bernasnews — UMKM harus didorong untuk naik kelas. Oleh karena itu diperlukan sinergi dan kolobaorasi antara Pemerintah, Dunia Usaha, Perguruan Tinggi, Perbankan dan Media Massa. Demikian salah satu catatan dalam kuliah umum (general lecture) yang diselenggarakan oleh Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), di kampus stempat, Jumat (23/2/2024).
Kuliah umum dengan topik ‘UKMM Naik Kelas’ diselenggarakan oleh FBE UAJY menghadirkan Prof. Rofikoh Rokhim, Ph.D, Guru Besar FEB UI dan Wakil Komisaris Utama Bank BRI. Selaku moderator dalam forum akademik tersebut adalah Ninna Talita Santoso, Wirausaha Muda dan Mahasiswa FBE UAJY.
Dekan FBE UAJY W. Mahestu Noviandara Krisjanti, Ph.D dalam sambutannya mengemukakan, bahwa kuliah umum diselenggarakan secara rutin di FBE UAJY. Kuliah umum tersebut dislenggarakan oleh Prodi Sarjana Akuntansi, Ekonomi Pembangunan dan Manajemen. Di samping itu, kuliah umum juga diselenggarakan oleh Prodis Magister Akuntansi dan Magister Manajemen.
“Kehadiran Prof. Rofikoh di kampus FBE UAJY merupakan kehormatan bagi kami seluruh dosen dan mahasiswa,” ungkap Mahestu. Menurutnya, pengalaman Prof. Rofikoh sebagai akademisi sekaligus praktisi akan memperkaya pengetahuan dan wawasan para dosen dan mahasiswa, khususnya terkait dengan topik ‘UMKM Naik Kelas’.
Sementara dalam paparannya, Prof. Rofiqoh menjelaskan, bahwa UMKM kita masih mempunyai sejumlah kendala dalam kontribusinya terhadap ekspor, Global Value Chain (GVC) dan go digital. Menurut Prof. Rofiqoh, catatan terkait hal tersebut adalah: (1) Keterlibatan UMKM dalam GVC di Asia Tenggara hanya sebesar 6,5persen dari total UMKM di Indonesia. (2) Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) cenderung stagnan sejak tahun 1990 yaitu 15persen.
Sedangkan kendala dalam go digital adalah: (1) kendala teknis yaitu penggunaan aplikasi, foto dan pemasaran secara online. (2) Kendala infrastruktur, khususnya jaringan infrastruktur. (3) Transaksi sebagian besar UMKM masih tunai. (4) Biaya logistik yang tinggi sehingga harga jual UMKM tidak bersaing.
“Berdasarkan kondisi kendala yang dihadapi oleh UMKM tersebut diperlukan kebijakan, program dan aksi untuk membantu mereka dalam mengatasi kendala tersebut,” kata Prof. Rofikoh, dalam keterangan yang dikirim.
Lebih lanjut dia menjelaskan, bahwa Bank BRI membantu UMKM mulai dari pelatihan, pendampingan dan akses pembiayaan. Dengan program yang dilakukan oleh Bank BRI dan juga pemangku kepentingan lainnya maka UMKM diharapkan dapat naik kelas. “Dalam program UMKM Naik Kelas dapat difokuskan pada mendorong spirit entrepreneurship dan akses informasi,” imbuhnya.
Menurut Prof. Rofiqoh, spirit entrepreneurship adalah menciptakan produk yang inkivatif dan sarat kreativitas (Rumah Kreatif BUMN). (2) Akses informasi yang berupa akses terhadap pasar (pasar.id, Padi UMK dan Brilianpreneur), akses permodalan (KUR, KUR Super Mikro dan sebagainya) dan akses perlindungan diri (asuransi mikro kesehatan, kecelakaan dan meninggal dunia/AMKM BRILife).
Kuliah Umum ‘UMKM Naik Kelas’ dihadiri oleh 150 dosen dan mahasiswa FBE UAJY. “Mahasiswa yang hadir sebagian besar yang sedang mengambil mata kuliah Kewirausahaan,”jelas Y. Sri Susilo salah satu dosen Kewirausahaan FBE UAJY.
Menurut Susilo yang juga selaku Plt. Humas FBE UAJY mengungkapkan, bahwa Perguruan Tinggi berkolabirasi dengan pemangku kepentingan (termasuk UAJY) dapat mengambil peran yang nyata dalam mendorong UMKM Naik Kelas. “Melalui Program MBKM (Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka), Dosen dan Mahasiswa dapat melaksanakan pelatihan dan pendampingan UMKM,” pungkasnya. (*/ ted)