Program Sosial, Lambungkan “Bananania” Sleman Melanglang Buana

Owner Banania saat menerima "BI Award 2024". (Foto: Istimewa)

bernasnews — Setelah melepas kerja sebagai staf di sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang sangat terkenal di Indonesia yang berlokasi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta beberapa tahun silam, Sofyani Mirah memutuskan untuk mendirikan usaha bisnis pada bulan Mei 2019. Usaha bisnis yang dipilihnya adalah kategori usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yaitu usaha produk makanan siap saji yang dapat dikonsumsi di setiap waktu dan tempat.

Oleh karena itu, Sofyani Mirah memilih produk keripik pisang dengan bahan baku utama pisang. Alasan dipilihnya keripik pisang karena bahan baku utama pisang tersedia berlimpah di sekitar tempat tinggal. Dengan demikian, melimpahnya pisang di Indonesia dilihat oleh Sofyani Mirah sebagai sebuah peluang bisnis untuk menciptakan produk usaha yang menjanjikan.

Pasalnya ada ketersediaan bahan baku pisang sehingga ada keberlanjutan usaha keripik pisang. Tidak disadari tenyata Sofyani Mirah menerapkan konsep derived demand untuk meng-argue alasan pilihan keripik pisang.

“Kami memilih keripik pisang karena alasan sederhana saja, yaitu bahan baku utama buah pisang berlimpah jumlahnya, tidak tergantung musim. Pisang adalah salah satu jenis buah yang berhasil dibudidayakan manusia. Tanaman asli Asia Tenggara ini sudah menyebar hampir seluruh dunia ini sebagian besar diproduksi di Asia, Amerika Latin dan Afrika. Lima negara penghasil pisang dengan jumlah terbesar, yakni India, China, Indonesia, Brasil, dan Ekuador,”jelas Sofyani Mirah.

“Produksi pisang dunia per tahun mencapai 116 juta ton, hampir separuh di antaranya jenis pisang cavendish,”imbuhnya.

Indonesia setiap tahun menghasilkan pisang tak kurang dari 7 juta ton dengan sentra produksi di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Lampung. Jawa Timur sebagai daerah penghasil buah pisang terbesar nasional sentranya terdapat di lima kabupaten, yakni Malang, Bojonegoro, Banyuwangi, Probolinggo, dan Jember.  Ada lima jenis pisang yang banyak dibudidayakan di Indonesia, yaitu pisang susu, pisang kepok, pisang tanduk, pisang raja, dan pisang ambon yang termasuk jenis pisang Cavendish (kompas.id).

Peluang ini ditangkap Sofyani Mirah dengan membuat usaha bermerk “Bananania”, yang pada awalnya memproduksi keripik pisang dengan beberapa produk dan varian rasa. Saat ini Bananania terus berkembang dan tetap menjadikan olahan pisang sebagai produk utamanya. Selain keripik pisang dengan beragam varian rasa (cokelat, keju, balado, barbeque, dan madu), ada juga produk granola pisang, cookies pisang, dan tepung pisang.

“Bisnis keripik pisang yang saya geluti ini penuh dengan perjuangan di awal pendirian,” lanjut cerita owner Bananania. Pada bulan Mei 2019, Bananania didirikan, lebih kurang setahun kemudian datanglah Pandemi Covid-19. Pada saat-saat seperti ini naluri pebisnis yang inovatif pasti akan memunculkan ide-ide brillian. Sofyani Mirah mengubah pola penjualan langsung keripik pisang, dari menjual di berbagai minimarket dan supermarket yang terkendala lantaran pandemi Covid-19 kemudian menjual secara online melalui market place Shopee.

“Saya harus belajar banyak bagaimana berpromosi dan menjual keripik pisang melalui market place dengan berbagai sentuhan teknologi yang digunakan,” kata Sofy panggilan akrab Sofyani Mirah.

“Beruntung pada tahun 2020 ada berbagai program sosial pemberdayaan masyarakat dari berbagai pihak seperti Bank Indonesia (BI), OJK, Pemda DIY, dan Pemkab Sleman,” ungkap Sofy. Berbagai program-program sosial tersebut sangat membantu penguatan dan pengembangan UMKM di DIY.

Pada waktu pandemi Covid-19, sebagai contoh, BI mendukung pengembangan UMKM melalui tiga pilar utama, yaitu korporatisasi, kapasitas, dan pembiayaan. Pilar korporatisasi berfokus pada peningkatan skala ekonomi dan nilai tambah UMKM melalui penguatan kelompok. Pilar kapasitas berfokus pada peningkatan kapasitas UMKM mulai dari produksi, manajemen, sampai dengan pemasaran yang mencakup asimiliasi teknologi digital untuk layanan keuangan, pembayaran, hingga pemasaran. Pilar pembiayaan berfokus pada pembiayaan sesuai dengan skala UMKM.

BI juga mendorong perbankan untuk mendukung layanan digital melalui QRIS dan mendorong pengembangan data yang terintegrasi melalui SIBAKULJOGJA yang dikelola Dinas Koperasi UKM DIY.

“Kami banyak dibantu dalam distribusi produk keripik pisang dari penjual ke pembeli dengan kehadiran SIBAKULJOGJA. Tidak hanya itu, kami akhirnya menjadi mitra program sosial pemberdayaan masyarakat BI, sehingga kami banyak dilibatkan dalam keikutsertaan program kurasi, business matching, coaching clinic, mengikuti pameran produk di dalam dan di luar negeri hingga sekarang,” tutur Sofy, dengan mata berkaca-kaca bahagia.

Owner Bananania Sofyani Mirah melakukan “Business Matching” dengan pelaku industri besar. (Foto: Istimewa)

Keberadaan Bananania yang terus semakin berkembang, memberi dampak ekonomi pada masayarakat sekitar. Semula hanya dua karyawan yang dimiliki, saat ini bertambah banyak yang sebagian besar karyawannya direkrut dari masyarakat sekitar. Hal ini tentunya berdampak pada peningkatan kesempatan kerja, khususnya di Kabupaten Sleman.

Alhamdullillah, dalam sehari Bananania sudah mampu memproduksi hingga 400 pack produk berbahan dasar pisang dan didistribusikan ke hampir seluruh minimarket dan supermarket di Yogyakarta,”beber Sofyani Mirah. Seperti Indomart, Alfamart, Alfamini, Pamela, serta toko oleh-oleh yang menyebar di berbagai tempat di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Bahkan produk Bananania dapat dijumpai ketika tamu hotel menginap di beberapa hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta, seperti The AlanaYogyakarta Hotel & Convention Center Mataram City Jalan Palagan, Hotel The 1O1 Yogyakarta Jalan Mangkubumi, dan Greenhost Boutique Hotel Prawirotaman.

Sofyani Mirah menambahkan, bahwa dukungan semua pihak, tidak hanya membuat Bananania semakin berkembang omzetnya, semakin bermanfaat untuk masyarakat sekitar dalam penyerapan tenaga kerja, namun juga semakin berkualitas dalam melakukan kegiatan produksi keripik pisang dengan berbagai produk dan variannya.

Hal ini ditunjukkan dengan banyak penghargaan atas capaian Bananania yang diterima dari berbagai pihak seperti 1) Nominasi UMKM Pangan Award 2022 pada Kategori Produk Makanan Kemasan/Siap Saji; 2) Juara 1 Kategori Lomba Kuliner April 2022; 3) Juara 2 Hijrahpreneur 3.0 – Kategori Halal Food September 2022; 4) Champion Go Global dari Pertamina UMKM Academy Desember 2023; 5) Kualifikasi Unggul untuk Penghargaan Produktivitas 2024 dari Pemda DIY;

6) Duta SIAPIK UMKM Terbaik di DIY dari Kpw BI DIY Nopember 2024, 7) UMKM Champion dari Kementerian Komunikasi dan Digital RI Desember 2024, dan 8) Juara Favorit Kategori Kuliner Snack Terbaik dari IMA UMKM Award 2024. Semoga Bananania semakin berkembang dan bermakna. (Dr. Rudy Badrudin, M.Si, Dosen Program Doktor Ilmu Akuntansi STIE YKPN Yogyakarta/ Wakil Ketua II ISEI Cabang Yogyakarta/Tenaga Ahli Senior PT. Sinergi Visi Utama)