Pertemuan Mahasiswa Papua di DIY dengan Profesor Darwis Khudori

Prof Darwis Khudori dan mahasiswa Papus yang studi di DIY dalam pertemuan di Yogyakarta, Jumat 27/12/2024. (Foto : Delia E Zonggonao)

bernasnews – Mahasiswa Papua yang sedang menempuh studi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengadakan pertemuan yang penuh makna dengan Profesor Darwis Khudori, seorang akademisi dari Universitas Paris-Sorbonne. Pertemuan ini berlangsung di Gubuk Putih, Karangnongko, Pelemsewu, Panggungharjo, Bantul, Jumat (27/12/2024). Agenda ini menjadi kesempatan untuk berdiskusi tentang isu-isu penting yang berkaitan dengan situasi Papua-Afrika serta pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, acara ini juga menjadi ajang silaturahmi dalam suasana Natal dan menjelang Tahun Baru.

Dalam diskusi yang berlangsung hangat, Prof. Darwis membahas berbagai topik, termasuk pentingnya pengabdian kepada masyarakat dan solidaritas global. Dia mengaitkan pengalamannya dalam pengabdian di Kali Code, Yogyakarta, yang dilakukan bersama gurunya, Romo Mangunwijaya. Prof. Darwis menceritakan bagaimana mereka bersama-sama terlibat dalam membantu masyarakat di sepanjang Kali Code, melakukan identifikasi masalah dan memberikan panduan untuk memperbaiki kondisi perumahan serta pembangunan sosial di daerah tersebut.

“Pengabdian ini bukan hanya tentang memberikan bantuan, tetapi juga tentang memberi panduan kepada masyarakat untuk mengatasi masalah mereka sendiri dan menciptakan perubahan yang berkelanjutan,” kata Prof. Darwis seraya menekankan pentingnya pendekatan yang berbasis pada pemahaman mendalam terhadap masalah yang ada di tingkat lokal dan peran penting masyarakat dalam proses perubahan tersebut.

Selain membahas isu-isu pengabdian sosial, pertemuan ini juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa Papua untuk berbagi cerita dan pengalaman mengenai perjalanan akademis mereka. Salah satu mahasiswa, Fransiskus Xaverius Franklin Kensie Zonggonao dalam diskusi mengungkapkan bahwa banyak di antara mereka memilih jurusan yang kini mereka tekuni karena memang memiliki ketertarikan, namun ada juga yang mengikuti keinginan orang tua.

“Beberapa dari kami memilih jurusan sesuai dengan minat dan bakat kami, namun ada juga yang mengikuti saran atau harapan orang tua. Namun, semua itu tetap menjadi bagian dari perjalanan untuk menggapai tujuan kami,” kata Fransiskus.
Pertemuan ini tidak hanya menjadi ajang untuk bertukar pikiran mengenai isu-isu penting yang relevan dengan Papua dan dunia, tetapi juga mempererat hubungan antara mahasiswa Papua, memperkuat semangat kebersamaan, dan memberikan inspirasi bagi mereka untuk lebih aktif terlibat dalam pengabdian kepada masyarakat serta membangun masa depan yang lebih baik di Papua.

Dengan suasana Natal dan Tahun Baru yang penuh harapan, pertemuan ini diharapkan dapat memberi motivasi tambahan bagi para mahasiswa Papua untuk terus berkembang, berkontribusi bagi masyarakat, dan memberikan dampak positif bagi kampung halaman mereka. (mar/Patrick Valdano Sarwom, Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi STPMD “APMD” Yogyakarta)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *