“Setelah perayaan Ekaristi dilakukan makan siang bersama dan pembagian dorpres kepada peserta sarasehan dan seminar yang beruntung,”, ujar Y. Sri Susilo, Dosen FBE UAJY juga Pengurus IKDKI Yogyakarta, yang seklaigus hadir menjadi salah satu panelis. (*/ ted)