bernasnews – Dari tahun ke tahun, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selalu menjadi destinasi wisata favorit bagi wisatawan. Banyak orang yang datang berlibur ke Kota Istimewa ini menggunakan moda transportasi Kereta Api.
Bahkan di momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 ini, kepadatan penumpang tampak terjadi secara merata baik di Stasiun Yogyakarta maupun di stasiun Lempuyangan. Ditambah kedua stasiun ini tak hanya melayani perjalanan jarak jauh tetapi juga melayani KRL Commuter Line serta KA Bandara, sehingga membuat penumpang sesekali harus berdesakan sembari menunggu jadwal keberangkatannya.
Kondisi ini diungkap langsung oleh Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio saat memantau langsung pergerakan penumpang berangkat dan turun di kedua stasiun tersebut.
Kata dia, membludaknya pada penumpang di kedua stasiun harus diiringi dengan adanya perluasan area stasiun kedepannya.
Agus menilai perlu adanya pengembangan sekaligus perluasan kapasitas di area stasiun untuk menjaga kenyamanan para penumpang.
“Saya diminta melihat kondisi transportasi KA saat Nataru,” katanya saat meninjau pergerakan wisatawan di Stasiun Yogyakarta, Sabtu (28/12/2024).
“Itu sudah tidak muat [kapasitas penumpang]. Jadi memang ada rencana dulu agar adanya perluasan di Stasiun Tugu [Yogyakarta] ini juga [stasiun] Lempuyangan itu harus segera dilaksanakan,” ucapnya.
Dia tak menepis bahwa rencana perluasan Stasiun Tugu dan Lempunyangan itu sempat ada. Sehingga didorong untuk bisa segera dilaksanakan oleh Pemerintah.
Namun untuk memperluas kapasitas di kedua stasiun tersebut tentu saja butuh lahan yang cukup memadai. Mengingat kawasan ini adalah lahan Sultan Ground, Agus menyarankan agar para pemangku kebijakan mulai dari Menteri Perhubungan, Dirjen Perkeretaapian bisa duduk bareng bersama Raja Keraton Ngayogyakarta, Sultan Hamengku Buwono X untuk membicarakan kebutuhan tersebut.
“Intinya [supaya] bisa dibangun. Nah ini yang harus diselesaikan secepatnya karena kalau melihat hari ini kan padat sekali [kondisi penumpang di stasiun]. Ini antara beautifikasi yang akan dilakukan PT KAI dan juga kemampuan stasiun itu tidak imbang,” imbuhnya.
Dia lalu menegaskan perlu adanya keseriusan dari Pemerintah untuk membenahi Stasiun Yogyakarta serta stasiun Lempuyangan yang saat ini sudah sangat padat. Bagaimana caranya kedua stasiun ini dapat mengakomodir peningkatan jumlah pelanggan yang bakal terus terjadi.
“Tidak hanya beautifikasi [stasiun] namun juga dibuat multifungsi dari sebuah stasiun yang multi moda seperti yang kita ketahui disini ada KA Jarak jauh, KA Bandara, KRL. Kereta adalah transportasi favorit karena sangat jarang kecelakaan. Saat ini daripada naik bus, pesawat, cuaca buruk juga mending naik kereta api,” ungkapnya.
Pengamat Transportasi, Darmaningtyas mengatakan bahwa 10 tahun terakhir selalu menjadi transportasi andalan karena selamat, aman, nyaman, hanya saja persoalan akses harus dipikirkan bersama oleh para pemangku kebijakan.
“Tidak ada alternatif lain kecuali membangun integrasi dengan layanan angkutan umum perkotaan, seperti Transjogja sehingga tidak semua orang yang akan melakukan perjalanan dengan kereta api di Stasiun Yogya maupun Lempuyangan menggunakan kendaraan pribadi,” katanya.
VP Public Relations KAI Anne Purba bakal mengkaji saran tersebut. Dia tak menepis untuk kedatangan beberapa kereta di Stasiun Yogyakarta sudah cukup tinggi jumlahnya.
Dia membeberkan saat ini volume penumpang KRL Commuterline sudah mencapai 30 ribu per hari dan KA Jarak jauh hampir 20 ribu per hari.
“Kita memprediksi untuk jangka panjang, memang akan ada peningkatan terkait wisatawan di Jogja. Nanti kita akan kaji, akan kita sampaikan ke Dirjen Perkeretaapian,” tandasnya. (lan)