News  

Ruly Artha, GM Bandara YIA dengan Segudang Inovasi, Dorong YIA Mampu Jadi Bandara HUB

Ruly Artha, GM Bandara YIA. (Foto : Istimewa)

bernasnews – Menghandle Yogyakarta Internasional Airport (YIA) menjadi tantangan tersendiri bagi Ruly Artha yang kini menjabat sebagai General Manager Angkasa pura Airports Bandara Internasional Yogyakarta (YIA).

Pasalnya bandara yang baru beroperasi pada 2019 silam ini masih menyisakan sejumlah PR utamanya terhadap jumlah traffic penumpang di bandara tersebut.

Salah satu upaya yang kini sedang didorong adalah menjadikan Yogyakarta Internasional Airport (YIA) sebagai bandara HUB atau bandara yang digunakan oleh berbagai maskapai penerbangan untuk memusatkan lalu lintas penumpang dan operasi penerbangannya.

Hal ini menjadi salah satu program Ruly Artha untuk meningkatkan traffic penumpang atau pengunjung di bandara yang berlokasi di Kabupaten Kulon Progo itu.

“Yang menarik masalah traffic kalau (menghandle) di bandara Bali traffic-nya sekitar 75 ribu penumpang dalam satu hari. Sedangkan di bandara YIA itu, alhamdulillah saat ini sehari mencapai sekitar 12 ribu penumpang. Jadi kalau kita lihat perbandingannya memang jauh ya antara Bandara Yogyakarta dengan bandara Bali namun yang menjadi menariknya adalah tantangannya,” kata Ruly Artha saat dihubungi.

“Kedepannya kita ingin membuat bandara YIA itu bisa menjadi bandara HUB. Dimana bandara HUB itu adalah bandara yang menjadi penghubung rute dari bandara lainnya. Sehingga HUB dan konektivitas nya bisa ada disana. Seperti bandara Jakarta contohnya, Surabaya, dimana banyak sekali rute-rute domestik atau internasional itu yang menjadikan bandara sebagai destinasi tujuan atau titik transfer,” sambungnya.

Dia melihat YIA memiliki potensi yang besar sebagai bandara HUB. Apalagi, kehadiran YIA ini menjadi satu-satunya bandar udara internasional di wilayah DIY dan seluruh Provinsi Jawa Tengah.

Selain itu, Bandara YIA yang berdiri di tanah seluas 600 hektar itu juga diyakini mampu menampung lebih banyak penumpang mengingat target kapasitasnya mampu menampung 20 juta orang per tahun.

Hal inilah yang mendasari Ruly untuk mendorong YIA sebagai bandara penghubung meski realisasinya belum diketahui kapan akan terwujud.

Ruly mengungkap kondisi saat ini, YIA sudah mampu melandingkan 80 hingga 85 rute penerbangan setiap hariannya. Angka ini merupakan gabungan dari penerbangan domestik dan internasional.

“Satu harinya penerbangan di Bandara YIA sekitar 80 sampai 85 penerbangan atau take off nya. Ini gabungan antara domestik dan internasional. Kalau internasional, kita sudah ada sekitar 6 penerbangan. 3 pesawat yang datang dan 3 pesawat yang berangkat. Sehingga didominasinya tetap masih di rute domestik,” ungkap Ruly.

Terkait penerbangan internasional itu sendiri, Ruly mengatakan baru ada 6 frekuensi dengan rute dua tujuan yakni Singapura dan Kuala Lumpur.

Selain mendorong pembukaan rute penerbangan domestik, dia juga mendorong agar semakin banyaknya perjalanan menuju Luar Negeri yang bisa diakomodir oleh Bandara YIA.

“Untuk negara lain sementara belum, sementara ini masih kita proses bagaimana rute-rute dari penerbangan internasional ini bisa terbang atau mendarat di bandara YIA,” ungkapnya.

Selain didorong menjadi bandara HUB, YIA juga didorong menjadi tempat wisata karena memiliki banyak spot-spot kece yang sangat Instagramable. Mulai dari instalasi seni Lawang Papat, Tamansari, Patung Bedhaya Kinjeng Wesi, dan masih banyak lagi.

“Berikutnya kami juga berharap bisa mendukung seluruh destinasi wisata yang ada di Indonesia itu secara mendunia dan juga mendukung wisata yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta lewat media promosi bandara, sehingga pengunjung yang datang tau bahwa ada berbagai destinasi menarik di DIY,” imbuhnya.

Capaian selama Memegang Bandara YIA

Meski baru bertugas kurang dari waktu satu tahun di bandara YIA, sejumlah perubahan sudah mulai terlihat selama Ruly menjabat. Salah satunya adalah adanya perubahan atau design ulang alur yang menjadi jalur masuknya calon penumpang di bandara tersebut.

Jika sebelumnya terasa formal dimana para calon penumpang hanya melewati pemeriksaan tanpa ada hiburan lainnya, kini jalurnya itu dibikin fleksibel dan lebih santai pasalnya ada berbagai tenant UMKM yang bisa dilihat selama berada di bandara tersebut.

Hal ini bertujuan untuk memberikan hiburan kepada calon penumpang juga kepada keluarga yang ikut mengantar untuk bisa merasakan suasana di bandara tersebut.

“Dengan konsep untuk menurunkan tingkat stresnya penumpang setelah melakukan pemeriksaan, kita melakukan sebuah transformasi terhadap tenant kita di mana yang sebelumnya itu setelah check-in counter sudah tidak ada tenant, saat ini setelah check in counter sudah tumbuh tenant-tenant yang sebelumnya masih kosong saat ini sudah banyak sekali yang ikut berusaha di bandara kita,” cerita dia.

“Yang berikutnya adalah kita sering berkolaborasi dengan seluruh event yang ada di DIY untuk bisa kita buatkan sebuah media promosinya mereka untuk bisa dipromosikan atau ter informasikan kepada pengunjung melalui bandara. Karena saya yakin sejujurnya banyaknya atraksi atau event di Jogja DIY pasti akan menaikkan traffic jumlah penumpangnya di Bandara Yogyakarta,” tambahnya.

Sementara itu, Ruly Artha membeberkan beberapa penghargaan yang diterima oleh Bandara YIA usai beroperasional dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

“Penghargaan yang diterima Bandara Internasional Yogyakarta antara lain Best Airport of 5 to 15 million passengers in Asia Pasific, Airport with the most dedicated staff in Asia Pasific, Easiest Airport Journey in Asia Pasific, Most Enjoyable Airport in Asia Pasific dan Cleanest Airport in Asia Pasific,” tandasnya. (lan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *