News  

Ribuan Jamaah Sholat Iduladha 1445 H Padati Alkid Jogja, Begini Kata Khotib

Dr. Mohammad Hamdi selaku khotib saat membacakan khotbahnya dihadapan jamaan sholat Iduladha 1445 H, yang digelar PHBI Kemantren Kraton, di Alun-alun Kidul, Kraton Yogyakarta. (Tedy Kartyadi/ bernasnews)

bernasnews — Ribuan jamaah sholat Iduladha 1445 H tumpah ruah memadati lapangan kagungan nDalem Alun-alun Kidul (Alkid), Kraton Yogyakarta, Senin pagi (17/6/2024). Adapun penyelenggara kegiatan ibadah itu adalah Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kemantren Kraton, Yogyakarta. Bertindak sebagai imam sholat Iduladha 1445 tersebu, adalah Drs. Zaitul Zukri dan selaku khotib atau pembawa khotbah adalah Dr. Mohammad Hamdi.

Dalam khotbahnya, Moh Hamdi mengemukakan, bahwa tanpa kelimpahan nikmat berupa kesempatan, kesehatan dan umur panjang tentu jamaah tidak dapat menghadiri ibadah sholat di tempat ini. Menurutnya, dengan kelimpahan nikmat tersebut marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.

“Hari raya Iduladha yang juga disebut Idul Kurban yang berarti Hari Raya Berkurban merupakan salah satu dari dua hari raya yang penting bagi umat Islam. Perintah berkurban disebutkan langsung dalam Al Quran, yang termaktub dalam surat Al Kautsar,” kata Moh Hamdi.

Suasana jamaah sholat Iduladha 1445 H di lapangan Alun-alun Kidul, Kraton Yogyakarta. (Tedy Kartyadi/ bernasnews)

Dikatakan, perintah berkurban memiliki makna relegius dan sosial yang sangat dalam. Ibadah ini bukan sekadar ritual untuk memperingati peristiwa historis berkaitan dengan nabi Ibrahim dan putranya, nabi Ismail. “Ajaran ini lebih dalam daripada hal tersebut, secara religi ibadah ini untuk memperkokoh iman, memantapkan integritas spiritual, memantapkan moralitas dan meningkatkan semangat kemajuan serta kedisliplinan,” ungkap Moh. Hamdi.

“Ajaran ini juga untuk menumbuhkan kepekaan sosial, semangat untuk berbagi, cint dan solider sesama serta penerimaan dengan orang lain, berani berkurban kepentingan sendiri untuk kemaslhatan bersama dan kepentingan umat yang lebih besar. Untuk mewujudkan negara, menjadi negeri yang berkumpul di dalamnya kebaikan alam, kebaikan perilaku penduduknya dengan penuh ampunan dari Allah SWT,” ucapnya.

Lebih lanjut Moh. Hamdi selaku khotib juga menyampaikan tentang negeri yang maju yang bersih dari segala macam ‘sampah’, negeri yang nyaman adalah negeri yang bebas dari lalat dan nyamuk. “Kita tidak membayangkan terjadinya persoalan sampah. Untuk itulah spirit dan semangat berkurban menjadi penting. Masyarakat, pemerintah, pergurun tinggi, ormas-ormas Islam dan lembaga lainnya untuk bergandeng tangan bersama-sama menyelesaikan persoalan sampah,”tandasnya. (ted)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *