bernasnews – Sebanyak 65 anak pejuang kanker dari tiga kota yakni Solo, Jakarta, dan Yogyakarta sukses berpartisipasi dalam giat membatik bersama Maestro Batik Indonesia S Iwan Setiawan di acara bertajuk Mahakarya Batik Humanity in Harmony.
Mereka menghasilkan 20 tema karya batik yang diukir di atas kain sepanjang 50 meter dan sempat dipajang di Plaza Monumen Serangan Umum 1 Maret, Kota Yogyakarta, Rabu (2/10/2024), di peringatan Hari Batik Nasional.
Inisiator acara Idha Jacinta menjelaskan acara ini telah dimulai sejak 3 bulan yang lalu. Dimana mereka mengawali rangkaian kegiatan membatik itu di Pura Mangkunegaran Surakarta pada (24/7), dilanjutkan pada (21/8) membatik di Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta dan yang terakhir di membatik bersama anak penjuang kanker di Pendopo Agung Ambarukmo, Yogyakarta pada (17/9) lalu.
“Tentu kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memberi dukungan moral dan semangat kepada anak-anak pejuang kanker, mengapresiasi karya seni kolaborasi maestro pembatik dan anak-anak pejuang kanker, menggalang dana untuk mendukung perawatan dan pengobatan anak-anak pejuang kanker, meningkatkan kesadaran masyarakat akan perjuangan anak-anak pejuang kanker dan pentingnya mendukung mereka. Serta mempererat solidaritas masyarakat melalui kegiatan seni dan kemanusiaan,” kata Idha Jacinta.
Seluruh karya itu akan dijual dan hasilnya akan didonasikan ke Yayasan Kanker Anak Indonesia (YKAI) untuk membangun rumah singgah bagi anak-anak pejuang kanker.
Masing-masing karya dibanderol dengan harga Rp 15 juta sehingga diperkirakan akan terkumpul Rp 300 juta untuk didonasikan kepada YKAI.
“Hasil (penjualan dari) karya ini akan didonasikan. 16 karya sudah dibeli para donatur yang seluruhnya itu disalurkan ke Yayasan Kanker anak Indonesia untuk membuat rumah singgah untuk anak kanker di Indonesia. Ada tiga karya juga yang dibeli oleh Pak Jokowi,” jelasnya.
Ketua Yayasan Kanker Anak Indonesia, Sallyana Sorongan menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang sudah terlibat secara langsung. Nantinya donasi yang terkumpul dari penjualan karya batik ini akan diberikan untuk membangun rumah singgah bagi anak-anak kanker di Indonesia.
“Mudah-mudahan kegiatan ini tidak berakhir di sini saja, tetapi berlanjut karena kami masih memerlukan biaya untuk mempunyai rumah variatif bagi anak-anak dengan kanker yang sudah dinyatakan oleh dokter tidak bisa disembuhkan, tetapi di akhir hidupnya mereka bisa memiliki kenangan hidup yang layak,” tandasnya. (lan)