bernasnews — Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mencatat kenaikan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga 70 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Untuk tahun ini penderita DBD tahun 2024 sebanyak 283 orang. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2023 sebanyak 86 orang.
Peningkatan jumlah kasus DBD ini menjadi perhatian di wilayah Kota Yogyakarta. Pasalnya cuaca di Kota Yogyakarta yang tidak menentu, serta kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan menjadi salah satu faktor pemicu utama.
“Oleh karena itu, Pemerintah Kota Yogyakarta mengimbau pada masyarakat untuk aktif menjalankan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin dan mandiri,” kata Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu, Jumat (27/12/2024).
Menurut Endang, selain PSN juga penerapan 3M Plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup rapat wadah air, mendaur ulang barang bekas, serta menggunakan obat nyamuk dan memasang kelambu saat tidur menjadi langkah untuk mencegah gigitan nyamuk aedes aegypti.
Pentingnya peran aktif warga dalam menekan angka penyebaran DBD. Gerakan satu rumah satu jumantik harus dihidupkan lagi di kampung dan perkantoran. “Selain itu, masyarakat wajib melakukan 3M plus dan menghindari gigitan nyamuk dengan memakai baju panjang atau menggunakan kelambu,” kata Endang, dikutip dari Portal Berita Pemerintah Kota Yogyakarta.
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta juga telah mengintensifkan penyuluhan langsung kepada masyarakat mengenai bahaya DBD dan langkah pencegahannya melalui fasilitas kesehatan seperti Puskesmas.
Pihaknya pun mengimbau kepada orang tua harus lebih waspada dihari ke 4-5 ketika anak atau keluarga mengalami panas tinggi. “Jika terjadi maka segera dibawa ke Puskesmas. Di sana ada pendeteksian DBD yakni NS1. Karena penting menghitung hari panas ke 4-5,” tegas Endang.
Endang berharap, masyarakat melaporkan segera jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala DBD, seperti demam tinggi mendadak, nyeri otot, mual, atau muncul bintik-bintik merah pada kulit. Penanganan dini dianggap sangat penting untuk mencegah komplikasi.
Kata Endang, dengan adanya nyamuk wolbachia sangat membantu pencegahan DBD di Kota Yogyakarta namun tidak bisa 100 persen. Ketika DBD tahun ini naik di semua wilayah kota/ kabupaten se DIY, Kota Yogyakarta juga ikut naik. “Namun jika dibandingkan untuk wilayah Kota Yogyakarta berada di posisi ke-5 se DIY,” ujarnya. (ted)