News  

Pengurus DPC Perempuan Tani HKTI Se-DIY Dilantik, Ketua Umum DPP Perempuan Tani HKTI: Akses Teknologi Masih Minim

Suasana acara pelantikan Pengurus DPC Perempuan Tani HKTI se Daerah Istimewa Yogyakarta. (Nuning Harginingsih/ bernasnews)

bernasnews — Ketua  DPD DIY Perempuan Tani HKTI resmi melantik serentak Pengurus DPC Perempuan Tani  HKTI se Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), bertempat di Arjuna Hall, The Alana Hotel and Convention Center, Yogyakarta , Kamis (23/1/2025).

Acara pelantikan ini dihadiri oleh Ketua Umum DPP  Perempuan Tani HKTI Dr. Dian Novita Susanto,S.I.Kom.,SH.,M.Sos., Ketua DPD Perempuan Tani HKTI DIY Dwi Susilawati dan pengurus,  Ketua dan Anggota Pengurus terlantik DPC Pertani HKTI Kota Yogyakarta, DPC Pertani HKTI Kabupaten Sleman, DPC Pertani HKTI Kabupaten Bantul, DPC Pertani HKTI Kabupaten Kulon Progo., DPC Pertani HKTI Kabupaten Gunungkidul.

Juga turut hadir para Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota se- DIY, serta Bupati Sleman terpilih Harda Kiswaya ,SE. M.Si, dan tamu undangan lainnya.

Ketua Umum DPP Perempuan Tani HKTI kepada wartawan mengemukakan hal penggunaan teknologi pertanian moderen. Menurut Dian Novita, bahwa akses teknologi petani perempuan Indonesia masih minim sekitar 2,5 persen, baik itu akses terhadap teknologi, pelatihan dan pendampingan.

“Sesuai visi dan misi kami, kedepan agar perempuan petani Indonesia lebih maju dalam menggunakan teknologi moderen. Sejak tahun 2020 kami sudah mengaplikasikan teknologi pertanian moderen walaupun belum masif dilakukan. Jadi kami masih membutuhkan support semua pihak,”ungkapnya.

Lebih lanjut Dian Novita Susanto menyampaikan, saat ini pihaknya melakukan pilot project di wilayah Banten dan Batam dengan membantu petani agar mereka menggunakan teknologi modern yaitu teknologi sensor untuk pertanian.

“Pasalnya petani kita masih kurang pengetahuan tentang cara menggunakan atau mengaplikasikan pupuk yang tepat, maka fungsi sensor dapat membantu petani  bisa mengaplikasikan pupuk dengan tepat,” terangnya.

“Dari pantauan kami  dengan menggunakan teknologi (alat sensor) dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia 75perseb. Hal ini sejalan dengan RPJM tahun 2025-2029, pemerintah  mendorong petani untuk menggunakan teknologi dengan mengaplikasikan sustability agriculture,” imbuh Dian Novita.

Terdapat dua model sensor satu ditanam yang satunya portable, yang digunakan saat ini adalah sensor portable, lebih mudah dan ringanseperti HP. Fungsinya untuk mengetahui, memantau  dan mendeteksi unsur nutrisi tanah. Sensor ini membantu petani untuk mengetahui berapa kandungan nitrogen, potasium dan kalium dan lain sebagainya, sehingga petani dapat dengan mudah mengetahui dan mengaplikasikan pupuk dengan benar dan efisiensi.

“Dari hasil pantauan di Banten dan Batam, saat kita dapat mengaplikasikan pupuk dengan takaran yang tepat. Maka hasilnya akan lebih produktif, lebih berkualitas dan hasil pertaniannya lebih mengingkat  mencapai 50persen,” beber Ketua Umum DPP Pertani HKTI Pusat.

Berkaitan program pemerintah tentang makanan bergizi gratis(MBG), Dian Novita menuturkan, bahwa pihaknya bekerjasama dengan Pemda Jawa Tengah untuk mempersiapkan100 titik dalam bentuk kolaborasi di tingkat hulu. “Kta suport dalam bentuk pemenuhan pasokan dan persiapan dapur,” tandasnya.

Pengurus Perempuan Tani HKTI foto bersama denga Calon Bupati Sleman terpilih Harda Kiswaya. (Nuning Harginingsih/ bernasnews)

Sementara itu Ketua DPD Perempuan Tani HKTI DIY Dwi Susilawati dalam kesempatan yang sama mengatakan, bahwa pengurus dan seluruh anggota menyambut baik program yang sedang berjalan. Menurut Dwi, karena hal ini merupakan untuk bisa berkolaborasi dan peran Perempuan Tani HKTI DIY bisa mengakses semua keperluan dinas dalam rangka mensukseskan program ketahanan pangan nasional.

“Program Perempuan Tani HKTI DIY yang akan kita lakukan, pertama, adalah pendampingan terhadap petani cabai, agar dapat menenekan harga cabai menjadi stabil. Kedua, adalah pendampingan terhadap petani untuk menanam jagung di musim kemarau sebagai upaya menjaga ketahanan dan pasokan pangan,” ucap Dwi.

“Juga pendampingan tanam padi pada media polibec. Untuk benih dan pupuk akan disupport dari DPP. Selain itu, saat ini ada program studi pertanian ke China dan kita sudah mempersiapkan 15 orang putra putri untuk berangkat ke China, dalam.rangka studi dan pelatihan,”pungkasnya. (nun)