bernasnews – Yayasan Taman Cipta Karya Nusantara (TCKN) belum lama ini meresmikan gedung baru nya di Kawasan Sariharjo, Ngaglik, Sleman. Menariknya gedung tersebut diberi nama Hanoman sebagai bentuk komitmen TCKN dalam mendukung pendidikan dan kebudayaan Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Yayasan TCKN, Crista Trirahayu, dimana gedung ini menjadi simbol penting dalam perjalanan yayasan yang didedikasikan untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat terutama di bidang pendidikan.
Kata Crista, gedung ini akan menjadi pusat berbagai kegiatan pendidikan dan sosial, seperti mendukung program unggulan yayasan seperti The Lilliput World, sekolah anak usia dini yang menggunakan kombinasi metode Montessori, Taman Siswa (Ki Hajar Dewantara) dan Living Values Education dengan akulturasi budaya Jawa.
“Kami sangat senang dapat meluncurkan gedung baru, yang akan menjadi simbol komitmen kami mendukung pendidikan dan kegiatan sosial yayasan,” ujar Ketua Yayasan TCKN, Crista kepada awak media di Gedung Hanoman tersebut.
Mengisi peresmian ini, mereka juga menggelar acara sarasehan Njagong Budaya bertema Hanoman and the Ramayana: Insight and Lessons for Indonesia yang diikuti oleh berbagai pelaku budaya dan sastra dari berbagai daerah.
Gedung Hanoman terinspirasi dari tokoh legendaris dalam Ramayana yang melambangkan kekuatan, kebijaksanaan, kesetiaan, keberanian dan pengabdian.
Hanoman juga mencerminkan filosofi pendidikan yang sejalan dengan visi dan misi TCKN.
“Makanya kegiatan Njagong Budaya ini bertemakan tentang Hanoman. Apalagi pemilik Yayasan juga sangat mengidolakan sosok Hanoman. Terbukti saat ke Jogja, pasti menyempatkan diri menonton sendratari Ramayana di Prambanan,” kata dia.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat komitmen TCKN dalam mendukung pendidikan dan kegiatan sosial yayasan, serta menciptakan dampak positif bagi masyarakat.
“Semangat dari Hanoman inilah yang akan ditiru didalam pelayanan yang dimilik Yayasan,” imbuhnya.
Dosen Sanata Dharma, Gregorius Budi Subanar mengatakan cerita Hanoman dengan Ramayana sudah ada sejak abad kesembilan, tetapi cerita ini masih eksis sampai saat ini.
Ada beberapa poin penting yang terkandung dalam kisah Hanoman yakni melambangkan identitas diri, inspiratif, aspiratif hingga futuristik.
“Ada keteladan dari Hanoman yang bisa dicontoh dan diterapkan saat ini,” ungkapnya.
Sementara Sejarawan Peter Carey mengatakan, Hanoman bisa menjadi insiprasi karena sangat dekat dengan rakyat. Ia juga merupakan tokoh yang setia dan memiliki tanggung jawab dan dedikasi yang tinggi.
Menurutnya ada yang bisa menyetarakan Hanoman seperti layaknya Superman atau Batman di era modern ini. Peter tidak menampik hal itu, tetapi dia menekankan Sang Raja Kera memiliki keunggulan tersendiri sehingga Masyarakat Indonesia bangga dengan cerita kepahlawananya.
“Harus menekankan akar budaya milik bangsa sendiri. Apalagi Indonesia merupakan wadah yang komplit dan menjadi bangsa yang majemuk,” tandasnya. (lan)