bernasnews — Gerakan Bebarengan Reresik dan Olah Sampah Organik (Gerbang Sik Asik) telah diluncurkan oleh Dinas Lingkungsn Hidup (DLH) Kabupaten Sleman. Demikian dikemukakan oleh Eni Yulianti, S. E., M. Si selaku Kabid Pengendalian Lingkungan DLH Sleman, saat acara pertemuan bersama Anggota JPSM Sehati Kabupaten Sleman, bertempat di Kopi Sormindi, Sumberejo, Tempel, Sleman, Selasa (29/10/2024).
Progam Gerbang Sik Asik diluncurkan dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan sampah di Kabupaten Sleman. Hadir dalam pertemuan tersebut Kabid Pengendalian Lingkungan DLH Sleman Eni Yulianti, S.E., M.M, Kepala UPTD Pelayanan Sampah DLH Sleman Rita Probowati, S.T., M. M dan Ulu – ulu Kalurahan Sumberejo, Tempel, Sleman. Juga hadir sejumlah anggota dan jajaran pengurus JPSM Sehati Sleman.
Ketua JPSM Sehati kabupaten Sleman Dr. Hijrah Purnama Putra, S.T., M.Eng dalam sambutannya mengatakan, pertemuan JPSM kali ini yang dihadiri oleh DLH semoga menjadi bentuk keseriusan Pemkab Sleman dalam melakukan pengelolaan sampah. Menurut Hijrah, dengan peluncuran progam Gerbang Sik Asik-nya agar dari progam – progam tersebut bisa disingkronkan dengan apa saja yang perlu dilakukan di tempat kita masing – masing.
“Selain itu juga kita ingin mendengarkan perkembangan aktivitas TPST yang sudah berjalan di Kabupaten Sleman baik di Tamanmartani maupun di Sendangsari yang menurut infonya akan ada tambahan satu lokasi lagi,” ujar Hijrah.
Lanjut dia, semoga dengan pemerintahan yang baru saat ini kita berharap pengelolaan sampah akan lebih baik dibawah kementrian yang sekarang ini. Akhir- akhir ini ada diskusi bahwa sudah ada dalam RPJN yang diketok oleh Bapenas, ada aktivitas yang berbeda bukan pengurangan dan penanganan tapi standarnya adalah terolah.
“Sehingga pada tahun 2045 nanti 90persen sampah harus terolah dan yang diolah yang dibawa ke TPA, hal tersebut akan disosialisasikan lebih lanjut. Untuk porsi kita di Bank Sampah/sedekah sampah atau TPS3R sangat besar karena itu yang dihitung tingkat pengelolaan bukan yang diangkut di tempat penimbunan akhir,” imbuh Hijrah.
Sementara itu Kabid Pengendalian Lingkungan dari DLH Sleman menjelaskan, bahwa progam DLH Sleman bertajuk ‘Gerbang Sik Asik’ dengan mengambil 3 padukuhan sebagai proyek percontohannya yaitu padukuhan Kowang Argomulyo Cangkringan, Padukuhan Sangurejo Morokerto Turi dan padukuhan Mandungan Margoluwih Seyegan.
Lanjut Eni mengatakan, yang sudah mempunyai potensi yang akan diajak berpartisipasi dan kemandiriannya yang akan diimplementasikan yang akan dijadikan capaian aksi perubahan yang melalui berbagai proses dan akan selalu dimonitoring seberapa jauh mereka mengolah sampah.
“Metode yang kita angkat ending-nya bahwa persoalan sampah di Kabupaten Sleman bisa kita selesaikan. Hal tersebut kita angkat lantaran beberapa hal seperti masih kurangnya kepedulian masyarakat dalam mengelola sampah, terbatasnya sarana dan prasarana pengelolaan sampah,” terang dia.
“Belum optimalnya pelayanan pengelolaan persampahan karena belum menjangkau kawasan pedesaan secara keseluruhan, tutupnya TPA Piyungan dan belum efektifnya pelaksanaan peraturan dan perundang – undangan di bidang tersebut. Pasalnya aturannya banyak tapi penegakkannya belum maksimal,” tandas Eni.
Untuk diketahui adapun tujuan dari Gerbang Sik Asik adalah untuk meningkatkan pemahaman dan keperdulian masyarakat untuk bersama – sama menjaga kebersihan lingkungan dan rumah masing – masing serta bertanggung jawab pada sampah yang dihasilkan. “Harapannya dengan 3 padukuhan yang dijadikan pilot projeknya bisa direplikasikan di padukuhan yang lain di Kabupaten Sleman,”pungkasnya.
Selanjutnya, di akhir acara Rita Probowati selaku Kepala UPTD Pelayanan Sampah DLH Sleman memaparkan tentang keadaan TPST yang ada di Kabupaten Sleman, mengapa masih menerima hantaran sampah anorganik. “Hal tersebut dikarenakan mesin yang di TPST Sleman belum bisa untuk mengolah sampah organik dan setelah ada TPST kita baru bisa mengelola sebesar 25persen sampah yang ada di Kabupaten Sleman,” ujarnya. (nun)