bernasnews – Dalam rangka peringatan World Anitmicrobial Awareness Week (Pekan Antimikroba) yang diselenggarakan setiap tahun antara tanggal 18-24 November, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping menggelar kegiatan Promosi Kesehatan, dengan tema “Bijak Menggunakan Antimikroba”.
Kegiatan ini dilaksanakan di Poliklinik dan Bangsal Perawatan RS PKU Muhammadiyah Gamping, yang berlokasi di Jalan Wates Km 5,5, Gamping, Kabupaten Sleman, DIY, pada hari Jumat (22/11/2024). Dengan menyasar pada pasien dan keluarga pasien yang berada di ruang tersebut, baik pasien rawat jalan maupun rawat inap, sejumlah 150 orang.
Ketua Komite Pencegahan Resistensi Antimikroba (KPRA) dr. Adi Sihono dalam sambutannya mengemukakan, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang resistensi antimikroba dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengunakan antimikroba secara bijak. “Juga mencegah dan mengendalikan resistensi antimikroba,” terang dia.
Selanjutnya Apoteker RS PKU Muhammadiyah Gamping Irma Risdiana dalam paparan materi edukasi terkait resistensi antimikroba mengatakan, bahwa kebanyakan orang yang pernah sakit pernah minum obat antibiotika.
Menurut Irma, antibiotik adalah obat untuk mengobatikinfeksi bakteri. Penggunaan yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi, yaitu antibiotik tidak mampu mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Oleh karena itu kita harus bisa menjaga imunitas tubuh agar tidak mudah terkena sakit.
“Pasalnya fenomena kekinian dari sumber makanan hewani pun seperti ayam ternak, ikan dan sebagainya dalam pengelolaannya juga memakai obat antibiotik sehingga kita tanpa sadari juga terdampak,” ungkapnya.
Dikatakan, dalam pemakaian obat antibiotik kita harus “BIJAK”, yakni B Beli antibiotikhanya dengan resep dokter karena antibiotik termasuk golongan obat keras dan jangan gunakan resep lama meskipun gejala penyakitnya dirasakan sama dengan sakit sebelumnya.
I ikuti petunjuk penggunaan antibiotika yang meliputi aturan cara pemberian dosis ata takaran, berapa kali pemberian per hari dan lama waktu antibiotik dihabiskan. J Jangan buang antibiotik sembrangan, kemasan dan label harus dihilangkan sewaktu akan dibuang.
“A Awasi penggunaan antibiotik di rumah, jangan berikan antibiotik kepada orang lain meskipun gejala penyakitnya sama. Habiskan antibiotik meskipun gejala penyakitnya hilang,” terang Irma.
“Dan K Konsultasi ke dokter jika sakit lebih dari tiga hari. Batuk, demam dan pilek tidak perlu antibiotik hanya perlu istirahat dan konsumsi makanan bergizi. Apabila disertai lendir atau darah segera ke dokter,” tandas dia.
Acara berikutnya berupa sesi tanya jawab bagi pasien dan pengunjung yang mengikuti kegiatan sosialisasi dan edukasi di venue. Peserta diberi bingkisan dan bagi penanya maupun yang dapat menjawab dari edukator KPRA mendapat souvenir payung.
Untuk diketahui, resistensi antimikroba (AMR) adalah kondisi di mana mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur dan parasit mampu bertahan pada dosis terapi senyawa antimikroba, sehingga mikroorganisme tersebut masih mampu berkembang dan mengurangi keampuhan obat dalam tindakan pengobatan penyakit.
“AMR dapat terjadi pada manusia, hewan, dan lingkungan. AMR adalah permasalahan kompleks yang membutuhkan kerja sama lintas sektor dengan pendekatan One Health,” imbuh dr. Adi Sihono. (ted)