bernasnews — “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan, dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat,” (Ibr 11,1). Ratusan umat Katolik padati Gereja Santo Kristoforus Banyutemumpang, Blabak, Kabupaten Magelang, JawaTengah, Minggu pagi (2/2/2025).
Mereka berbondong-bondong untuk bersama-sama hadir dan merayakan Misa Syukur Keluarga atas pesta emas hidup membiara Romo Antonius Marga Murwanta MSF.
Kasih menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu dan sabar menanggung segala sesuatu (1 Kor. 13,7). Demikian 1 Kor. 13,7 yang dipilih Romo A. Marga Murwanta MSF dalam misa syukur pesta emas ini.
Selebran misa syukur dilaksanakan langsung oleh Romo A. Marga Murwanta MSF, dengan didampingi oleh Romo Sumargo MSF, Romo Y. Ristianto MSF, Romo Istoto, Pr dan beserta 12 Romo yang lain.
Riwayat hidup Romo A.Marga Murwanta MSF, ia lahir di Muntilan pada tanggal 17 November 1952. Kaul pertama pada tanggal 31 Januari 1975 dan ditabiskan menjadi Imam pada 6 Januari 1981, di Yogyakarta. Pernah berkarya sebagai Pastor Pembantu di Paroki Atmodirono Semarang 1981-1982, kemudian studi Psikologi di Universitas Gregoriana Roma, hingga tahun 1986 berkarya di Biara Nazareth Yogyakarta.
Selanjutnya berkarya di Biara Kana Salatiga tahun 1992 hingga 1994 dan kembali lagi di Biara Nazareth Yogyakarta hingga tahun 2004, kemudian dilanjutkan di Chapinost, Lyon,Prancis sebagai koordinator Studi Spirituaslitas Pendiri, Venerabilis Johabes Berthier MS.
Seusai dari Perancis tahun 2005 hingga 2013 berkarya lagi di Biara Nazareth Yogyakarta dan akhirnya sejak 2013 hingga saat ini Romo A.Marga Murwanta MSF berada di rumah Bina Rohani Grave,Biara Betlehem Salatiga sebagai Firmatio Continua (Berlanjut) lintas Tarekat dan Keuskupan. Demikian riwayat hidup singkat Romo. A. Marga Murwanta MSF disampaikan oleh Suster M.Christera OSF salah satu keluarga.
Dalam misa syukur ini dilambungkan doa persiapan Ekaristi dan Syukur Tuhan menjadi lagu pembuka. Usai antifon pembuka “Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya” (3 Tim 3,13). Pengantar lagu Salam dan Bahagia, dengan alunan musik kroncong yang dinyanyikan oleh Hartanto dan Septa, membuat suasana Misa menjadi syahdu penuh makna.
Romo A. Marga Murwanta MSF dalam pesannya menyampaikan beberapa peristiwa Jalan Salib yang dialami dari kurun waktu 11 bulan pada tahun 2004-2005, di mana empat saudaranya dipanggil Tuhan. Ditahun 2019 hingga 2020 pun juga mengalami lagi beberapa saudaranya dipanggil Tuhan.
“Sehingga dari 13 saudara kandung kakak dan mbakyu dan adik ragil telah di panggil Tuhan, dan saya anak ke 12 yang masih hidup. Dari sejumlah13 anak dari pasangan Bapak Michael Rahmat Margodihardjo dan Ibu Monika Soekarni, empat anak diantaranya terpanggil menjadi Biarawan dan Biarawati,” ungkapnya.
Lebih lanjut Romo A. Marga Murwanta MSF menekankan, bahwa iman adalah dasar dari pengharapan, dan alangkah gembiranya bila harapan terpenuhi. Lantaran ada pengharapan ada suka cita. Hal ini terkait dengan lagu pengantar khotbah berjudul “Ketika Senyummu Hadir”, yang dinyanyikan oleh Septa dan Nisa dengan suara yang indah.
Pada perayaan pesta emas ini, Romo A. Marga Murwanta MSF sangat bersyukur dituntun Tuhan bisa memberi kesaksian hidup relegius. Hidup relegius berarti mau mencari Tuhan, mendekatkan pada Allah dan bersyukur dapat dipertemukan dengan banyak orang.
“Hidup perlu berbagi apapun wujudnya. Orang beriman harus mengerti bersyukur dan berterima kasih,” tandas Romo A. Marga Murwanta MSF, mengakhiri pesannya.
Selanjutnya dalam kesempatan yang sama, Romo Y. Risdianto selaku Romo provinsial MSF menambahkan, bahwa di tahun pengharapan ini kita bisa bergembira. Bergembira tidak harus mengerti segalanya karena bila kita mampu merajut harapan, tentu pintu pasti dibukakan oleh Tuhan.
Sementara itu Romo St. Istoto Pr selaku Romo Paroki Gereja St. Kristoforus Banyutemumpang menambahkan, dengan bersenandungkan lagu “Walang Kekek”. Walang kekek mencok nang sego, sego goreng enak rasane. Sugeng pesto 50 tahun kagem Romo Margo. Walang kekek, walange ijo, mabur munggah muter- muter, mbak-mbak lan mas-mas sing isih jomblo mugo dadi Romo, Bruder lan Suster. Demikian pesan melalui lagu Jawa, yang disampaikan oleh Romo. St. Istoto Pr, dengan jenaka.
Selesai seluruh kotbah, Romo A. Marga Murwanta MSF melakukan pembaharuan kaul (devationis causa) dan doa kepada Keluarga Kudus (di depan patung Keluarga Kudus). Jouga mohon doa restu keluarga yakni sungkem kepada mbak Sesilia Suratinah. Berterima kasih dan mohon doa restu pada perwakilan keluarga besertsa para, suster keponakan, dengan diringi lagu “Kemuning”.
Lagu yang sangat syahdu dinyanyikan oleh Hartanto dan Adel dan didukung oleh kelompok paduan suara dari St. Benediktus Banyutemumpang. Usai berkat penutup dilanjutkan dengan foto bersama dan kemudian dilanjutkan dengan acara ramah tamah. (Z. Bambang Darmadi)