News  

Pemda DIY Ajak Kolaborasi Banyak Pihak untuk Wujudkan Jogja Sebagai Pusat Fesyen Dunia

Workshop Focus Group Discussion dengan tema Kolaborasi Aksi Memperkokoh Sinergi Bergerak bersama mewujudkan Jogja Kota Fashion Dunia. (Foto : Istimewa)

bernasnews – Banyak industri yang berkembang di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) salah satunya industri fashion. Melihat potensi yang dimiliki di sektor itu, Pemda DIY ingin bertransformasi untuk menjadikan Jogja sebagai pusat fashion dunia.

Jogja sebagai ibu kota fashion dunia itu menjadi sebuah cita-cita yang muncul seiring dengan berkembangnya para perancang mode, trend fashion dan industri fasyen berkelas dunia di DIY. Bahkan potensi industri fesyen itu diyakini dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah. 

Guna mewujudkan hal tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY terus melakukan berbagai upaya. Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti, tak menepis butuh kerjasama sekaligus kolaborasi untuk mencapai cita-cita tersebut.

“Perlu kolaborasi, siapa berbuat apa. Sekecil apapun perannya dapat mewujudkan Jogja sebagai salah satu pusat fesyen dunia,” ujar Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti, Jumat (8/3/2024).

Lewat Workshop Focus Group Discussion dengan tajuk Kolaborasi Aksi Memperkokoh Sinergi Bergerak bersama mewujudkan Jogja Kota Fashion Dunia’ itu, pihaknya ingin menguatkan peran Jogja Fashion Dunia. Untuk tahap pertama, ada 25 pelaku usaha fashion (fashionpreneur) yang terlibat, kemudian menjadi sasaran program inkubasi tahap pertama.

Syam juga mengatakan diperlukan perumusan berupa strategi dan penajaman kegiatan agar memberikan kontribusi maksimal pada ekonomi dan pariwisata DIY. 

“Tentu merumuskan strategi bersama, menajamkan kegiatan agar memberikan kontribusi maksimal pada ekonomi dan pariwisata Jogja,” ucap dia.

Hal senada juga diungkap oleh Perwakilan Kadin DIY sekaligus Penasehat Tim Perumus Jogja Fashion Dunia, Robby Kusumaharta. Ia menegaskan bahwa cita-cita ini bukanlah mimpi karena Jogja memiliki kekuatan dan potensi besar dibidang fashion.

Robby pun berharap Jogja Fashion Dunia harus mampu menjadi sebuah gerakan bersama dari seluruh penggiat fashion dan stakeholder terkait.

“Sehingga dapat tercipta kolaborasi pentahelix dalam mewujudkan cita-cita ini,” kata Robby.

Sementara perwakilan Asosiasi Pengusaha Tekstil DIY, Timotius Apriyanto menyoroti gambaran besar tentang masa depan dunia usaha, dimana kolobarasi dan kerjasama sangat mutlak diperlukan di era saat ini.

“Itu sangat tidak mungkin jika dilakukan sendirian, jadi perlu adanya kolaborasi dan kerjasama,” pungkasnya. (lan)