bernasnews — Pemerintah Kota Yogyakarta resmi memperpanjang status siaga darurat bencana hidrometeorologi hingga 28 Februari 2025. Keputusan ini dituangkan dalam Keputusan Wali Kota Yogyakarta Nomor 493 Tahun 2024 sebagai respon terhadap potensi cuaca ekstrem selama puncak musim hujan.
Hingga akhir tahun 2024 kemarin, tercatat ada belasan rumah warga Kota Yogyakarta yang rusak akibat dampak dari cuaca ekstrem selama musim penghujan ini.
Menindaklanjuti peristiwa tersebut, PT Sarihusada Generasi Mahardhika (SGM) yang tergabung dalam Forum TSLP (Tanggungjawab Sosial Lingkungan Perusahaan) CSR Kota Yogyakarta menyalurkan bantuan sosialnya untuk membantu sejumlah lima rumah yang rusak akibat dampak bencana alam dengan kategori rusak ringan hingga rusak sedang di wilayah Kota Yogyakarta.
Dalam program ini, PT Sarihusada Generasi Mahardhika menggandeng Rumah Zakat untuk menyalurkan bantuan, dan berkolaborasi dengan pihak pemerintahan Kalurahan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam giat di lapangan.
Sementara penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis bertempat di Kantor Bappeda Kota Yogyakarta, Kamis (16/1/2025). Hadir dalam acara ini stakeholder terkait, diantaranya Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Bappeda Kota Yogyakarta, BPBD Kota Yogyakarta, Dinas Kominfo Kota Yogyakarta, Lurah serta para penerima manfaat.
Sekretaris Bappeda Kota Yogyakarta Tri Retnani mengemukakansepanjang tiga bulan terakhir, terdapat 54 kejadian bencana akibat cuaca ekstrem, diantaranya berupa insiden pohon tumbang hingga menimbulkan dampak atap atau rumah roboh, serta talud longsor atau retak.
“Pemerintah Kota Yogyakarta secara aktif turut memantau dan terjun ke lapangan untuk membantu menangani warga yang terdampak. Kami sangat mengapresiasi inisiatif Sarihusada yang bersedia untuk berkolaborasi dalam penanganan bencana di Yogyakarta ini,” kata Tri Retnani, dalam keterangan yang dikirim.
Syarif Karnadi selaku Facility Service and Stakeholder Relation Manager menjelaskan, Sarihusada memahami bahwa dalam menangani situasi bencana alam yang terjadi dibutuhkan kerjasama multipihak. Menurutnya, kesehatan masyarakat merupakan hal yang sangat penting.
“Untuk itu kami berharap kontribusi yang kami berikan dapat meringankan masyarakat yang terdampak sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih sehat melalui renovasi rumah atau tempat tinggal.” ungkap Syarif.
“Bantuan rehabilitasi rumah terdampak bencana ini diberikan dengan tujuan untuk meringankan beban penerima manfaat yang harus menerima dampak kerusakan rumah akibat bencana. Bantuan rehabilitasi rumah ini juga diharapkan dapat membantu mewujudkan kembali bangunan rumah yang layak untuk tempat tinggal setelah mengalami kerusakan akibat bencana alam yang terjadi,” imbuhnya.
Sementara itu, Perwakilan dari Yayasan Rumah Zakat Indonesia Warnitis yang juga sebagai Representative Manager Rumah Zakat DIY mengatakan, bahwa dalam bidang lingkungan dan kebencanaan Rumah Zakat juga turut serta merespon setiap kejadian bencana, melakukan mitigasi dan pencegahan risiko bencana.
“Untuk itu kami menyambut baik kolaborasi dengan Sarihusada lantaran kami menyadari dampaknya akan sangat signifikan bagi masyarakat yang terdampak,” ucapnya.
“Kami juga berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan distribusi bantuan dapat disalurkan dengan tepat sasaran. Hari ini kami kembali menyalurkan bantuan rehabitiliasi rumah yang rencananya renovasi ini akan selesai pada pertengahan Februari 2025,” pungkas Warnitis. (*/ nun)